Dua Minggu lagi pengumuman kelulusan akan keluar, selama 2 Minggu yang kosong ini banyak di isi kegiatan dari sekolah. Seminggu pertama semua sibuk dengan pelunasan SPP, pengembalian buku pinjam di perpustakaan, dan persiapan ke universitas. Dan Minggu ke dua akan diadakan liburan sekolah khusus anak kelas 3, yaitu camping selama 5 hari 4 malam di daerah Lembang, Bandung.Keysa sudah mengurus beberapa hal, hari ini dia tinggal menyelesaikan urusannya di perpustakaan. Ditemani Ulfa dan Shinta yang juga ingin menyelesaikan keperluannya, Keysa membawa 7 buku tebal di totebag cream miliknya.
"Semua pendaftaran udah kelar kan?" Tanya Ulfa sambil menggendong beberapa buku di dekapannya.
Shinta dan Keysa mengangguk bersamaan, mereka bertiga pun menuju perpustakaan dengan beberapa obrolan dan candaan. Rasanya cepat sekali mereka akan segera meninggalkan sekolahan ini, serasa baru kemarin Keysa jatuh hati pertama kali dengan Ananta di ajang ospek. Sekarang malah udah mau berakhir saja, yaa sebentar lagi selesai.
"Pagi Bu."
"Pagi, mau mengembalikan buku?"
"Iya."
"Antri dulu ya, bisa ibu cek buku perpustakaannya?"
Mereka bertiga segera antri dengan di dahului Keysa, Bu perpus mengecek satu persatu buku sesuai yang ada di catatan buku perpus.
"Oke lengkap, kamu kembalikan sesuai tempatnya di rak ya?" Ucapnya pada Keysa, Keysapun tersenyum dan segera menata buku-buku itu yang nanti akan disusul dua temannya.
Cukup lama Keysa berada di perpustakaan karena cukup sulit mencari satu persatu letak buku yang dia bawa, saat di deretan rak nomor 04 Keysa berdampingan dengan Shinta.
"Keyy."
"Hmm?"
"Kalau setelah ini Lo gak bisa ketemu Anant, gimana?"
"Ya udah."
"Gue yakin perasaan Lo gak sesimple ya udah."
"Mau gimana lagi, gue kejarpun rasanya gak ada yang pasti."
"Terus Roy? Mau masuk ke mana dia?"
"Kayaknya sekampus sama kita."
"Kalo gitu ada peluang dong buat Roy?"
"Peluang?"
"Ya, kenapa Lo gak pilih Roy aja. Kejar yang pasti kan?"
"Gak kebayang di otak gue buat punya rasa sama Roy."
"Ya mungkin nanti kalo Lo udah gak ketemu Anant lagi, dan tiap hari ketemu Roy. Bisa aja pemikiran dan hati Lo berubah kan?"
"Gue rasa enggak."
"Kenapa?" Shinta membuat Keysa kini berhenti menata bukunya dan menatap Shinta dengan dekat.
"Karena Roy udah gue anggep seperti Abang gue dannn karena.... gue tau Lo cinta sama Roy?" Bisik Keysa membuat Shinta membulatkan matanya.
Melihat ekspresi Shinta Keysa tertawa kecil, dan tersenyum sambil memegang pundak Shinta.
"Gue harap Lo bisa perjuangin perasaan Lo, gue bisa kok jadi Mak comblang Lo."
"Yahhh ketauan gue." Resah Shinta sambil menunduk lesu, Keysa malah tertawa.
"Shin, gue bakal sangat lega kalau nanti orang yang bersama Roy itu elo. Gue bisa rasain setulus apa hati lo, dan gue harap Lo mau berjuang untuk itu."
...
Dengan kulot jeans warna snowblack, dan sweater croptop cokelat susu yang lengkap dengan kaos hitam di dalamnya. Keysa menggendong tas ransel yang lumayan besar. Di dalamnya lengkap dengan semua kebutuhan camping selama 5 hari di Lembang, dia juga mengenakan sepatu warna cokelat susu yang match dengan warna sweaternya.
Gerombolan sekolah sudah terlihat berkumpul di lapangan depan saat Keysa datang, tak lama Shinta yang menggandeng Ulfa juga menghampirinya.
"Cantik banget, sini Key!" Seru Ulfa.
"Pastilah!" Sahut Roy yang memang datang dengan Keysa.
"Gue gabung di kelas gue ya, kalo ada apa-apa hubungi gue. Ntar Sampek Lembang, gue pasti nyamperin Lo."
"Iyya Rooyyy." Jawab Keysa, dan perhatian, seperti inilah yang terkadang membuat Shinta iri. Tapi Shinta kenal betul siapa Keysa, dan bagaimana Roy.
Keysa dan dua sahabatnya segera menuju barisan kelasnya setelah beberapa guru mulai berkumpul. Rombongan pun segera diberangkatkan setelah ada pidato singkat dan doa bersama, kelas Keysa menaiki bis putih dengan ornamen biru tua dan deretan tempat duduk berwarna senada. Kali ini Ulfa duduk dengan teman sebangkunya, tepat di belakang Shinta dan Keysa.
Perjalanan ditempuh kurang lebih 3 jam perjalanan, Keysa sempat tertidur sebentar yang akhirnya terbangun karena suara nyanyian teman-temannya yang sedang karaoke di dalam bis.
Keysa menatap luar jendela, kendaraan yang ditumpanginya sedang memasuki tol. Dalam diamnya dia sedang merenung kosong, walau ada bayangan sosok Ananta tipis di kepalanya. Dari tadi pagi, Keysa tidak melihat Ananta. Entah cowok beku itu ikut atau tidak, terakhir kali Keysa melihatnya di parkiran waktu itu. Dia dengan Naura.
Entah kenapa rasanya, Ananta susah di tebak. Sikapnya kadang dingin, aneh, hangat tiba-tiba, dan jauh seketika. Mengharapkan dia itu melelahkan.
Keysa sempat terlelap lagi, dan terbangun ketika Shinta menepuk pundaknya.
"Keyyy, kita udah Sampek."
Keysa mengerjap-erjapkan matanya, seketika hawa dingin mulai ia rasakan. Saat melihat keluar jendela pemandangan hijau terlihat lengkap dengan kabut dari kejauhan, beberapa teman sekelasnya juga mulai menuruni bis.
Tempat perkemahan ada di Daerah Bandung Barat, suasananya tenang dan sejuk. Banyak pohon tinggi, letaknya di bawah perbukitan , banyak yang bilang tempat ini dikenal sebagai wisata outbound. Di sekitar kawasan ini juga ada taman bunga, ada area penginapan, gazebo, bahkan mushola.
Semua siswa kelas 3 berkumpul, bahkan pemandu tempat wisata menjelaskan bahwa di area camp juga terdapat air terjun, sungai, bahkan danau. Pemandangan bukit dan gunungnya sangat indah, apalagi tebing-tebing yang memuaskan mata. Dalam sejenak Keysa merasa tenang menghirup udara di sana, benar-benar tempat healing yang tepat.
Rombongan pun mulai mendirikan tenda sesuai area yang dibagi, sebenarnya tak jauh dari tenda Keysa sudah masuk area kelas Ananta. Tapi entah, beruang kutub nya itu belum juga terlihat.
Shinta menghampiri Keysa yang celingukan, "cari Anant ya?"
Keysa menggeleng cepat, terlihat menggemaskan dengan ujung hidungnya yang memerah karena dinginnya udara di kawasan camp.
"Arah jarum jam 1, di bawah pohon Pinus." Ucap Shinta sedikit berbisik yang kemudian kembali ke arah tenda, Keysa reflek mengikuti arahan Shinta. Dan ternyata benar, si Beku ada di bawah pohon Pinus itu. Dan baru kali ini Keysa melihat cowok berjaket hitam itu tertawa lepas bersama teman sekelasnya.
Rasanya hangat melihat senyuman langka itu.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTA
Teen FictionMungkin akan terbaca membosankan karena aku selalu mengatakan aku mencintainya, tapi memang tak pernah ada rencana di bab manapun untuk mengakhiri perasaan itu. Bab yang isinya penuh dengan dia, tentang bagaimana aku yang selalu menatap punggungnya...