EMPAT BELAS

156K 16.1K 223
                                    

"Kamu lagi ngapain di sini Shawn?" ulang Keisha ketika Shawn hanya berdiri dan menutup mulutnya rapat-rapat, entah gugup karena keberadaan kakaknya atau alasan lain sehingga cowok itu tidak menjawab pertanyaannya.

"Emm.. aku lagi nyari jaket ya bagus," balasnya sambil tersenyum sopan ke arah laki-laki yang ia taksir berusia 20 tahunan di samping Keisha.

"Ini pacar kamu Kei?" Keisha menoleh sejenak dan mengangguk. Kakak Keisha melihat Shawn dengan pandangan menilai, sehingga cowok itu menjadi gugup karenanya.

"Kenalin gue Yoga Mahardika, abangnya Keisha." Yoga mengulurkan tangannya, yang langsung disambut oleh Shawn dengan senyum kaku yang mengembang di wajahnya.

"Lo macarin adek gue karena apa?" Shawn membulatkan matanya kaget ketika Yoga bertanya tanpa basa-basi, Keisha sendiri memukul lengan kakaknya pelan.

"Jangan nanya kayak gitu lah bang," protesnya, ia merasa agak tidak enak mengenai Shawn.

"Adek emm.. kakak manis, saya suka,"

"Itu doang?" cecarnya kemudian.

Shawn meneguk ludahnya kasar, apa sore itu ia akan dihujani pertanyaan yang terasa seperti interogasi seorang terdakwa?

"Kak udahlah, kan Shawn jadi gugup kayak gitu."

"Abang cuma nggak mau cowok berengsek yang jadi pacar kamu," tegas Yoga cepat.

"Seharusnya abang bersyukur lah, masih ada yang mau sama aku."

"Kamu nggak boleh ngomong gitu Kei."

"Saya emang beneran suka sama Keisha kok," ucap Shawn hendak melerai perdebatan kecil dua bersaudara itu.

"Yakin?" Shawn mengangguk. "Yakin."

Ponsel Yoga bergetar, Shawn menghela napasnya lega.

"Halo Ra... iya aku bakalan ke rumah kamu sekarang."

Yoga menutup teleponnya dan menatap ke arah adiknya. "Abang ke rumah Ira dulu, kamu sama pacar kamu aja ya."

Keisha hanya mengangguk mengiyakan.

"Lo jagain adek gue." Yoga maju selangkah dan berbisik di dekat telinga Shawn. "Gue tau lo ngikutin gue sama Keisha."

Yoga menepuk pundak Shawn dan pergi setelah memberikan senyuman ke Keisha.

Wajah Shawn terasa memanas sekarang. Sial, apa sebegitu cerobohnya ia hingga Yoga tau bahwa ia mengikuti mereka?

"Abang aku ngomong apaan sama kamu Shawn?" Yang ditanya menoleh dan segera menggelengkan kepalanya perlahan.

"Bukan apa-apa kok, mau pulang sekarang?" Dahi Keisha malah mengernyit.

"Katanya kamu mau beli jaket, tapi kok gak ada terus nanya mau pulang atau nggak?" tanya Keisha bingung.

Shawn meringis pelan, ia lupa dengan apa yang diucapkannya tadi. "Oh iya lupa, kalo gitu anter dulu sebelum pulang."

∆∆∆

Shawn menenteng dua kantung belanjaan setelah keluar dari sebuah toko pakaian yang berada di lantai tiga, satu kantung berisi belanjaan miliknya. Sedangkan yang satunya lagi merupakan sebuah jaket yang ia belikan untuk Keisha.

"Ih kak nggak usah," ucap Keisha entah untuk yang keberapa kalinya. Ia bingung mengapa sedari ia menolak tetapi Shawn tetap memaksa untuk membelikannya untuk Keisha.

"Terima aja Kei, biar couple-an gitu," balas Shawn sambil tersenyum lebar. Mau tak mau Keisha ikut tersenyum.

Sebenarnya Keisha sempat merasa geli pada perutnya, lalu beralih ke jantungnya yang sekarang berdebar sangat keras.

Masih seperti mimpi yang indah baginya untuk menjadi seorang pacar dari Shawn. Ya, mimpi yang sangat indah.

"Pake sekarang dong Kei, biar lucu," celetuk Shawn ketika keduanya sudah ada di mobil.

Cowok itu membuka salah satu kantung dan mengambil jaket yang baru dibelinya, lagi lalu dipakainya dengan cepat.

"Gimana? Aku keliatan lebih ganteng nggak?" Keisha berdecih.

"Pede banget sih Shawn."

"Ya harus dong, sekarang kamu coba pake." Shawn menyodorkan jaket berwarna biru tua ke Keisha, yang langsung disambut dengan senyuman lembut di wajah cewek itu. Dan Shawn kembali tertegun ketika melihat senyuman Keisha.

"Gimana? Aneh ya?" tanya Keisha setelah jaket itu sudah membalut tubuhnya dengan sempurna.

"Kamu cantik kok." Pipi Keisha seketika memerah.

"Shawn kampret, gue jadi lemes anjir."

Gamers✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang