LIMA

182K 20.7K 604
                                    

Shawn menghela nafasnya pelan, matanya kini fokus menatap layar ponselnya yang menampilkan sebuah foto. Fotonya dan seorang perempuan yang dulu membuatnya tersenyum bahagia. Tetapi sekarang Shawn tersenyum miris, ia merindukan perempuan itu. Sungguh.

Shawn tertegun sebentar, matanya terasa memanas. Andai saja perempuan itu masih hidup...

Shawn menggelengkan kepalanya segera, kalaupun perempuan itu masih hidup ia tidak akan bersemanya. Karena perasaan tulusnya itu salah..

"Kak kok bengong?" Shawn mengalihkan perhatiannya ke Keisha yang kini sedang memandangnya bingung.

"Nggak, nggak papa." Keisha menghembuskan napasnya pelan.

"Kalo ada sesuatu cerita aja kak, aku pasti dengerin kok." Shawn tersenyum tipis, jika ia bercerita mengenai apa yang membuatnya melamun ia yakin Keisha akan langsung menjauhinya.

"Nggak papa kok Kei." Keisha menaikkan bahunya.

"Yaudah kalo gitu." Keisha memakan ice creamnya dengan agak sembarangan, sehingga belepotan sampai ke hidungnya.

Shawn mengulurkan tangannya untuk mengusap noda ice cream itu, Keisha mendongak dan merasakan bahwa pipinya memanas. Ia merasa sangat malu.

"Kamu kalo makan ice cream yang bener dong Kei, jadi belepotan gitu." Keisha tersenyum kikuk.

"Aku kalo makan ice cream emang nggak pernah bisa bersih kak." Keisha membenarkan letak rambutnya, lalu menyelipkan anak rambutnya di telinga. Shawn tertegun mengenai sikap Keisha entah untuk yang keberapa kalinya.

"Mengapa mereka begitu mirip?"

Perasaan bersalah hinggap di hatinya, bagaimana jika Keisha mengetahui apa alasan Shawn yang sebenarnya? Apa ia akan pergi menjauh?

Perasaan tidak rela datang, ia tidak ingin Keisha pergi meninggalkan dirinya. Dengan alasan apapun Shawn tidak ingin itu terjadi.

Gamers✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang