Cerita Cupcakeku

1.3K 75 5
                                    

Keysa mempercepat langkahnya, dia melewati area parkir sekolah dan melihat motor putih dengan helm hitam yang khas  sudah bertengger di sana. Keysa tau betul itu motor Ananta, beberapa minggu ini cowok beku itu terlihat membawa sepeda motor ke sekolah. Keysa menuju arah kelasnya, susana masih sepi karena jam masih menunjuk pukul 6 kurang 15 an.

"Ananta?" langkah Keysa terhenti tepat di lorong ke arah kelasnya, karena dia melihat Ananta dengan jaket hitam dan earphone hitamnya itu berdiri di depan kelasnya dengan bersandar di tembok. 

Ananta yang melihat kedatangan Keysapun mendekat, dia berjalan ke arah Keysa sambil melepas salah satu eraphone nya. Setelah berdiri tepat di depan Keysa, Ananta mengeluarkan susu cokelat dari dalam saku jaketnya.

Keysa diam menatap minuman di tangan Ananta itu, lalu dia mendongak menatap lurus ke arah mata dingin yang ada di depannya, "Aku gak pernah minta?" ucap Keysa seolah menolak apa yang Anant berikan, dan seperti kemarin Ananta memegang tangan Keysa dan meletakkan susu itu di tangan Keysa. Tapi bedanya kali ini, Keysa langsung memasukkan minuman itu kembali ke dalam saku jaket Ananta, sebelum cowok dingin ini beralih.

"Ambil," ucap Anant dengan suara parau yang hampir tak terdengar, tapi di sini Keysa mulai membalikkan badannya untuk pergi. Tapi Ananta menahan lengan mungil itu dan membuat Keysa kembali menghadap ke arahnya.

Tatapan mereka bertemu, sebelumnya Keysa tak pernah melihat mata cokelat pekat itu segini dekatnya. 

"Untuk apa? Jangan bersikap baik Anant, itu mempersulitku." ucap Keysa dengan nada sungguh yang membuat Ananta melepas genggaman di lengannya, Keysa kemudian pergi menuju kelasnya tanpa berkata apapun, Ananta hanya bisa  melihat punggung mungil itu menjauh darinya.

Sesaat, Ananta merasakan bagaimana rasanya tertolak.

...

Keysa membuka kotak bekal berwarna matcha di depan dua sahabatnya yang sekarang menunggu dengan girang, jam istirahat kali ini Keysa membawa 4 buah cupcake di kotak makannya. Semalam dia membuat untuk mamanya, tapi dia kepikiran dengan Shinta dan Ulfa jadi dia memutuskan untuk membawanya ke sekolah.

"Gue sengaja titip di kulkasnya mbok yem biar cokelatnya gak meleleh, nih kalian ambil satu-satu," ucap Keysa yang langsung ditanggapi senang oleh Shinta dan Ulfa.

"Sisanya mau lo kasih Anant?" Ulfa menceletuk, ekspresi senang Keysa langsung berubah. Dia teringat kejadian cupcake beberapa bulan yang lalu, yang ujung-ujungnya di makan sama Naura.

"Enggak, mau gue kasih Roy sama Boni."

"Serius buat gue nih, Nyet." tiba-tiba Roy muncul, Keysa tersenyum senang melihat kedatangan Roy yang tepat, Keysapun mengangkat kotak bekalnya ke hadapan Roy.

Dengan senang Roy mengambil redvelvet cupcake dengan toping cokelat dan sprinkle pink bentuk bintang itu, Roy duduk di samping Keysa sambil melahab kue itu. Melihat tiga sahabatnya begitu menikmati kue bikinannya sendiri, membuat Keysa sangat bahagia. Rasanya sudah cukup lama dia tidak merasakan hal sebahagia ini.

"Lo gak ikut makan juga?" tanya Roy yang masih menghabiskan cupcake miliknya, Keysa menggeleng.

"Satu mau gue kasih ke Boni, waktu gue kekunci di toilet dia juga yang bantuin gue."

"Jangan terlalu baik, itu akan mempersulit perasaan dia," ucap Roy yang seketika membuat Keysa diam, dia teringat kejadian tadi pagi di depan riuang kelasnya bersama Ananta.

Rasanya seperti bercermin, beberapa jam yang lalu Keysa mengatakan hal itu. Ada sedikit rasa kasihan untuk Boni, Keysa merasa dirinya dan Boni itu mirip. Sama-sama mencintai tanpa dicintai, Keysa juga tau kebaikannya mungkin juga akan jadi luka untuk Boni, tapi menjauhi Boni bukanlah pilihan tepat karena Keysa juga paham sakitnya ditolak dan ditinggal begitu saja.

Keysa hanya ingin meninggalkan kenangan yang manis untuk Boni, dengan memperjelas bahwa hubungan di antara mereka lebih tepat sebatas teman. Sama halnya dengan Roy, Keysa berharap Boni bisa juga memahaminya.

"Bentar lagi bel, gue ke kelas duluan ya. Thanks onyet, ntar pulang bareng gue ya?" Roy kembali berdiri dan ditanggapi anggukan serta senyuman kecil dari Keysa.

"Key, Lo mau ikut nggak ke Pak Rohit. Tadi pagi gue jatuhin kunci motor di selokan, karena gue tadi telat gue buru-buru, trus diambilin sama Pak Rohit. Sekarang gue mau ambil, Lo ikut?"

"Nggak deh Ul, gue mau ke kelas Boni dulu. Ntar kalian langsung ke kelas aja selesai dari pak Rohit."

"Okayyy," Shinta dan Ulfapun pergi duluan, Keysa merapikan kotak makannya dan sengaja lewat kelas IPA walau sebenarnya akan semakin jauh jarak ke kelasnya.

Tapi saat Keysa melewati koridor yang menghubungkan kelas IPA dan gudang olahraga, Keysa melihat Ananta. Si Beku itu sedang duduk sendiri di rooftop samping ruang olahraga, masih dengan earphone Hitam di kedua telinganya, Ananta menyendiri seperti biasanya.

Langkah Keysa terhenti, Ananta selalu berhasil membuat langkahnya terhenti, tapi selalu gagal membuat perasaan Keysa berhenti.

Keysa melihat ada kotak susu cokelat di samping Anant, sepertinya dia meminum susu itu sendiri. Keysa tiba-tiba merasa bersalah menolak pemberian Ananta tadi, walau Keysa kesal dengan sikap yang gak tau artinya apa itu, tapi tetap saja sikap Ananta membuatnya berdebar lagi.

Keysa yang posisinya sekarang berada di belakang Ananta, hanya menatap punggung itu. Punggung yang sudah hampir 3 tahun ini hanya mampu ia tatap dengan tumpukan harapan yang usang, setelah ini entah apa akan ada masa lagi untuk menatapnya lebih lama.

Keysa menunduk sebentar, dia melihat Boni tiba-tiba keluar dari kelasnya. Keysapun teringat niatan awalnya dia ke sini, langkah Keysa kembali ke arah Boni. Cowok itu terlihat menunduk membaca buku di tangannya, Keysa berusaha untuk segera menghampirinya. Tapi tiba-tiba suara berat membatalkan langkahnya.

"Key?"

Keysa menoleh dengan terkejut, cowok beku itu sudah ada di depannya. Berdiri menghalangi pandangan Keysa terhadap Boni.

Ananta melihat ke arah kotak makan yang dipegang Keysa, tapi Keysa tak mengatakan apapun dan mencoba menghindari Ananta. Karena tanpa Anant tau, ada peperangan hebat di dalam hati Keysa. Detakan perasaannya tak bisa dikontrol setiap dekat dengan Ananta, rasa senangnya bisa meledak kapanpun dan Keysa menghindari itu.

Di saat Keysa ingin bergeser untuk menghindari Ananta, cowok tinggi ini malah mengambil kotak makan itu dari tangan Keysa. Tentu ini mengejutkan Keysa, Ananta membuka kotak itu dan melihat sebuah cupcake di dalamnya.

Ananta melirik ke arah Keysa dengan tatapan dinginnya, "yakin buat Boni?" Ucapnya.

"Emang kenapa, mau?"

Ananta diam, tatapannya kembali ke cupcake itu.

"Oh iya lupa, kan kamu gak suka. Ntar malah kamu kasih ke..."

Belum selesai Keysa bicara, Ananta malah menggigit cupcake itu dan memakannya hampir setengahnya. Keysa diam melongo, tatapan Ananta kembali ke arah Keysa. Dia mengunyah dengan ujung bibirnya yang sedikit tertarik membentuk senyuman kecil yang langka, Keysa makin mematung.

Tanpa mengatakan apapun, Ananta malah berbalik membawa cupcake dan kotak makan Keysa begitu saja. Keysa yang masih setengah terbiuspun sadar.

"Anantaaa"

Anant menghiraukan panggilan Keysa dan masuk ke kelasnya, di sini Boni melihat mereka berdua dan hanya tersenyum singkat ke arah Keysa.

...

Jangan lupa bintangnya yaaaa

ANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang