EPILOG

209K 15.5K 759
                                    

Keisha merasakan semilir angin sore yang terasa lembut membelai pipinya, panas matahari yang tidak terlalu terasa membuatnya betah untuk diam di atap sekolah. Sembari sesekali meminum milkshake stroberi miliknya yang tinggal setengah.

Shawn sendiri kini ikut duduk dan bersandar di bahunya dengan mata terpejam. Dia tidak tidur, hanya sejenak mengistirahatkan tubuhnya setelah menjalani berbagai rutinitas belajar yang membuat kepala seakan ingin pecah.

"Shawn."

"Apa?"

"Ini udah sore, pulang yuk."

Shawn membuka matanya lalu duduk tegak. "Kamu nggak mau lama-lama di sini sama aku gitu?"

"Bukan gitu, tapi ini kan udah sore."

"Emang siapa yang bilang ini masih pagi?" Keisha mendengus.

"Emang kamu nggak takut dimarahin Bang Yoga?"

Shawn menggelengkan kepalanya cepat dengan perasaan ringan. "Nggak. Mau dia pelototin kek, nyolot kek atau marahin aku kek. Aku nggak takut."

Keisha terkekeh. "Tetep aja kalo ketemu langsung nggak berani."

Shawn terkekeh geli lalu kembali menyandarkan kepalanya di bahu Keisha.

Keisha sendiri kini tampak memikirkan suatu hal, yang sempat menjadi bahan pemikirannya selama beberapa saat.

Jika ia dan Shawn ... oke, Keisha memang tidak senang ketika memikirkan ini, tapi ia ingin tahu.

Jika ia putus dengan Shawn, apa yang akan terjadi? Apa Shawn akan mengejarnya kembali? Atau memilih menyerah dan melirik cewek lain?

Dengan kesal Keisha berpikir tentang Mita yang masih ngotot mengenai rasa sukanya kepada Shawn. Mungkin rasa malunya sudah tertutupi bedak tebal yang selalu ia pakai.

Oh ya, kini sifat buruk yaitu rasa rendah dirinya sudah jauh berkurang. Keisha lebih percaya diri sekarang. Tak lain karena Shawn atau Yoga yang selalu mendukungnya dan mengucapkan sesuatu yang membesarkan hati. Ah, Keisha menyanyangi kedua cowok itu.

Shawn dengan sikap manis dan senyum lebarnya. Lalu Yoga, dengan senyum lembut dan wajah garang yang akan selalu cowok itu perlihatkan kepada siapapun yang mengganggu Keisha.

Keisha ingat ketika ia masih kecil Yoga pernah memukuli seorang anak laki-laki yang mengejek Keisha karena berasal dari panti asuhan.

Kembali ke urusan Shawn, Keisha memberanikan diri untuk bertanya.

"Shawn."

"Apa?"

"Aku mau nanya sesuatu."

"Tanya aja."

"Aku sama game lebih penting mana?"

Shawn mengernyitkan dahinya. "Kok kamu nanyanya gitu?"

"Kenapa emang? Masih lebih penting game ya?"

"Ya nggak lah, kamu lebih penting."

"Oh ya, kamu sama Mita nggak ada hubungan apapun kan?"

Shawn mendengus lalu duduk tegak kembali. "Kei, aku kasih tahu sesuatu sama kamu ya. Aku nggak suka cewek yang dandan tebel kayak banci mau mangkal."

Mendengar hal itu Keisha tertawa pelan.

"Beneran, lagian dia terlalu agresif. Lagian kalo aku sayangnya ke kamu gimana?"

"Ya nggak gimana-gimana. Justru bagus."

"Itu tau."

"Shawn."

Gamers✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang