31 - Dari Jiwa untuk Raga

6.8K 473 6
                                    

Untuk: Raga

Dari: Jiwa

Hai. Nama gue Jiwa. Gue mau kasih tau bagi siapapun yang baca ini di madding anak jurnal ini. Gue harap tulisan ini bisa membuka atau bahkan membantu kalian semua dalam hal perasaan. Gue dedikasikan surat ini untuk Raga.

Hai. Sebelumnya gue ingin meminta maaf atas sikap gue selama ini. Gue menyesal udah nyia-nyiain waktu gue saat gue deket sama lo. Gue emang bodoh. Maaf atas segalanya. Maaf atas luka yang pernah gue torehkan dihati lo. Maaf banget ya. Gue kebanyakan minta maaf ya? Hehe..

Gue gak nyadar kalo lo salah satu inti terpenting bagi diri gue. Semua yang udah kita lalui nyatanya sangat berharga buat lo selama ini. Namun nyatanya gue malah buang masa itu ketempat yang jauh dilubuk hati gue.

Gue emang cowok yang nggak peka. Gue emang egois, dan milih mendam perasaan gue. Tapi, saat lo udh menjauh dari gue, gue tersadar. Mungkin ini hukuman untuk gue yang selama ini nyakitin lo terus. Gue suka sama lo. Sayangnya perasaan lo ke gue udah kadaluarsa. Lo udah nyerah sama gue. Dan kini tinggal gue yang sakit dan telat menyadari perasaan ini.

Walaupun hubungan kita baik-baik aja sekarang, gue tau betul lo masih jaga jarak sama gue.

Raga. Lucu ya? Singkatan nama kita berdua.



Entah tulisan itu dibaca atau tidak oleh Rara. Aga hanya ingin Rara tahu, bahwa Aga menyesal. Bahwa Aga dengan tulus meminta maaf.

Cowok itu tersenyum puas ketika melihat tulisannya terpampang di papan itu. Rasanya lega. Aga tidak bisa selalu menumpahkan emosinya secara blak-blakan. Cowok itu lebih banyak memendam perasaannya.

"Ngapain, Ga?" Kata Sean datang. "Nggak." Lalu mata Sean melirik papan disebelah mereka.

"Oh. Surat penyesalan? Ngaku juga kan lo suka sama dia?" Sean menampilkan smirk nya. "Terus Wendy gimana?" Lanjut cowok itu. Aga menggeleng pelan.

"Kita udah lama putus."

"Serius lo? Anjir. Kapan?" Sean bertanya dengan antusias. Dia tidak tahu kalo Aga sudah putus dengan Wendy.

"Seminggu yang lalu. Begitu gue tau dia pernah nampar Rara."

"Rara pernah ditampar Wendy?!" Aga mengangguk.

"Gila."

Selama semenit mereka berdua saling diam. Lalu Sean berdeham pelan. Matanya kembali menyorotkan tatapan tajam.

"Terus lo mau gimana sekarang?"

"Gak tau."

Tiba-tiba ponsel disaku celana Aga bergetar. Dia dengan cepat melihat ID pemanggil. Menunjukan nomor tidak dikenal. Aga mengerutkan alisnya. Namun cowok itu tetap mengangkatnya. Sean masih berdiri ditempatnya dan melihat kearah Aga dengan bingung juga.

"Dengan Tuan Darga?" Suara diseberang sana bertanya. Suara perempuan yang sangat halus menanyakan hal itu. Aga mengerenyit heran.

"Ya, saya sendiri."

"Mohon maaf Tuan Darga. Bisa Anda datang ke rumah sakit Pelita Taruna dengan segera?"

"Rumah sakit? Ada apa ya?"

"Pasien bernama Nyonya Dira sedang dirawat di ICU saat ini."

"Apa?"

###

RAGA [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang