"Tak kusangka mencintainya selelah ini."...
Keysa berangkat lebih pagi hari ini, bukan untuk menunggu Ananta di parkiran seperti dulu lagi. Tapi, Keysa kembali ke tempat dia kemarin jatuh. Hari ini dia benar-benar akan mencarinya, bahkan kalau perlu dia akan keruangan cctv sekolah."Keysa!" Tiba-tiba terdengar suara Naura, perempuan itu mendekatinya.
"Boleh gue bicara sebentar?"
Ekspresi Keysa berubah, dia tidak ingin sebenci ini pada Naura tapi bagaimanapun Naura sudah membuatnya begitu muak.
"Gue mau lanjutin obrolan kita kemaren soal Anant."
"Apa yang perlu dilanjutin sih Ra?"
"Gue tau Lo masih mencintai Ananta, dan bakal gue pastiin kalau gue gak bisa dapetin Anant, Lo juga gak akan bisa."
Keysa cukup terkejut mendengar penuturan Naura,sepertinya selama ini Keysa telah salah menilai Naura.
"Lo bisa mencintai siapapun yang Lo mau Ra, tapi Lo gak bisa paksa orang lain untuk nuruti apa yang Lo mau."
"Lo mau bersaing sama gue?”
"Lo pikir ini permainan? Kalo Lo mencintai Ananta seperti ini, cara Lo salah Ra."
"Gue... Gak akan biarin lo ambil Ananta dari gue. Ini ancaman terbuka buat Lo."
Naura pergi, entah kenapa Naura yang Keysa pikir seorang perempuan yang cerdas malah menunjukkan betapa rendahnya dirinya hari ini.
Keysa mengehela napasnya, dia tak amu memikirkan soal Naura. Otaknya sekarang harus fokus mencari buku novelnya dan bertemu Roy lagi untuk menyelesaikan perang dingin ini.
Keysa menghubungi Shinta kalau dirinya akan ke ruangan security, setelah mencari ke tempat novelnya hilang kemarin. Buku itu tetap tidak ketemu, jadi Keysa putuskan untuk melihat cctv sekolah.
Langkah Keysa terburu-buru, dia mengejar waktu sebelum bel masuk berbunyi. Dengan menerobos beberapa orang yang mulai berdatangan, Keysa sedikit berlari kecil dengan plester bening di lututnya itu.
Saat menuruni tangga kecil menuju ruangan security di samping parkiran motor, Keysa melihat Ananta. Dengan membiaskan semua degupan hatinya yang tak bisa terkontrol tiap bertemu beruang kutub nya itu, Keysa mencoba melewati Ananta dengan asing.
Tapi saat cowok dingin ini tepat di sampingnya, dia menyodorkan sesuatu ke arah Keysa.
"Nih."
Mata Keysa melotot seketika, novel bersampul jingga yang dia cari-cari tu ada di tangan Ananta.
"Lain kali ..."
"Makasi Anant" potong Keysa cepat sebelum Ananta menyelesaikan ucapannya, tentu ini cukup membuat Ananta dia dengan heran.
Keysa tersenyum singkat, namun terlihat kelegaan dari sorot matanya. Diakhiri dengan senyuman itu, Keysa pergi tanpa mengatakan apapun lagi pada Ananta.
Dalam ketukan langkah sepatunya itu, Keysa menahan dirinya untuk tidak menoleh lagi. Ya, ini cara yang benar. Lupakan saja Ananta, temui Roy, dengan begitu satu persatu masalah akan mulai selesai
"Ini yang dia mau, dia sendiri yang bilang untuk berhenti mengganggunya. Tapi kenapa, selalu ada kebetulan di antara kita Nant?." Batin Keysa yang terus melanjutkan langkahnya.
Ya, Keysa kali ini akan mencoba untuk tidak lagi mengganggu Ananta, sama seperti sebelumnya. Bukan karena ancaman Naura, tapi karena Ananta yang minta.
Dan satu hal lagi, dia ingin bertemu Roy.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTA
Teen FictionMungkin akan terbaca membosankan karena aku selalu mengatakan aku mencintainya, tapi memang tak pernah ada rencana di bab manapun untuk mengakhiri perasaan itu. Bab yang isinya penuh dengan dia, tentang bagaimana aku yang selalu menatap punggungnya...