34 - RAGA (END)

12.3K 616 21
                                    

"Karena kita tidak butuh alasan untuk jatuh cinta." Kata Angga dengan mendayu-dayu. "Karena cinta itu buta." Lanjut Revo.

"Lanjutkan, guys." Kata Sean.

"Karena setiap melihat wajahmu aku teringat sesuatu."

"Apa tuh?" Respon Angga ketika mendengar penuturan Revo.

"Sebuah mentari yang selalu menyambutku di pagi hari."

" EEEEAAAAA!!!!"

"AAASSIIIIKKKK!!!!"

Meja mereka heboh seperti biasa. Aga hanya menatap temannya kesal. Dia seperti dipojokkan oleh temannya sendiri. Seperti mereka meledeknya secara halus.

"Ga, lo kenapa diem aja? Masuk angin?"

"Gak." Kata Aga dengan singkat dan jelas. Angga, Revo langsung mencibir cowok itu.

"Galau mulu kaya ABG." Kata Angga lalu cowok itu menimpuk Aga dengan pelastik bekas makanan ringan yang ia beli seharga lima ratus perak.

"Kita masih ABG dodol." Jelas Aga lalu menimpuk Angga dengan tutup minuman.

"Gue sedih ih. Revo banyak fans, Sean juga, Aga udah mau jedor. Da gue mah sendiri aja terus sampe Sponge Bob udah gak ada di TV lagi."

"Lo itu Cuma punya satu kekurangan, Nyonya Ang." Kata Sean mengangkat kepalanya dari ponselnya.

"Apa tuh?" Angga terlihat penasaran.

"Gak punya kelebihan."

"ANJAY!!! Hahahahahha..." Revo dan Aga langsung tertawa ngakak. Membuat meja mereka menjadi pusat perhatian seperti biasanya. Maklum, tidak ada yang berani mengganggu mereka. Karena mengganggu mereka sama saja mengundang raja untuk perang. Prajuritnya langsung pada maju duluan.

"Kenapa lo gak sama si Putri sih?" Revo bisik-bisik.

"Putri? Putri mana?"

"Itu yang pernah kita sita kaos kakinya dulu pas jaga pager."

"Ohhh.. Yang manis itu?" Kata Angga dengan pelan. Revo mengangguk.

"OOHHHH!!! Manis sih, tapi fans nya banyak kayak dodol garut!" Kata Angga dengan kencang. Entah maksud dia apa.

"Bego anjirr.." Kata Aga sambil menatap Angga jijik.

"Bukan temen gue." Kata Sean lalu menaruh ponselnya dan melanjutkan memakan siomay dipiringnya.

"Eh, itu ada yang beli baso goreng. Gue mau atuh." Angga merengek. Aga memutar bola matanya malas.

Lalu mata Aga melihat Rara yang datang bersama Tari, Farzi, Boy, dan Ratu. Cowok itu langsung siap-siap untuk menahan Rara ketika melewati meja mereka.

"Ra." Katanya menahan lengan Rara. Sontak, Rara dan yang lainnya langsung berhenti. Rara menaikkan sebelah alisnya.

"Balik sama gue, ya?" dan disaat bersamaan Angga, Revo, Sean, Tari, Farzi langsung bersorak heboh. Boy dan Ratu menahan senyum mereka melihat kejadian itu. Bohong memang jika Boy 'tidak' kenapa-napa. Tapi Boy tahu, Rara tidak pernah bisa melihatnya. Karenanya, untuk kali ini, dia akan melepaskan seseorang yang pernah bersemayan dihatinya. Dan move on. Dan Rara? Wajah cewek itu memerah. Mengalahkan warna merah jus tomat yang sedang Angga pegang.

###

"Anterin dulu ke Toko Buku , yuk?" Kata Aga sambil menyerahkan helm ditangannya. Rara menerima helm itu dengan bingung.

"Ngapain?"

"Ya beli buku lah." Kata Aga lalu terkekeh.

"Okay."

RAGA [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang