22 - Utara-Selatan

10.4K 570 1
                                    

"Kenapa, Wen?" Kata Aga berdiri lalu menghampiri Wendy. Meninggalkan ketiga sahabatnya yang sudah menatap mereka dengan jijik dan mengikuti gerakan muntah tanpa suara.

"Aku pusing. Bisa anter aku pulang? Aku udah ijin ke guru piket." Aga menaikkan sebelah alisnya.

"Kamu gak bisa dianter sama supir aja?" Wendy segera mengerucutkan bibirnya.

"Aku maunya sama kamu." Aga tersenyum kecil.

"Yaudah iya. Aku izin ke guru piket dulu. Boleh anter kamu apa nggak." Wendy segera tersenyum senang dan menganggukan kepalanya. Aga berbalik dan menghampiri ketiga sahabatnya yang meliriknya sinis.

"Mau pulang?"

"Duluan ya. Gue mau anter Wendy. Ini gue mau ke guru piket."

"Alah najisun. Bilang aja lo gak mau ngerjain Fisika."

"Hehehe.. Keberuntungan ada di pihak gue. Udah ya? Bye."

Aga segera melenggang pergi. Setelah tubuh Aga menghilang, kini tatapan ketiga cowok itu tertuju kepada Wendy yang sedang berdiri sambil mengikatkan jaket dipinggangnya.

"Kalo Cuma pusing mending lo ke UKS aja." Kata Sean dengan sinis.

"Gue pusing beneran. Yakali bohong!" Kata wendy tak kalah sinis.

"Siapa tau lo Cuma pura-pura ya kan? Cewek semacem lo mah udah ketebak jalan pikirannya. Sempit. Kek angkot kalo lagi penuh." Angga berkata kemudia dia sendiri terkekeh.

"Maaf aja. Kenapa sih kalian kaya gak suka gitu ke gue??" Kata Wendy. "Perasaan waktu Aga nembak gue kalian dukung banget?"

"Itu dulu bukan sekarang."

"Terus kenapa kalian berubah? Apa karena ada yang ngasih tau kalian keburukan gue gitu? Misalnya si Rara?"

"Eh anjir! Bawa-bawa si Rara. Wah, wah. Harus diberi pelajaran juga nih cewek. Denger ya! Rara gak ada sangkut pautnya sama semua ini. Ini murni kita yang gak suka sama lo. Ngerti?" Kata Revo menjelaskan.

"Gue yakin lo gak bego. Lo bisa ngerti perkataan kita dengan baik dan benar." Sean berkata dengan dingin. Cowok itu benar-benar tidak suka dengan Wendy.

"Udah ah. Gak guna juga ngomong sama lo. Kita juga gak mau bahas kehidupan Aga. Dia yang milih pacaran sama siapa. Kita gak mau ngehasut dia juga. That's all."

Aga, Revo, dan Sean melenggang pergi. Meninggalkan Wendy yang dengan wajah memerah menahan luapan emosi.

###

"Ra. Ajarin kita soal yang ini nih. Susah!" Rengek Angga disamping Rara yang sedang asyik membaca novel. Rara hanya melirik sekilas lalu melanjutkan bacaannya.

"Ra. Plis, nanti gue beliin es krim deh." Angga mengacung-acungkan jari telunjuknya. Dengan tatapan yang sangat memohon cowok itu berusaha menaklukan hati Rara. Karena kepepet juga.

"Es krim?" Rara mulai tertarik. Angga mengangguk diikuti Revo juga yang duduk dikursi depan Rara. Dua cowok itu seperti kepala binatang di dashboard mobil.

RAGA [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang