DUA PULUH DUA

171K 15.6K 764
                                    

Part sebelumnya pendek banget ya? Wkwk

***

Keisha ingin sekalu bersin ketika
Ira, pacar Yoga menyapukan bedak dan entah benda apa lagi di wajahnya. Apalagi saat hidungnya ditepuk-tepuk oleh benda bubuk yang seakan menggelitik hidungnya, untung saja Keisha masih bisa menahannya.

Saat datang di rumah Ira ia langsung ditarik ke kamar cewek itu, lalu dipaksa duduk dan didandani sedemikian rupa. Memakai pakaian Ira yang menurut Keisha agak terbuka pun ia lakukan meskipun agak risi sebenarnya.

"Bersin ya bersin aja Kei, jangan ditahan," celetuk Ira sambil membenarkan letak anak rambutnya.

"Hattcchiiii."

Keisha mengembuskan napasnya lega.

"Abang kemana ya kak?" tanya Keisha setelah menyadari bahwa tidak ada kakaknya di sana.

"Pulang dulu, katanya mau bawa kamera."

"Oh."

Ira mundur menjauhi Keisha untuk melihat hasil karyanya, ia sontak tersenyum dan bertepuk tangan. Adik pacarnya itu terlihat cantik sekali.

"Kenapa kak? Muka aku aneh ya?" bingung Keisha karena melihat Ira yang tampak geli.

"Nggak, kamu cantik kok."

"Tapi abang kamu bilang kamu ini nggak percaya diri? Ih salah banget! Liat ke cermin deh," cerocos Ira sambil membalik tubuh Keisha hingga bayangan mereka terpantul di kaca.

Keisha terpaku sejenak. Benarkah itu dirinya? Kacamatanya sudah di lepas, diganti dengan lensa kontak. Lalu hidung mancungnya tampak bagus, tatanan rambutnya juga cantik sekali. Kekasih kakaknya ini ternyata sangat pintar dalam hal make up.

"Ini ... aku?" Ira mengangguk antusias. "Iya lah. Gimana? Kamu cantik banget loh. Dulu kamu cuma kurang dipoles aja."

Keisha menyentuh wajahnya sendiri, lalu tersenyum tanpa sadar.

"Tapi ini karena make up kakak, kalo nggak aku pasti jelek lagi." Ira berdecak. "Bener ya kata Yoga, kamu ini susah banget dibilangin. Pd aja."

"Pacar kamu pasti nyesel nyakitin kamu," tandasnya. Alis Keisha bertaut. "Kakak ... tau?"

Ira mengangguk. "Yoga yang bilang."

Keisha menarik napasnya dalam-dalam, kadang-kadang kakaknya itu menyebalkan.

Tak lama suara pintu diketuk pun terdengar, Yoga masuk dengan tas berwarna hitam di punggungnya.

"Wah ... Adek abang cantik banget," serunya sambil menghampiri mereka berdua.

"Jangan lupa yang ngedandaninnya siapa." Yoga menoleh dan tersenyum. "Makasih ya Ra."

"Abang bilang juga apa, kamu itu cantik." Keisha tersenyum tipis.

"Nggak usah ngehibur kayak gitu bang."

"Stubborn girl," gerutu Yoga sambil mencubit hidung Keisha gemas.

"Ih sakit!"

"Aku ke bawah dulu ya Ga, nyiapin makanan."

"Oke." Ira keluar dari kamar dengan langkah ringan.

"Gimana? Kamu udah ngerasa cantik nggak? Jujur sama abang, nggak usah malu." Keisha mengangguk.

"Ini pertama kalinya aku ngerasa cantik." Suara Keisha terdengar bergetar, "makasih ya bang."

"Iya sama-sama, apa sih yang nggak buat kamu."

Keisha mengerjapkan matanya berkali-kali karena terasa memanas.

"Abang kok baik banget sama aku? Padahal kan aku bukan adik kandung abang, cuma anak yang mama pungut dari panti asuhan."

Yoga melihat Keisha dengan pandangan tidak suka. "Mau kamu adik kandung abang atau nggak, abang akan tetep sayang dan jagain kamu Kei. Jangan ngomong gitu ah, abang nggak suka."

Keisha bangkit dan memeluk kakaknya itu dengan erat. "Thanks."

"Iya, sekarang abang mau foto kamu ya?"

"Malu."

"Tadi katanya ngerasa cantik."

"Buat apa?" heran Keisha sambil melepaskan pelukannya.

"Buat dikirim ke mantan sialan kamu itu." Keisha mendesah. "Udahlah."

"Abang belum puas, tadi pas dia ke rumah abang hajar dia. Emang pantes dia dapetin itu."

"Shawn ... dia ... ke rumah?"

"Iya. Udahlah, mending kamu lupain dia ya?" Keisha menunduk lalu mengangguk lemah.

Jujur, sulit untuk melakukan apa yang Yoga katakan. Ia masih menyayangi Shawn meskipun cowok itu menyakitinya.

Bodoh memang.

Kadang hati yang sekeras batu akan melunak hanya karena setitik harapan akan kasih sayang.

"Mendingan sekarang kamu ikut abang ke taman belakangnya rumah Ira."

Keisha dan Yoga pun berjalan ke sana. Yoga membuka tasnya dan mengeluarkan kamera yang akan ia gunakan untuk memotret adiknya.

"Kamu harus keliatan baik-baik aja ya Kei? Senyum."

Keisha menarik napasnya lalu mengembuskannya pelan.

"Satu ... dua ..."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gamers✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang