John Mayer - You're Gonna Live Forever in Me
"Ngomong apa, mah?" Tanya Aga belum sempat menyodorkaan gelas air putih yang berada diatas nampan yang ia pegang.
"Kamu mau tinggal sama ayah kamu?"
TRAANG!!!
Nampan itu terlepas jatuh dari tangan Aga. Aga menatap Mama-nya dengan terkejut. Cowok yang sedang memakai kaus berwarna hitam itu menatap Mama-nya tidak percaya. Jika Aga akan tinggal bersama ayahnya, lalu Mama-nya dengan siapa? Sendirian?
Aga sebenarnya tidak mengkhawatirkan kehidupan Ayahnya yang berada diluar negeri sana. Atau bahkan Ayahnya sudah ada di Indonesia? Pasalnya Ayahnya pasti sukses karena merintis perusahaan yang dikelolanya. Aga sempat berpikir, mungkin Ayahnya sudah menikah lagi dengan wanita lain.
"Apa?" Kata Aga dengan nada kesal. Mama-nya menatapnya datar. Tidak ada lagi sorot mata itu. Sorot mata kasih sayang.
"Kamu tinggal sama ayah kamu saja."
Aga menatap Mama-nya tajam.
"Kenapa?" Katanya. Mama-nya kini balas menatap tajam Aga.
"Kamu nanya kenapa Darga? Sudah jelas kan? Kamu bisa hidup nyaman kalo ikut sama ayah kamu. Kamu bisa dapetin yang kamu pengen kalo sama ayah kamu." Aga menghela nafasnya. Dia menatap Mama-nya dengan sorot mata kesedihan.
"Terus kenapa dulu Mama mau ambil hak asuh Aga? Kenapa mah? Kenapa nggak dari dulu aja Mama ngasih hak asuh Aga ke ayah?"
"Mama emang egois pada saat itu. Mama ingin ada kamu. Mama gak berpikir panjang untuk kehidupan kamu."
"Kita udah hidup nyaman mah! Aga punya mobil. Aga punya motor. Kita punya rumah. Uang jajan Aga tidak pernah kurang. Kurang apalagi mah?"
"Kasih sayang, Aga."
Hening.
"Kamu pernah merasa bahagia saat kamu beranjak dewasa? Mama sibuk. Kamu ngerokok, melanggar peraturan disekolah, dicap buruk disekolah. Itu salah siapa? Salah Mama!"
Tanpa banyak bicara, Aga berlari menuju kamarnya dilantai dua. Dia membuka pintu kamarnya dengan kasar. Mengambil dompet dan kunci mobil ditangannya. Dia turun lagi dengan wajah mengeras.
"Tapi apa Mama pernah ngeliat Aga ngeluh kalo Mama lembur? Mama pernah liat Aga protes?"
"Aga.."
"Bukan dari dulu aja Mama egois. Sekarang Mama juga egois. Gak peduli sama sudut pandang Aga." Lalu Aga keluar dari rumahnya. Dan membuka pintu mobil.
"DARGAAA!!!!"
Teriakan Mama-nya diabaikannya. Cowok itu ingin lari dari rumah itu. Karena dia kini merasa tidak ada lagi rumah untuknya. Apa dia harus ikut Ayahnya? Aga tidak pernah berpikir sejauh itu. Yang ia inginkan adalah Mama-nya. Dan jika dia bisa melakukannya, dia ingin orang tuanya rujuk.
"Nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi. Silahkan coba beberapa saat lagi."
"SHITT!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA [Completed✔]
Teen Fiction"Akankah bunga itu berubah menjadi merah?" Kehidupan Razita selalu dipenuhi dengan Darga. Cowok yang tadinya tingginya lebih pendek dari Razita. Nama panggilan Razita dari Darga adalah Rara. Dan nama panggilan Darga dari Razita adalah Aga. J...