LIMA BELAS

162K 15.8K 185
                                    

Keisha memotong berbagai macam buah-buahan dengan cekatan, wajahnya terlihat serius karena ia sangat fokus terhadap apa yang dikerjakannya itu.

Sore itu Keisha sedang berada di rumah Shawn. Sang pemilik rumah sendiri sedang berganti pakaian di lantai atas, rencananya Keisha akan menemani Shawn untuk latihan penampilan klub musik di sekolah. Pasalnya seminggu lagi akan diadakan acara musik gabungan beberapa SMA, dan sebagai tuan rumah SMA Harapan pastinya akan menampilkan penampilan terbaik mereka.

Lalu sebenarnya apa yang dilakukan Keisha dengan buah-buahan itu?

Shawn yang memintanya, ia ingin memakan makanan seperti yang pernah ia temui saat baru tiba di Indonesia. Karena ia tidak mengetahui namanya maka Keisha sempat tertawa sebentar.

"Itu namanya rujak Shawn, mau?" Shawn dengan semangat mengangguk. "Kamu bisa buatnya nggak?"

"Ya bisa lah, gampang itu mah."

"Kalo gitu buatin ya, aku mau ke atas dulu."

Keisha tersenyum geli ketika mengingat kebingungan Shawn tadi.

"Udah Kei?" Keisha menoleh dan mendapati Shawn sedang berdiri di belakangnya dengan tangan menjinjing tas gitar.

"Sebentar lagi," balas Keisha sambil memastikan bahwa penutup wadah makanan itu bekerja dengan baik, daripada nanti malah tumpah. Rujak kan lengket.

"Ayo."

Bukannya pergi Shawn malah menahan tangan Keisha dan melihat wajah cewek itu dengan seksama. "Kamu kalo nggak pake kacamata bisa nggak?"

Keisha mengernyitkan dahinya sebentar, lalu menggeleng. "Penglihatanku bakal kabur, mending jangan."

"Kalo gitu gerai rambut kamu, jangan diiket terus."

"Emang kenapa sih Shawn?"

"Udah buka aja." Keisha memasukkan tempat makanan terlebih dahulu ke dalam tasnya, lalu membuka ikatan rambut yang jarang sekali ia buka.

"Tuh kan makin cantik." Pipi Keisha memerah seketika, ia menyahut kemudian, "Apaan sih Shawn?"

Shawn memilih diam dan menggenggam tangan Keisha erat, membawa cewek itu keluar. Tetapi saat di ruang keluarga Keisha sempat melirik lemari di bawah tangga yang pintunya sedikit terbuka.

"Shawn itu kebuka." Keisha menunjuk lemari yang dimaksud, anehnya Shawn malah terlihat gugup.

"Nggak ditutup dulu?" tanya Keisha kemudian. Shawn terlihat ragu sebentar sebelum menjawab.

"Nanti aja nyuruh Bi Ani, ayo berangkat."

∆∆∆

"Kei, coba kamu selfie deh." Celetukan Shawn di mobil berhasil membuat Keisha terbatuk karena tersedak.

"Loh, kamu nggak papa?" tanya Shawn khawatir, Keisha mengangguk. "Nggak papa."

"Jadi gimana? Sekali-kali kamu selfie dong." Keisha menggelengkan kepalanya, lalu membenarkan letak anak rambutnya yang tidak diikat.

"Nggak, nggak pd." Shawn berdecak, lalu menyodorkan ponselnya.

"Nih coba di ponsel aku. Nggak mau tau pokoknya kamu harus selfie."

Keisha menaikkan sebelah alisnya. Kok maksa?

"Nggak ah, takut hape kamu jadi rusak karena aku pake foto-foto." Shawn mendesah mendengar jawaban pacarnya itu. Lihat kan? Keisha terlalu merasa rendah diri, padahal cewek itu lumayan cantik menurutnya. Jadi apa yang salah?

"Kamu cantik Kei, kenapa nggak pd coba?" Shawn membelokkan mobilnya di perempatan jalan dengan agak lambat, sengaja agar ia dapat mendengar jawaban Keisha dengan lebih jelas.

"Ya.. aku emang nggak pd," cicit Keisha sambil menunduk.

"Kamu mau nggak bikin aku seneng?" Keisha menolehkan kepalanya heran ketika mendengar pertanyaan yang dilontarkan Shawn.

"Maksudnya?"

"Aku bakalan seneng kalo kamu percaya diri sama diri sendiri, cewek yang percaya diri itu cantik," balas Shawn sambil tersenyum. Saat itu mobil mereka sudah berada di area parkir sekolah.

"Mau nyoba?" Shawn meletakkan ponselnya di genggaman Keisha.

Cewek itu ragu sebentar, tetapi 5 detik kemudian dibukanya aplikasi kamera yang langsung memperlihatkan wajahnya di layar.

Keisha tertegun sebentar, ternyata wajahnya tidak separah seperti yang ia bayangkan.

"Sentuh layarnya." Keisha menoleh dan mengerucut bibirnya kesal.

"Kalo kamu liatin aku kayak gitu yang ada aku malah malu." Shawn nyengir dan memalingkan wajahnya ke arah lain.

Keisha mengembuskan napasnya, lalu mencoba melakukan apa yang diminta Shawn.

Karena tidak ahli melakukan itu, foto yang dihasilkan menjadi agak buram karena tangan Keisha bergetar.

Keisha terkejut bukan main ketika Shawn merebut ponselnya itu dan melihat hasilnya, cowok itu tersenyum miring.

"Udah, ayo turun."

Shawn turun dari mobil begitu saja, membukakan pintu untuk Keisha dan segera pergi ke arah ruang musik.

Keisha mendengus. Cowok memang sering bertindak seenaknya.

Gamers✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang