26 - Down

10.4K 584 0
                                    

"Aga setuju tinggal sama papa, mah." Dira yang baru saja selesai mengurusi sebuah laporan menatap putranya dengan terkejut. Tiba-tiba Aga menyetujui usulnya.

"Kamu serius?" Aga mengangguk. Mama-nya terlihat sedang tersenyum.

"Syukurlah kamu ngerti juga, Ga. Mama seneng."

Aga melihat senyum sedih, bukan senyum bahagia. Sebenarnya, Aga pada awalnya memang tidak setuju dengan usul Mama-nya. Berhari-hari Aga memikirkannya. Jika ini memang keinginan Mama-nya, mungkin Aga harus mencobanya.

"Besok pagi kamu beres-beres barang kamu, ya? Nanti Mama kasih tau ayah kamu." Aga mengangguk.

Setelahnya, Aga berjalan dengan pelan menuju kamarnya. Dia menutup pintu kamarnya dan menguncinya dari dalam. Merebahkan tubuhnya di kasur empuk. Membayangkan hari-hari yang akan terjadi selanjutnya. Apakah Ayahnya masih mau menerimanya?

Aga mengeluarkan ponselnya yang berada disaku celananya.

"Cowok Pemes"

Darga : "Besok gue tinggal sama bokap."

RevoMotor : "Perlu bantuan packing, Ga?"

(T)angga : "Lo yakin, Ga? Udah omongin baik-baik?"

Darga : "Gak perlu, Rev. Gue yakin 10000000% Nyonya Ang."

Sean : "Udh ngomong sama Rara?"

Darga : "Blm."

RevoMotor : "Kasih tau dia Ga."

Darga : "G perlu."

(T)angga : "Yang kamu lakuin ke aku itu jahat!!"

Sean : "Cabok bego nanti kebiasaan."

RevoMotor : "Cabok bego nanti kebiasaan (2)"

(T)angga : "Cabok bego nanti kebiasaan (3)"

Darga : "Gue off. Bye."

Aga segera menutup aplikasi chatting tersebut. Memutuskan untuk menghidupkan mode pesawat pada ponselnya. Dia benar-benar bingung sekarang. Apa Rara perlu tahu? Tapi cewek itu terlihat tidak peduli kepadanya. Mungkin dia memang harus menutupi masalah ini, termasuk dari Rara.

###

Aga membawa mobilnya menuju sebuah rumah berlantai dua yang jaraknya lumayan jauh dari rumahnya dulu. Aga menatap rumah itu dari luar. Mengamati setiap detail rumah yang akan ia tempati. Entah untuk berapa lama. Matanya yang berada dibalik kacamata hitam melihat seorang asisten rumah tangga membukakan pintu pagar. Mungkin mereka memang sudah menunggu kehadirannya. Tanpa ragu Aga membawa mobilnya masuk kehalaman rumah itu.

Aga turun dari mobilnya. Matanya masih saja menelusuri rumah itu.

"Darga?" Kata seorang perempuan berwajah seumuran dengan Mama-nya. Aga menoleh. Dengan cepat dia melepas kacamatanya dan tersenyum kecil ke arah wanita itu.

RAGA [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang