"Mbak. Mau nanya." Penjaga warnet dengan tampang jutek itu melihat kearah Rara.
"Darga pernah kesini gak, mba?" Gelengan dari penjaga warnet itu membuat Rara mendesah frustasi. Dia sudah datang ke warnet ini. Sebelumnya dia juga sudah datang ke taman kota, warung langganan Aga, bahkan matanya selalu was-was siapa tahu dia melihat Aga dijalan. Sudah total lima hari Aga tidak masuk sekolah. Ponsel Rara berdering. Panggilan masuk.
"Halo?"
"Ra. Gue udah nyari ditempat kita biasa ngerokok, tapi si Aga gak ada."
"Oke. Makasih, Sean. Bisa tolong cari ditempat yang lain?"
"Sip, Ra."
Rara memutuskan panggilan telepon itu. Dia terlihat panik. Sebelumnya Rara belum pernah sepanik ini. Cewek itu sangat khawatir apabila hal buruk terjadi. Teman-teman aga tidak bisa menghubungi siapapun. Karena jika soal keluarga Aga sangat tertutup. Lalu, ponselnya kembali berdering lagi. Kini paman Rara yang menelepon.
"Iya om?"
"Om ketemu nih. Om tahu dimana Darga."
"Beneran Om? Bisa sms ke Rara alamatnya?"
"Suer deh keponakanku yang cantik. Oke, Om kirim."
"Makasih banyak Om!!"
"Sama-sama. Kamu bicarain baik-baik sama dia kalo udah ketemuan ya?"
"Loh?"
"Kamu gak tau Om itu siapa? Om ngeliat kalian berdua dari bayi. Om tahu semuanya, Rara. Jangan kira Om gak tau. Udah deh sana. Om kirim alamatnya. Udah ya, Om mau lanjut kerja lagi. Semangat!"
Tuut... Tuut.. Tuut..
"Jangan bilang..." Rara menatap ponselnya dan dia seperti ingin melahapnya.
###
Ding Dong~ Ding Dong~
Bel apartemen Aga berbunyi. Cowok yang tadinya sedang tiduran dikasur langsung bangun dari posisinya. Dia menghampiri pintu depan apartemennya. Mengintip keluar.
Selama beberapa detik, cowok itu berdiri mematung. Dia melihatnya. Rara.
Ceklek!
Pintu apartemen terbuka. Aga langsung menatap Rara dengan tatapan tidak percaya. Rara melihat kearah Aga dengan bingung. Pasalnya penampilan cowok itu sangat kacau.
"Boleh masuk kan?" Tanpa meminta persetujuan Aga, Rara menerobos masuk kedalam apartemen. Dilihatnya seluruh penjuru apartemen Aga. Sangat berantakan. Baju kotor dimana-mana. Banyak sampah makanan ringan diatas meja.
"Jadi selama lima hari lo gak masuk sekolah, lo diem disini?" Rara menoleh kearah belakangnya. Dimana Aga masih berdiri dengan diam namun matanya tidak luput dari Rara. Rara membuka denim jaket yang ia pakai sehingga menyisakan kaos berwarna abu-abu. Rara menghampiri cowok itu. Sebenarnya, jantung Rara sudah melompat gila-gilaan. I miss You, batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA [Completed✔]
Teen Fiction"Akankah bunga itu berubah menjadi merah?" Kehidupan Razita selalu dipenuhi dengan Darga. Cowok yang tadinya tingginya lebih pendek dari Razita. Nama panggilan Razita dari Darga adalah Rara. Dan nama panggilan Darga dari Razita adalah Aga. J...