✨SPESIAL PART✨Rombongan sampai di tempat sekitar pukul 2 siang, dan mereka selesai menata dan mengurus tenda di jam 5 sore. Karena sudah mulai gelap dan udara semakin dingin, guru pembimbing pun memandu untuk menyiapkan makan malam dan api unggun bersama.
Setelah pengabsenan dan pembagian tugas, semua siswa pun terlihat sibuk dan bersenang-senang. Begitupun Keysa, dia merasakan sesak hari-harinya selama ini menghilang lepas terbawa angin ke tebing. Dia senang bisa menghabiskan waktu bersama teman-temannya, menonton hal konyol yang dilakukan Roy, dan melihat senyuman Ananta yang lebih sering meleleh di moment ini.
Hingga akhirnya setelah makan bersama, semua berkumpul mengelilingi api unggun. Yang merusak mood Keysa malam ini adalah ketika dia melihat Naura duduk di samping Ananta, senyumnya seakan memamerkan kedekatannya dengan Ananta.
Acara api unggun dilengkapi dengan beberapa game, semua terlihat menikmati dan bergembira. Sesekali Keysa memperhatikan Ananta yang kadang membeku, kadang mencair. Setelah malam makin larut, beberapa siswa memilih untuk kembali ke tenda dan istirahat. Ada juga yang bermain gitar sambil menyanyi bersama di depan api unggun, ada juga yang bakar-bakar jagung.
"Ikutan bakar jagung yuk, baunya enak nih," ajak Ulfa yang diangguki Shinta, tapi Keysa tak berminat.
"Kalian duluan aja, gue mau liat bintang duduk di sana bentar."
"Ya udah ntar nyusul ya, jangan lama-lama." Pesan Shinta sebelum akhirnya meninggalkan Keysa.
Dengan sweater cokelat yang berbalut jaket rajut warna hitam, Keysa menepi dari area perkemahan. Dia duduk di bawah pohon sambil melihat ke arah langit, bintang terlihat lebih jelas dari sana. Keysa duduk beralaskan rerumputan hijau, dia menengadah memperhatikan langit penuh bintang yang sedikit mirip seperti cupcake bertabur wijen. Tiba-tiba saja secangkir kopi susu hangat ada di depan wajahnya, Keysa menengok ke arah pembawa minuman itu.
"Anant?" Sambil menerima kopi itu, Keysa sedikit kaget dengan kedatangan Ananta.
Tanpa di suruh, dengan secangkir kopi yang sama di tangan kirinya, Ananta duduk di samping Keysa. Dengan wajah kedinginan itu Keysa menatap Ananta yang kali ini melihat ke arah langit, kebulan asap dari minuman di tangannya membuat kesan indah saat Keysa memperhatikan wajah dingin itu.
"Jangan salah paham," celetuk Anant tiba-tiba dengan suara beratnya yang khas.
Keysa mengernyitkan keningnya heran, dan saat itu juga Ananta menatap matanya.
"Minum, keburu dingin," lanjut Ananta tanpa ekspresi membuat Keysa menurut meminum kopinya, Keysa masih menunduk fokus meminum kopi itu tapi kali ini otaknya sedang mencerna ucapan Ananta barusan.
Memahami ekspresi Keysa yang sepertinya sedikit bingung dengan ucapannya, Anantapun buka suara."Aku gak sengaja ketemu Naura, motornya mogok waktu itu jadi..."
"Gak perlu dijelasin." Potong Keysa yang membuat Ananta menatap ke arahnya lagi.
Keysa diam menunduk menatap kopinya.
"Jangan dijelaskan seolah kamu gak ingin aku salah paham, jangan mengatakan hal apapun yang seolah menahanku untuk berhenti dari perasaan itu Anant."Ananta diam mendengar ucapan Keysa itu, Ananta sadar betapa naifnya dia sekarang.
Mereka saling diam, membiarkan angin berbisik dan menatap langit yang sama . Berdua. Mengabaikan riuhnya nyanyian yang lain, menghiraukan aroma jagung bakar, dan memilih tidur lebih larut dari yang lain. Hingga kopi mereka berdua sudah habis setengahnya, Ananta kembali menatap ke arah Keysa sebentar.
"Aku akan pulang ke Jepang." Celetuk Anant sambil menatap langit lagi.
Keysa yang masih tak menoleh sedikitpun mulai berkedip beberapa kali, dan menerjemahkan kalimat itu. Melihat Keysa yang hanya diam, Ananta menatap lagi lebih lama ke arah Keysa sampai Keysa balik menatap ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTA
Teen FictionMungkin akan terbaca membosankan karena aku selalu mengatakan aku mencintainya, tapi memang tak pernah ada rencana di bab manapun untuk mengakhiri perasaan itu. Bab yang isinya penuh dengan dia, tentang bagaimana aku yang selalu menatap punggungnya...