Cek mulmed ya.. ^ ^
"Buat apa gue dandan." Gumamnya pelan.
Rara segera mengaca dikaca kecil disamping meja belajar. Dia menggerai rambut panjang hitam kecoklatannya apa adanya. Mengoleskan bedak tipis dan memakai liptint.
Rara mengambil tas kecil yang dia isi dengan ponsel, headset, dompet, bedak, dan liptint. Rara segera keluar dari kamarnya dan turun ke lantai bawah.
Dia dapat melihat adik laki-lakinya sedang main PS bersama Aga. Kemaren, saat pulang sekolah, tepat sebelum Aga meminta Rara mengajarinya, cowok itu terlibat pembicaraan yang serius dengan Reza. Namun ketika Rara berusaha untuk 'kepo' adiknya maupun Aga saling pandang dan hanya diam. Memang sepertinya Rara tidak perlu tahu hal itu. Yang Rara ketahui, raut wajah Reza sangat dingin. Namun sepertinya mereka sudah baik-baik saja.
Rara berjalan ke arah dapur dan mengambil keperluan yang ia perlukan dari kantong belanja Aga didapur. Dia mengeluarkan balon, dan pita. Tak lupa bungkus kado Teddy Bear. Ini pertama kalinya Rara melihat secara langsung proses 'jadian' yang biasa teman-temannya bicarakan. Apalagi seorang Darga.
"Ga, ini balonnya kurang ngga?" Rara berkata demikian sambil duduk disamping Aga yang baru saja menyelesaikan permainannya. Aga menoleh kearah Rara dan menatapnya sebentar sebelum dia kembali berdeham.
"Menurut lo?"
"Ngga sih. Kalo udah ada disiapin di café." Rara berbicara sambil bangkit lagi. Memasukannya ke plastik beserta pita. Tak lupa juga dia menenteng kardus kotak berisikan Teddy Bear.
"Pergi kapan?"
Aga segera bangkit. "Sekarang."
###
Nuansa berwarna merah jambu sangat kental ketika dua sahabat itu memasuki café yang dimaksud. Membuat Rara menelan ludahnya beberapa kali, berdecak kagum. Aga yang melihatnya hanya mengalihkan pandangannya dan berjalan menuju bucket bunga. Rara menaruh bawaannya diujung café lalu menghampiri Aga.
"Ga, acaranya jam berapa?"
"Sebelas, bentar lagi."
Alasan Aga memilih melakukannya siang hari adalah agar malamnya mereka bisa kencan langsung. Acara ini sudah benar-benar dipikirkan Aga secara matang-matang termasuk siapa saja yang mendapatkan 'pajak' darinya. Matanya melirik Rara yang sedang meniup balon. Secuil hati Aga merasa bahwa ia telah melakukan kesalahan. Namuni a segera menampiknya dan focus ketujuannya saat ini.
Para staff café mulai sibuk, pasalnya café sudah Aga booking hingga pukul satu siang. Rara ikut heboh melihat staff yang juga heboh. Aga melongo melihat kejadian itu. Aga tidak tahu bahwa ia telah membawa pemula didalam acara kejutan itu. Membuat Aga berpikir apa mungkin Rara belum pernah ikut acara-acara seperti ini? Bahkan ia sendiri bingung apakah ini termasuk sebuah acara?
"Ra, calm down." Aga menepuk-nepuk pundak Rara. Rara dengan wajah panik mebali meniup balon yang sudah tidak diperlukan lagi, pasalnya sudah banyak balon disini. Mau tidak mau Aga menyabut balon itu dari bibir Rara. Membuat Rara tersedak angina didalam balon.
"UHUK! UHUK!" melihatnya dengan kejam Aga malah tertawa. Membuat Rara geram bukan main.
"Mas Darga, pacarnya udah dateng." Kata salah satu pelayan café membuat Aga segera berlari kearah gitar. Membuat Rara melongo karena kecepatan lari Aga yang tidak bisa ia tandingi.
Lampu mulai padam ketika Wendy masuk kedalam café. Suasana menjadi romantis. Apalagi Aga mulai memainkan gitar. Memainkan lagu yang ia sangat tujukkan untuk Wendy, tidak menyadari lagu itu merupakan lagu favorit Rara. Rara sangat miris mendengarnya. Setidaknya Rara harus menunggu hingga ucapan 'Iya' terdengar dari mulut Wendy.
What day is it
And in what month
This clock never seemed so alive
I can't keep up and I can't back down
I've been losing so much time
Cause it's you and me and all of the people withNothing to do, nothing to lose
And it's you and me and all of the people and I don't know why I can't keep my eyes offer you
All of the things that I want to sayJust don't coming out right
I'm tripping on words, you got my head spinning
I don't know where to go from here
Cause it's you and me and there all of the peopleWith nothing to do, nothing to proveAnd it's you and me and all of the people and
I don't why I can't keep my eyes offer you
Something about you nowI can't quite figure outEverything she does is beautiful
Everything she does is right
Cause it's you and me and all of the peopleWith nothing to do, nothing to lose
And it's you and me and all of the people andI don't know why
I can't keep my eyes offer you
You and me and all of the peopleWith nothing to do nothing to prove and
It's you and me and all of the people and
I don't why I can't keep my eyes offer of you
What day is itAnd in what month
This clock never seemed so alive
Lifehouse - You and Me
Wendy tidak datang sendiri. Dibelakangnya ada teman-temannya yang lain. Mungkin ini hanya acara 'menembak' tapi menurut Rara pakaian yang dipakai mereka sungguh luar biasa, seperti datang ke acara lamaran. Atau mungkin memang sampai acara lamaran?
Rara menepis pemikiran itu. Melihat wajah Wendy yang sudah terharu membuat Rara tidak lagi khawatir. Diliriknya Aga yang menikmati alunan lagu itu. Membuat wajah Wendy semakin bersemu merah. Gadis itu tersenyum tipis sebelum meninggalkan café dalam diam. Menikmati hembusan angin luar yang menerpanya. Menikmati hiburan sementara yang dapat ia rasakan dari luar café.
Dan hati kecil Rara berharap Wendy menolak Aga.
###
Aga berjalan dengan mantap ke arah Wendy. Wajah Wendy sudah sangat merah. Membuat Aga yakin ini pasti akan berjalan mulus.
Aga menyerahkan bunga ditangannya. Dan dengan malu-malu, Wendy mengambilnya. Membuat seisi café menjadi heboh dengan riuhan dan tepuk tangan. Mata Aga menelusuri ke penjuru café. Mencari perempuan yang sudah sukses membantunya mendekorasi café ini. Namun ia tidak dapat menemukannya. Sekelibat wajah kecewa muncul dalam ekspresi Aga. Namun ia segera menutupinya dengan cengiran malu-malunya.
"Ciee.. jadian! Pajak nya oy!" Teriak Angga dan Revo. Sean hanya duduk dibangkunya sambil menyesap minumannya. Tidak habis pikir dengan kekejaman Aga yang 'membunuh' Rara dengan telak.
Aga menggaruk tengkuknya. Sudah pasti dia akan dimintai pajak. Mantan pacarnya yang dulu-dulu juga selalu seperti ini. Membuat Aga tahu apa yang harus ia lakukan, karena pengalamannya.
Sementara kedua pasangan kekasih baru itu makan-makan, dari ujung café ada seorang laki-laki yang menatap kejadian itu. Laki-laki itu mengepalkan tangannya. Menatap tajam wajah Aga yang sedang tersenyum.
## #
I'm okay, kalo kalian lebih memilih menjadi siders :')
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA [Completed✔]
Teen Fiction"Akankah bunga itu berubah menjadi merah?" Kehidupan Razita selalu dipenuhi dengan Darga. Cowok yang tadinya tingginya lebih pendek dari Razita. Nama panggilan Razita dari Darga adalah Rara. Dan nama panggilan Darga dari Razita adalah Aga. J...