"Tadi siapa ya yang baca Al-Qur'an? Suaranya meuni merdu pisan euy!" Kata Angga seperti biasa. Kini mereka sedang duduk dikelas. Menunggu pergantian jam pelajaran berikutnya.
"Berisik."
"Cieee... Aduh dd gak kuat kk." Revo ikut menimpali.
"Berisik anak ayam!" Protes Aga.
"WEITTTSSS!! Rara lewat!!"
"Rara!!"
Aga menoleh kearah yang ditunjuk Rangga.
"Mana?"
"Ciee.. nyariin Rara."
"Bacot."
###
Tadi pagi motor Aga mogok. Membuat cowok itu harus ke bengkel dan telat sampai dua jam. Otaknya sudah pusing ketika nama dia dipanggil dimana-mana. Guru-guru secara bergantian memanggilnya. Membuat otak cowok itu panas mendengar 'Aga' bukan 'Darga'.
"STOP!" Untuk hari ini emosi Aga sudah banyak muncul. Angga, Revo, dan Sean terkejut mendengar gertakan Aga. Otomatis mereka melihat kearah Wendy yang menatap Aga dengan takut.
"Jangan panggil gue Aga lagi mulai dari sekarang." Kata Aga mencoba meredam amarahnya. Belakangan ini, dia menjadi tidak suka dengan panggilan 'Aga' yang mulai meluas seantero sekolah. Pasalnya, dulu, Aga tidak pernah dipanggil Aga. Selalu saja Darga. Dan mungkin memang ada yang memanggilnya Aga, paling itu hanya angkatannya saja. Kini semuanya memanggilnya Aga. Konon, nama yang unik.
"Gue gak mau denger nama itu lagi." Lanjutnya dingin. Lalu Aga beranjak dari kursinya. Sean, Angga, dan Revo menatap kepergian Aga dengan tampang melongo parah. Pasalnya biasanya Aga tidak pernah mempermasalahkan nama panggilannya. Kini, dia sedang tidak ingin berdamai dengan situasi. Dan yang membuat senyum merekah diwajah mereka bertiga adalah kalimat yang barusan Aga lontarkan.
"Perasaan gue aja atau sekarang Aga ..."
"PMS biasalah. Gara-gara si Rara juga kan dia dipanggil Aga?"
"Kasian gue sama dia sekarang."
Mereka berbicara tanpa mempedulikan satu makhluk lagi disitu. Siapa jika bukan Wendy. Cewek yang menatap kesal sohib Aga karena menyinggung Rara. Awalnya, Wendy tidak menganggap Rara sebagai saingannya. Apalagi gadis itu bukan anak hitz dan cantik seperti mantan-mantan Aga. Namun Wendy tahu, Rara memiliki tempat yang spesial dihati seorang Aga. Dan kini, dia mulai menyadarinya. Rara bisa menjadi ancaman terbesarnya.
"Gue mau nanya." Kata Wendy lalu menatap datar ketiga sohib Aga.
"Apa?" Kata Angga ketus.
"Razita sama Darga sahabatan sejak kapan?"
Sean menaikkan sebelah alisnya, "Kenapa lo peduli?"
"Pengen tau aja." Kata Wendy santai. Melihat gerak-gerik dan feeling tidak baik, Revo menatap tajam kearah Wendy. Dari awal memang hanya Revo-lah yang terang-terangan menunjukan rasa tidak sukanya terhadap Wendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA [Completed✔]
Teen Fiction"Akankah bunga itu berubah menjadi merah?" Kehidupan Razita selalu dipenuhi dengan Darga. Cowok yang tadinya tingginya lebih pendek dari Razita. Nama panggilan Razita dari Darga adalah Rara. Dan nama panggilan Darga dari Razita adalah Aga. J...