SEBELAS

158K 17.2K 301
                                    

Keisha mendesah pelan, haruskah ia keluar dari bilik toilet itu?

Ia hendak memegang kenop pintu ketika salah satu dari siswi yang berbicara di luar mengaduh karena pesan yang diterimanya.

"Eh buset Bu Hilma udah di kelas! Dia nyariin kita loh," serunya panik sambil melihat ke arah dua temannya. Mita mendengus, sedangkan siswi yang satunya lagi menggerutu tidak jelas.

"Yaudah mending kita ke kelas," ajaknya. Tetapi Mita menahan tangan temannya sebentar.

"Buat siapapun yang ada di dalem toilet ini, gue bakalan nemuin lo," ucapnya, lalu berjalan pergi menjauhi toilet.

Keisha mengembuskan napasnya lega, ia memegangi dadanya karena jantung Keisha terasa akan melompat saking kencangnya berdetak.

Ia segera keluar dari toilet dan buru-buru pergi ke kelas dengan wajah was-was dan agak tidak karuan.

∆∆∆

"Dari mana lo?" bisik Nina setelah Bu Nuni, guru Prakarya selesai mengabsen setiap murid yang hadir.

"Dari toilet sebentar." Keisha mengibaskan bukunya ke arah wajah karena ia merasa kepanasan.

"Eh bentar, lo abis nangis ya? Mata lo merah!" seru Nina dengan suara yang agak keras, sontak Bu Nuni menoleh dan melayangkan tatapan tajamnya.

"Kalian berdua! Jangan berisik di jam pelajaran saya!" ucap Bu Nuni galak. Keisha dan Nina mengangguk minta maaf.

"Heh elo beneran nangis?" tanya Nina sekali lagi saat Bu Nuni keluar dari kelas karena ada telepon masuk.

"Emang keliatan ya?" Keisha mengambil cermin dan melihat bayangan matang. Dan benar saja, matanya merah.

"Kenape lagi sih lo?" Keisha menggeleng.

"Nggak papa gue mah." Nina memicingkan matanya karena curiga.

"Tadi respon Shawn gimana?

Sebelum menjawab pertanyaan itu Keisha mengambil napasnya dalam-dalam. "Ya tadi Kak Shawn bilang..."

"Saya tadi bilang jangan berisik di pelajaran saya, nggak bisa?" Nina dan Keisha mendongak, lalu mendapati Bu Nuni yang menatap dengan pandangan tajam. Setajam silet, eh.

"Maaf bu saya cuma nanya Keisha sakit atau nggak, soalnya mata dia merah," cicit Nina untuk membela mereka berdua.

"Mana? Iya mata kamu merah Keisha, ke UKS biar diobatin." Dalam hati Keisha merasa lega sekaligus senang. Lega karena tidak dimarahi Bu Nuni dan senang karena ia akan pergi ke UKS, lagipula jika ia memaksakan ikut jam pelajaran materi tidak akan masuk ke kepalanya. Gara-gara kejadian di toilet tadi.

"Yaudah bu, kami ke UKS dulu ya." Nina bangkit dan membawa Keisha keluar kelas, suasana tiba-tiba gaduh karena banyak dari mereka yang ingin pergi ke UKS juga.

"Aduh Bu perut saya mual!"

"Bu kepala saya pusing!"

"Bu saya pusing terus mau muntah!"

Mendengar kelakuan anak didiknya, Bu Nuni mendengus.

"Saya harap ucapan kalian bakalan jadi kenyataan!"

Kelas hening seketika.

∆∆∆

Nina menganggukkan kepalanya paham ketika ia sudah mendengar cerita Keisha mengenai kejadian di toilet tadi, Keisha sendiri kini sedang mengerjapkan matanya berkali-kali setelah diberi obat pencuci mata.

"Eh lo mau ke kelas lagi nggak?" tanya Nina.

"Terse..."

Belum selesai Keisha mengucapkan kalimat singkat tirai pembatas dibuka dan menampilkan sosok seorang siswi perempuan. Keisha dan Nina kaget karena siswi itu adalah Mita. Mereka baru ingat kalau Mita itu masuk ekstrakulikuler PMR.

"Jadi tadi elo ya yang diem di bilik toilet?" Keisha menelan ludahnya kasar, tetapi kemudian ia memberanikan diri karena tidak merasa dirinya salah.

"Emangnya kenapa kak?"

"Ya bagus lah kalo lo tadi denger, gue suka sama Shawn," jelasnya.

Entah mendapatkan keberanian dari mana Keisha mengeluarkan suaranya lagi. " Ya silahkan aja kalo suka sama Shawn, yang suka sama dia banyak kok."

Mita melongo mendengar balasan dari Keisha.

"Gue bakalan dapetin Shawn!" Nina yang mulai kesal segera melotot.

"Maaf ya kak, jangan mentang-mentang cantik terus bisa rebut pacar orang seenaknya. Mikir dong kak," sewot Nina sebal.

"Udahlah Nin jangan ditanggepin, toh kalo dia cantik Shawn malah nembak cewek cantik kayak gue,"

"Itu karena dia kasian sama elo,"

Deg.

"Berarti kalo nanti Shawn nembak kakak berarti dia kasian juga? Buktinya sekarang aja Shawn biasa aja sama kakak," sindir Keisha pedas.

Skakmat.

Mita melotot dan mengucapkan kalimat pembelaan terakhirnya.

"Gue bakalan dapetin Shawn, titik!" Siswi itu pun berlalu pergi. Sedangkan Keisha dan Nina mendengus secara bersamaan.

Gamers✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang