Ada Aku

1.8K 102 14
                                    


"Ra?"

"Anant, bisa temenin gue ke toko bunga lagi gak?"

"Buat apa?"

"Ya, ya temenin aja."

"Lo udah tau tempatnya, lo bisa pergi sendiri." Ucap Ananta yang langsung melangkah pergi, tapi Naura memegang lengan Ananta dan menahannya.

"Nant tapi."

"Lepas." Perintah Ananta sambil melihat tangan Naura di lengannya, melihat sikap dingin Ananta, Naurapun melepasnya.

"Semakin lo jauhin gue, gue juga akan bikin lo semakin jauh dari Keysa." gerutu Naura bicara sendiri sambil melihat langkah Ananta yang semakin jauh.

Jam makan siang, 10 menit tadi bel istirahat berbunyi. Keysa dan dua sahabatnya sedang duduk di kantin menunggu mie ayam pesanannya datang.

"Roy kemaren ke rumah lagi ya?"

"Iya, Lo di kamar mandi waktu itu."

"Ngapain?"

"Masang lampu di kamar, kemaren tiba-tiba putus." Jawab Keysa sambil menyeruput es teh manis.

"Pantesan lampu kamar semalem berasa terang banget, gue gak bisa tidur," Timpal Shinta.

"Matiin aja lah," sahut Ulfa.

"Keysa kan takut gelap Bambang," omel Shinta yang membuat Ulfa baru ingat kalau Keysa takut dengan gelap, karena itu Shinta yang biasa tidur dengan lampu di matikan jadi sedikit susah tidur.

"Kapan mama lo pulang?" tanya Ulfa menatap Keysa tapi malah di balas oleh Shinta.

"Hari ini terakhir gue nginep sama Keysa, mamanya pulang besok."

"Key," tiba-tiba Boni datang.

"Ya?"

"Gue punya sesuatu buat lo," ucap Boni membuat Shinta dan Ulfa saling berpandangan, Keysa hanya mengangkat alisnya dan setelah itu Boni terlihat menyodorkan sebuah buku bersampul putih.

"Buku?" heran Keysa sambil menerima buku novel yang lumayan tebal itu.

"Gue tau lo suka baca, jadi kemaren gue baru pulang dari Jogja gak sengaja liat buku itu. Gue pikir mungkin lo bakal suka, jadi itu buat lo."

"Bon tapi,"

"Perasaan gue boleh lo tolak, tapi jangan kebaikan gue. Dibaca ya." potong Boni cepat dan langsung pergi begitu saja setelah tersenyum dengan tulusnya.

Keysa yang masih duduk memegang buku itu diam, Shintapun menepuk pundaknya.

"Lo sama Boni itu mirip tau, sama-sama pantang menyerah." ucap Shinta yang masih membuat Keysa terdiam, dan tak jauh dari tempat mereka duduk, ada Naura yang duduk sendiri sambil meminum jus jeruk yang sudah hampir habis itu. Sesekali dia melihat ke arah Keysa.

...

"Key lo mau ketemu Boni dulu?" tanya Shinta saat mereka berdua sudah berada di depan kelas untuk bergegas pulang, Keysa mengangguk smabil menggendong tas ranselnya.

"Gue mau bilang terimakasih ke dia, lo tunggu gue di depan aja ntar gue nyusul."

"Okey."

Keysapun menuju kelas Boni yang juga sekelas dengan Ananta, beberapa orang terlihat keluar dari ruang kelas itu. Keysa berdiri tak jauh dari pintu ruangan itu, dia menunggu Boni yang tak lama akhirnya keluar.

"Keysa?" cowok berkacamata itu terkejut dengan kehadiran Keysa yang tiba-tiba dengan senyuman yang selama ini Boni suka.

"Gue cuma mau bilang makasi ke lo."

"Oh , iya. Semoga lo suka karena kakak gue bilang ceritanya lumayan seru."

"Oke pasti gue baca, Thanks ya Bon."

Boni mengangguk.

"Kalau gitu gue balik dulu."

"Dijemput mama?"

"Enggak, gue naik bis."

"Mau gue anter?"

"Gak usah Bon, gue pulang bareng Shinta."

"Oh oke, hati-hati," sahut Boni di balas dengan senyuman oleh Keysa, kali ini Boni yang berdiri terdiam menatap punggung Keysa dan tas ranselnya dengan gantungan wortel lucu itu. Dan dari pintu kelas, Ananta berdiri memperhatikan mereka dengan diam dan tatapan datarnya. Kali ini Keysa ke kelas IPA bukan karena Ananta, bahkan dia tidak melihat ke arah Ananta sedikitpun. Itu sedikit membuat Ananta merasa aneh.

Saat Ananta masih berdiri di sana, tiba-tiba Naura keluar melewatinya. Dengan langkah cepat, dan tanpa menyapa Ananta seperti biasanya. Naura terlihat sedang kesal dengan Ananta, sikap dingin Anant seolah membuatnya muak. Sepertinya memang hanya Keysa yang tahan dengan sikap itu. 

Naura yang berjalan menuruni lantai dua akhirnya berhenti di depan toilet lantai bawah, dia melihat Keysa memasuki kamar mandi perempuan itu. Tiba-tiba Naura teringat obrolan Keysa dan dua temannya di kantin tadi, dengan rencana yang ada di kepalanya, Naura mendekati pintu toilet dan ikut masuk ke dalam ruangan itu. Di dalam toilet itu terdapat sekitar 4 bilik, dan hanya ada satu pintu bilik yang tertutup yang pastinya ada Keysa di dalam situ. Bercampur dengan rasa kesalnya pada Ananta dan juga berhubungan karena Keysa, Naura mencoba mendekati pintu bilik itu dan diam-diam mengikat knop pintu dengan dasi seragamnya. Naura mengikatnya dan membelitkan satu ikatannya lagi di bilik pintu sebelah, setelah itu dia cepat-cepat keluar dari tempat ini tetapi sepertinya rencananya tidak sampai di situ. Sebelum keluar dia mematikan semua lampu toilet yang membuat Keysa spontan berteriak dari dalam bilik itu, Naura keluar dengan cepat dan menutup pintu ruangan itu.

Teriakan Keysa hanya terdengar sekali itu, dia jatuh terjongkok sambil menutup kedua telinganya. Telapak tangannya mulai basah, jari-jarinya gemetar, dan hampir seluruh tubuhnya menjadi dingin. Keysa bahkan tidak bisa bersuara, air matanya mulai keluar, dia menahan rasa takut yang semakin kuat membuat detak jantungnya berdetak cepat. Yang dia lihat hanya gelap, semakin Keysa memejamkan mata dia semakin merasa gelap dan takut. Mulutnya kelu tak bisa bicara, hanya terdengar isakan kecil yang gemetar.

Srek, langkah Ananta terhenti. Boni yang berjalan di belakang Anantpun ikut berhenti, dia melihat Ananta dengan bingung. Ananta tiba-tiba berjalan ke arah pintu toilet tersebut, dia sedikit mendekatkan telinganya ke arah pintu. Suasana di sekeliling lantai ini sudah mulai sepi, tapi Ananta mendengar lirih isak tangis. Melihat sikap Ananta, Boni ikut mendekat.

Ananta memegang knop pintu itu.

"Lo mau ngapain? Ini toilet cewek," ucap Boni tapi Ananta tidak menghiraukannya dan membuka pintu itu.

Gelap. "Lo gila ya?" ucap Boni yang masih tak mengerti, Ananta masuk tanpa ragu dan menyalakan lampu. Boni yang melihat lampu dalam kondisi matipun akhirnya curiga, dia ikut masuk di belakang Ananta. Tiba-tiba terdengar suara tangis lagi, wajah Boni menjadi serius.

"Ada orang ?" ucap Boni membuat Keysa mengangkat tundukannya, keadaan sudah terang saat Keysa coba membuka mata. Tapi Keysa masih tak bisa mengucapkan apapun, tubuhnya gemetar dan keringat dingin. Dengan sedikit tenaganya, Keysa coba memukul pintu di sampingnya dengan sesenggukan yang semakin jelas di dengar Ananta dan Boni. Ananta menyadari ada yang tidak beres setelah melihat knop pintu yang terikat dasi, dengan cepat Ananta membuka ikatan itu. Dan setelah di buka.

"Keysa?" Boni ikut terkejut melihat Keysa yang sudah terduduk lemas, dengan cepat Ananta memegangnya untuk membantu berdiri.

Keysa masih tak bicara apapun, setelah berdiri Ananta hanya melihat jemari Keysa yang gemetar dan dingin. Melihat kondisi Keysa saat ini tiba-tiba saja Ananta merangkuhnya dan memeluknya, Boni yang ada di sana hanya bisa diam melihat. Keysapun juga masih terisak tanpa bicara, bahkan dia terlihat setengah sadar dengan mata yang mmemerah karena menangis. Yang Keysa dengar hanya suara lirih Ananta.

"Gak papa, ada aku."


...





ANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang