Keysa berjalan tertunduk di lorong sekolah, suasana yang masih sepi membuatnya berharap bisa bertemu dengan orang yang meletakkan susu cokelat di loker mejanya itu. Dia menunggu dengan sia-sia sepulang sekolah kemarin, tidak ada siapapun yang datang ke kelasnya.
Srekkk, langkah Keysa terhenti . Dia melihat Ananta tepat berdiri didepannya dengan jaket hitam dan earphone abu abu, cowok tinggi itu diam menatap Keysa dengan tatapan dinginnya. "Cukup lewati saja, anggap dia tidak ada." batin Keysa dalam hatinya dan mulai mencoba melanjutkan langkahnya ke arah kelas.
Tek, gagal.
Langkah Keysa berhenti tepat di samping Ananta, karena tiba-tiba saja dia menyodorkan sebuah susu kotak rasa cokelat di depan Keysa. Mata Keysa membulat seketika melihat kotak susu itu, lalu dia melihat ke arah Ananta yang menatapnya dingin seperti biasa.
Melihat Keysa yang masih terpaku dengan wajah terkejutnya, Ananta menarik salah satu tangan Keysa dan meletakkam susu itu ditangannya. Mata mereka bertemu kembali, di sini Keysa melihat tatapan Ananta yang begitu dalam persis di depannya. Dengan wajah datar dan tanpa sepatah kata apapun, Ananta kemudian langsung pergi begitu saja. Keysa yang masih bingung, menatap punggung itu lagi yang perlahan menjauh darinya. Mereka berdua sama-sama tak mengatakan sepatahpun kata, otak Keysa seolah beku dengan sikap dingin yang mengejutkannya itu.
Sudah 10 menit lebih Keysa menatap 3 kotak susu cokelat di atas mejanya, 2 dari kotak susu itu yang kemarin masih dia biarkan di lokernya. Dan satu lagi, pemberian Ananta beberapa menit lalu.
"Keyy? Ada lagi?" Shinta datang bersama Ulfa, dia berbisik agar tidak menjadi berita baru jika teman sekelasnya mendengar. Keysa mengangguk.
"Gue masih penasaran, siapa orangnya."
"Wah, Keysa punya pengagum rahasia nih," goda Ulfa tapi sama sekali tak membuyarkan tatapan Keysa kepada kotak-kotak susu itu.
"Apa mungkin orangnya di kelas kita?" bisik Shinta menebak.
"Bisa jadi!" seru Ulfa ikut menanggapi.
"Bukan," sahut Keysa membuat dua sahabatnya ini langsung menatap secara bersamaan.
"Tapi Ananta."
...
Keysa duduk sendirian di tribun barat lapangan basket, dia menemani Roy yang ingin mengembalikan beberapa kunci gudang olahraga ke anak tim basket yang nantinya akan menggantikan posisi Roy. Seperti yang pernah Roy sampaikan, dia berhenti dari tim basket di semester dua ini. Sambil menunggu Roy, Keysa membolak balik sebuah kertas jadwal yang baru saja dibagikan di kelasnya, semester dua kali ini akan penuh dengan ujian. Jadi Keysa rasa dia harus mulai fokus dengan pelajarannya, dia akan melewati akhir semester ini dengan selancar mungkin. Setelah itu, apapun cerita yang ada di sini biarkan semuanya berakhir.
"Baca apa an?" tiba-tiba Roy datang dan duduk di sampingnya.
"Jadwal ujian," sahut Keysa yang hanya di ohkan saja oleh Roy, tapi tiba-tiba mata Roy menangkap 3 buah susu kotak di samping tas Keysa.
"Lo udah tau siapa yang ngasih minuman itu ke lo?" pertanyaan Roy membuat Keysa langsung mengangkat tundukannya.
"Hm," Keysa mengangguk sambil menatap Roy, ekspresi Roy terlihat berbeda, dia tersenyum sambil mengangguk tanpa mengatakan siapa orangnya.
"Ya udah kita balik, udah mendung bentar lagi ujan," ajak Roy mengakhiri percakapan itu.
Hari ini Roy bawa mobil ke sekolah karena dia memang ingin pulang dengan Keysa dan mengajaknya ke satu tempat tanpa memberitahukan Keysa, awalnya suasana di dalam mobil biasa saja sampai akhirnya Roy, mengungkit lagi pembicaraan tadi.
"Kenapa gak di minum?"
Keysa menoleh Roy dan melihat Roy menatap susu kotak itu, "Takut beracun," sahut Keysa membuat Roy tertawa.
"Lo gak nanya ini dari siapa?"
"Yang pasti bukan dari gue."
"Lo tau siapa orangnya?"
"Keknya sekarang gue udah gak perlu lagi beliin lo susu deh, aman dompet gua haha."
"Royyy."
"Keyyy"
"Gue cuma mau minum susu dari lo," sahut Keysa membuat Roy meredakan tawanya.
"Kenapa manyun gitu si nyet, harusnya lo seneng kan setelah tau siapa yang ngasih itu ke lo?" tanya Roy dengan sumringah, yaaa sejago ini Roy beracting di depan Keysa.
"Kok lo bisa tau ini dari Ananta?"
Kemarin sepulang sekolah, Roy melihat Ananta datang ke kantin dan membeli sekotak susu cokelat. Saat itu juga, Roy menghampiri Ananta tanpa ragu.
"Jadi bener itu dari lo?"
Ananta menoleh dengan sedikit keterkejutannya, tatapannya menjadi dingin dan tajam.
"Kenapa harus sembunyi-sembunyi?" tanya Roy lagi.
"Bukan urusan lo."
Roy tertawa mendengar ucapan Ananta, "Beracun gak?"
"Dia masih idup nggak?" sahut Ananta yang untuk pertama kalinya terdengar melucu.
Roy menepuk pundak Ananta, "Kalo lo mau jaga dia, jaga dia dengan nyata. Jangan jadi pengecut seperti gue."
Ucap Roy yang kemudian langsung pergi, di situlah Ananta mulai menyadari apa yang sebenarnya ia lakukan.
Ananta menatap susu kotak ditangannya itu, bahkan dia tidak memahami dirinya sendiri kenapa dia melakukan ini. Entah mengapa, melihat susu kotak berderet di kulkas kantin membuat dia teringat dengan Keysa, rasanya ingin sekali membelikan semua itu untuk Keysa.
Semenjak kejadian di toilet waktu itu, Ananta merasa tidak ingin hal semacam itu terjadi lagi. Ananta jadi sering merasa ingin tau keadaan Keysa, dia merasa ingin memberikan apa yang Keysa suka, bahkan kadang Ananta merasa semakin jarang dia bertemu Keysa, rasanya semakin ingin mencarinya.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTA
Подростковая литератураMungkin akan terbaca membosankan karena aku selalu mengatakan aku mencintainya, tapi memang tak pernah ada rencana di bab manapun untuk mengakhiri perasaan itu. Bab yang isinya penuh dengan dia, tentang bagaimana aku yang selalu menatap punggungnya...