Keisha memandang mobil di depan rumahnya dengan bingung, sudah 5 menit mobil itu ada disana tetapi si pengemudi tidak keluar dari tadi.
Seketika Keisha membulatkan matanya ketika Shawn keluar dari mobil berwarna hitam itu, ia melambaikan tangan padanya yang sedang mematung di depan pintu. Shawn menjemputnya?
"Tahu rumah aku darimana kak?"
"Dari temen kamu yang ikut klub futsal." Keisha mengangguk paham.
Jujur, Keisha masih kesal karena kejadian kemarin. Sehingga ia belum mempunyai niat untuk memulai pembicaraan.
Shawn sendiri tidak terlihat merasa bersalah, cowok itu hanya mengendarai mobilnya dengan tenang. Senyuman pun tak lepas dari wajahnya.
"Ganteng anjir." Batin Keisha sambil menepuk-nepuk pipinya yang terasa panas.
"Sekarang aku lagi seneng banget Kei."
"Kenapa kak?" Keisha tersenyum geer. Ekspektasinya adalah Shawn senang bisa berangkat ke sekolah bersama dirinya.
"Uang aku udah cukup buat beli stick ps yang baru, yang lama udah nggak enak."
Lha? Soal game lagi? Gitu doang seneng?
Keisha kembali memasang wajah kusut, ia kesal. Sumpah.
Tapi emang sih tadi ia menaruh ekspektasi yang terlalu tinggi, memangnya siapa Keisha? Cuma nerd nggak populer yang (terlalu) beruntung bisa pacaran dengan Shawn.
"Kok cemberut gitu Kei?" Shawn mengelus kepala Keisha sebentar, lalu kembali fokus ke kegiatan menyetirnya.
"Senyum dong." Keisha memaksakan senyumnya, tetapi malah terlihat seperti seringai masam.
"Oh iya, aku seneng bisa berangkat bareng kamu."
Seketika jantung Keisha berdebar lebih kencang.
"Aduh ngefly."
∆∆∆
Keisha mendengus, ia mendongak dan melihat 5 orang cewek yang sedang memojokkannya di dinding toilet. Nggak tahu motivasi mereka apa ngelakuin ginian, tapi pas mereka bilang kalau mereka berlima menamakan diri sendiri 'Shawn fans', Keisha paham dan hanya menghela nafasnya.
"Elo tuh nggak pantes pacaran sama Kak Shawn, masa cewek kerempeng kayak elo bisa pacaran sama dia? Nggak mungkin!" Hati Keisha memanas, resiko punya wajah jelek tapi pacar cakep gini kali ya?
"Ya terus?"
"Elo itu nggak pantes ja..."
"Kalo nggak pantes ngapain Kak Shawn nembak gue? Dengan cara kayak gitu sama aja kalian ngomong kalo selera Kak Shawn itu rendah."
"Elo emang rendahan Keisha, nggak pantes."
"Kalo gitu ngomong aja langsung sama Kak Shawn, jangan sama gue. Kan dia yang nembak. Mau gue bilangin?" Keisha berlalu ke luar toilet dengan langkah cepat, mengabaikan 5 cewek tadi yang hanya melongo tidak percaya.
"Dia ngelawan kita?" Tanya cewek berambut pendek sambil melihat keempat temannya.
"Gak nyangka gue anjir."
∆∆∆
"Kak?" Keisha membuka mulutnya untuk bersuara, sedangkan tangannya hanya mengaduk-aduk jus jeruknya dengan tidak jelas.
"Iya Kei, kenapa?"
"Aku nggak pantes ya buat kakak?" Shawn mengangkat sebelah alisnya.
"Hah?"
"Aku.. nggak pantes ya buat kakak?" Ulang Keisha dengan suara yang lebih kecil.
"Siapa yang ngomong kayak gitu?"
"Ng.. nggak kak, ini.."
"Siapa yang ngomong kayak gitu?" Ulang Shawn dengan penekanan di setiap kata yang diucapkannya.
"Ini cuma.. kesadaran aku sendiri."
"Nggak, kamu pantes buat aku Kei. Jangan ngomong yang aneh-aneh, aku bener-bener sayang sama kamu." Ucap Shawn dengan tenang, meskipun ada maksud yang ia sembunyikan dibaliknya.
"Jangan ngomong kayak gitu lagi, aku sayang kamu. Sumpah."
Keisha memejamkan matanya erat.
"Aduh nggak kuat."
∆∆∆
Jangan lupa tinggalkan jejak yo^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Gamers✓
Подростковая литература[COMPLETED-Belum direvisi] Shawn Gryson itu gamers, cakep, pinter dan most wanted-nya SMA Harapan. Yang bikin heran Shawn malah nembak Keisha, cewek nerd yang sama sekali nggak populer. Awalnya Keisha seneng bukan main pas ditembak Shawn, tapi peras...