Author POV
Jennie kembali menjelajahi sudut-sudut Joseon yang sangat asing baginya "Aa~ matta!! Karena Dayang Oh aku belum jadi membeli sepatu kemarin. Sebaiknya aku membelinya sekarang sementara dayang Oh masih sibuk memasak."
Gadis itu kembali menggunakan jangotnya dan berjalan menuju keramaian pasar. Ia melihat anak kecil bertengkar dan mendatanginya.
"Hey kalian, jangan bertengkar!"
"Agassi, dia merebut makananku."
"Tidak! Dia yang merebutnya, agassi!"
"Hey sudah-sudah mari kita membeli beberapa makanan di tempat bibi itu." gadis itu membawa dua anak yang bertengkar tadi menuju penjual makanan.
"Bibi, tolong beri aku makanan ini. Berapa aku harus membayarnya?"
"Ah baiklah, gamsahamnida!"
"Ja... mari kita bagi. Ini untukmu dan ini untukmu. Manhi meogeo!!"
Selesai melerai kedua anak kecil itu seorang pria memanggilnya "Agassi!"
"Ah ye tuan. Ternyata kau masih mengingatku."
Kedua orang asing itu kembali berjalan bersama. Jennie berhenti di tempat penjual sepatu, ia memilih sepatu yang ia inginkan dan membayarnya. "Eish jinjja!! Kenapa disini tak ada yang menjual high heels sih!" gumamnya.
"Apa yang kau katakan agassi?"
"Ah anieyo~ jangan terus-teruan memanggilku agassi. Panggil saja Jeen~ Eo salah-salah... Yeonhui!!"
"Aa matta, namaku sekarang Yeonhui." Jennie memukul kepalanya sendiri yang hampir saja ceroboh mengucapkan nama aslinya.
"Arrata! Kau bisa memanggilku Baek Ah!"
Jennie mencoba mengenakan sepatu barunya. Ia memakainya dan berjalan di jalan kecil yang terlihat seperti sebuah pondasi aliran air. Berkali-kali Baek Ah mencoba mengingatkan jika perbuatan gadis itu bisa membuatnya berada dalam petaka jika sampai ia terpeleset. Namun peringatan itu tak digubris sama sekali.
"Aaa~" peringatan itu bakanlah sekedar peringatan karena tiba-tiba gadis itu kehilangan keseimbangannya dan terjatuh.
"Gwaenchana?" Baek Ah dengan ketepatannya bisa menangkap tubuh Jennie yang hampir terjatuh.
"Ah ye. Gwaenchasseumnika naeuri."
Untuk sekilas mereka saling berpandangan hingga dayang Oh datang "Nyonya!"
-000-
Setelah perdebatan sengit antara dayang dan putri mahkota, gadis yang tersesat di era Joseon itu akhirnya berhasil membuat kesepakatan. Ia akan bisa mengunjungi tempat apa pun selama tiga hari kedepan. Tepatnya sebelum hari dimana putra mahkota akan mengunjungi tempat pengasingan secara sembunyi-sembunyi.
Tak mudah mendapatkan ijin dari Dayang Oh, namun keinginannya yang telah bulat ini harus ia penuhi agar ia tak mati penasaran. Setelah bersiap dengan jangot yang ia kenakan, Jennie bergegas berjalan menuju salah satu tempat paling ramai di malam hari. Ia hanya pergi ke sana dengan nalurinya dan pengamatannya.
Beberapa langkah lagi ia akan tiba di tempat yang paling ia kunjungi di era Joseon ini. Sebuah tempat dengan keramaiannya, dimana seorang bangsawan maupun putra bangsawan akan menghabiskan uang mereka untuk minum-minum dan menikmati hiburan yang ada. Tempat dimana orang-orang golongan atas akan menghabiskan malam mereka untuk mencari tau desas desus yang sedang beredar.
Gadis itu memantapkan langkah kakinya, ia memasuki area yang sebenarnya hanya dikunjungi oleh kaum pria saja "Whoa keurokuna~ ini benar-benar seperti yang sering diceritakan dalam drama televisi."
Untuk sejenak Jennie benar-benar mengagumi tempat itu, seperti yang sering ia lihat dalam drama televisi. Banyak pejabat disana sedang merangkul gisaeng yang telah mereka bayar. Beru saja akan melangkah keluar dari rumah gisaeng itu, sebuah tangan menariknya.
"Naeuri!"
Ternyata memang benar, Baek Ah yang telah menarik tangannya. Pria itu mencurigai keberadaan Jennie yang dikenalnya sebagai Yeonhui . Di tempat seperti itu,untuk apa seorang gadis yang bukanlah seorang gisaeng berada disana. "Kenapa kau ada disini Yeonhui Agassi?"
"Oh itu... aku hanya penasaran saja tempat seperti apa yang sering pria hidung belang kunjungi, Yah itu saja." Dengan polosnya Jennie menjawab pertanyaan yang Baek Ah lontarkan.
"Solma~ kau tak kemari karena ingin mencari suamimu atau sejenisnya kan?" Baek Ah melontarkan pertanyaan yang bisa membuat Jennie mendelik kaget.
"Ah.. anieyo."
Sebagai permintaan maaf karena telah mencurigai seorang gadis yang datang ke gibang, Baek Ah mentraktir makan dan minum sebelum Jennie Pergi.
"Dilihat-lihat tetap saja kau akan sama dengan masa depanmu Baek Ah ssi. Kau akan mengkhawatirkanku seperti ini." Jennie memandang rupa Baek Ah yang memang sangat mirip dengan teman sekelasnya.
"Kau tau, aku bisa melihat masa depan. Kau akan menjadi seorang musisi di masa depan, naeuri." Jennie menuangkan soju untuk Baek Ah.
Baek Ah merasa bingung dengan sebuah kata yang ia dengar "Musisi? Apa itu, aku tak mengerti yang kau bicarakan."
"Ah pabo gateun!" Jennie kembali memukul kepalanya karena berbicara dengan bahasa yang tak ada di era Joseon "Maksudku pemusik naeuri." Ia mencoba menjelaskan dengan bahasa yang diketahui orang Joseon.
"Geundae, kenapa naeuri ada di tempat seperti ini?"
"Aku ingin mencari seorang gisaeng yang kukenal dulu, tapi belum juga menemukannya sampai sekarang. Kau tau, aku ada disini setelah ditusuk oleh gisaeng yang kumaksudkan tadi."
"Ye? Ditusuk? Dengan pedang? Lalu kenapa kau mencarinya?"
"Itu karena aku berasal dari masa lalu, kau pasti tak akan mengerti dengan apa yang kukatakan ini."
"Ye? Masa lalu?"
-TBC-
![](https://img.wattpad.com/cover/89700993-288-k462658.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MOON LOVERS
Ficção Histórica>> Season 1 Seorang gadis terbangun di masa Joseon dengan tubuh gemetar setelah mengetahui takdir pasangannya yang telah tercatat dalam sejarah. Dalam perjalanan untuk mengubah takdirnya, ia bertemu dengan seorang pemuda Goryeo yang terdampar di te...