“Jennie-ya wasseo!”
“Eung, eonni.”
Seorang yeoja menyambut kedatangan yeoja lain yang terlihat sedang mengerucutkan bibirnya pertanda sedang kesal. Yeoja lain segera membereskan beberapa pesana latte dan menghampiri yeoja yang dipanggilnya Jennie dengan segelas susu vanilla di tangannya. Ia menghampiri Jennie dan menanyakan hal yang mengganggu pikirannya.
“Wae irae?” yeoja dengan rambut dikucir tinggi itu meletakkan secangkir susu panas di atas meja.
“Ah anieyo, eonni geundae Taeil oppa eodiseo?” Jennie celingukan mencari pekerja café lainnya.
“Jinjja? Tidak terjadi sesuatu di Universitas yang membuatmu kesal kan? Taeil sedang mengantar pesanan Americano di gedung sebelah.” Yeoja itu terlihat masih mengkhawatirkan Jennie.
“Ah.. Ani…. Beberapa hari ini aku sedang menerima banyak tugas dari beberapa kelas yang kuikuti. Aku lelah mengerjakannya eonni.”
“Ya! Tidak seharusnya kau terlihat sangat tidak bersemangat hanya karena tugas dari kyusunim. Semangat!! Uri Jennie pasti bisa menakhlukannya!” yeoja itu memberikan Jennie semangat untuk terus melanjutkan pendidikannya.
“Seulgi eonni, istirahatlah jika kau lelah. Jangan membuka café hingga larut malam dan membuatmu sakit. Tak ada yang menggangguku di Universitas, eonni tenang saja. Aku ini jago berkelahi, akan kuhajar mereka yang akan menggangguku di masa depan.” Jennie menunjukkan kepalan tangannya.
“Aah gurae… Geundae kurasa kepalamu itu belum sembuh benar, jadi kau harus berhati-hati nde. Aku akan melanjutkan pekerjaanku. Segera pulang dan belajar begitu menyelesaikan minummu. Arasseo!”
“Eung arasseo eonni.”
***
Kelas pagi Jennie berakhir, ia mengajak ketiga temannya untuk mengerjakan tugas kelompok yang diberikan Professor Han minggu lalu. Mereka menuju sebuah taman Universitas yang teduh dengan beberapa kursi taman disana. Menduduki kursi dan segera mengeluarkan beberapa buku dan kertas serta alat tulis lainnya.
“Eonni~ aku bosan mengikuti kelas Professor Han. Kelasnya sangat sepi, membosankan. Membuatku selalu tertidur saja.” Seorang yeoja dengan poni mulai menggerutu.
“Lisa-ya, kurasa aku juga selalu tertidur di kelas Professor Han.” Seorang yeoja dengan rambut hitam kecokelatan ikut menimpali.
“Ya! kalian kenapa selalu mengeluh, ikuti saja kelas Professor Han dengan tenang. Nanti juga akan mendapat nilai tinggi.” Yeoja dengan rambut keungan memarahi keluhan kedua yeoja lain.
“Jisoo eonni jangan terlalu menasehati mereka, kurasa itu tidak akan mempan kkk~ Sepertinya kalian lapar, aku akan membeli beberapa snack di koperasi.” Jennie bersiap berjalan menuju tempat berbagai keperluan mahasiswa ada didalamnya.
“Eonni, jangan lupa belikan aku kopi.” Yeoja dengan poni itu berteriak menyerukan minuman yang ia inginkan sebelum Jennie jauh dari pandangannya.
Jennie sedikit mengeluh begitu mengingat jika ia harus melewati lapangan basket untuk sampai di koperasi. Ia menggerutu mengingat seorang pasti sedang bermain disana pada waktu ini. Namun ia tak berniat untuk mencari jalan lain karena harus berjalan dua kali lebih jauh daripada jalan yang ia lewati saat ini.
Terdengar suara beberapa namja yang sedang tertawa menikmati permainan bola basket yang sedang ia mainkan. Jennie masih saja acuh ketika sebuah bola basket tepat berhenti di depannya. Ia tak menghiraukannya dan berniat pergi tampa menyentuh bola berwarna orange itu. Seketika itu sebuah teriakan memintanya untuk berhenti saat itu juga.
“Ya! kau yang disana, lemparkan bola itu ke lapangan. Cepat!” seorang namja dengan rambut cokelat berteriak dari dalam arena permainan.
Jennie hanya berhenti sejenak mendengarkan kata-kata yang tidak bisa disebut sebagai sebuah permintaan itu dan kembali melangkahkan kakinya.
“Ya! Kau ini tuli atau apa! Aku memintamu melemparkan bola itu!” namja itu masih terus berteriak dari dalam lapangan sementara teman-temannya telah mencoba menenangkannya.
Kata-kata itu terdengar jelas di telinga Jennie hingga membuatnya berhenti berjalan. Ia membalikkan badannya dan mengambil bola basket yang masih terdiam di atas tanah. “Kau bilang apa? Tuli?” Jennie mendengus kesal, baru kali ini ada orang yang meminta pertolongan dan mengetainya tuli.
“Ya! Apa kau berusaha menghindar dariku? Jadi kau masih menungguku sampai saat ini?”
Jennie terus berjalan dengan tatapan tajam. Ia mendekati pintu lapangan agar bisa mendekat dan memastikan tidak ada yang salah dengan pendengarannya.“Menunggumu katamu?” ia bergumam, sedetik kemudian sebuah bola basket telah mendarat tepat di hadapan wajah namja itu dan mengenai hidungnya. Jennie melemparnya sekuat tenaga dengan amarah begitu sampai di pintu lapangan.
+000+
![](https://img.wattpad.com/cover/89700993-288-k462658.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MOON LOVERS
Fiksi Sejarah>> Season 1 Seorang gadis terbangun di masa Joseon dengan tubuh gemetar setelah mengetahui takdir pasangannya yang telah tercatat dalam sejarah. Dalam perjalanan untuk mengubah takdirnya, ia bertemu dengan seorang pemuda Goryeo yang terdampar di te...