Taeyong POV
Siapa aku?
Siapa Lee Taeyong?
Kenapa kami mempunyai wajah yang begitu mirip?
Apa benar dia reinkarnasiku?
Siapa Jennie?
Kenapa wajahnya begitu mirip dengan wajah istriku?
Apa dia juga reinkarnasi Ratu Hyoeui?
Kenapa dia memusuhi pria ini?
Kenapa aku terbangun disini?
Semua hal yang ada disini begitu asing dibandingkan dengan keadaan ketika aku masih menggunakan pakaian kerajaanku.
Sebenarnya untuk apa aku terbangun disini?
Kenapa pria ini berkencan dengan wanita yang begitu mirip dengan selir Won?Banyak pertanyaan yang menyelimuti pikiranku sejak aku terbangun dengan keadaan yang sangat berbeda. Aku menyadarinya, aku menyadari jika aku terbangun di dalam tubuh pria yang berada di masa depan.
Kenapa aku harus terbangun disini?
Mungkin disinilah aku akan bisa menemukan jawaban atas ketakutan Yeonhui waktu itu, sama seperti saat ini reinkarnasinya membenci pria ini.
Banyak teknologi modern yang tak kuketahui disini. Aku harus berusaha mempelajarinya secepatnya. Tapi, berapa lama aku akan berada disini. Mungkinkah hanya untuk sementara waktu, atau aku tak mungkin akan bisa kembali lagi ke masaku.
Semua ini benar-benar sulit untuk kuhadapi sendirian, tapi jika aku memberi tau orang lain kurasa mereka tak akan mempercayainya. Bahkan mungkin mereka akan mengataiku gila. Sulit bagiku menerima kenyataan jika wanita yang kukasihi di masa lalu akan membenciku di masa ini. Apakah ini sebuah hukuman dari Tuhan atas kesalahanku di masa lalu.
Author POV
"Jennie-ya!"
Mendengar suara seseorang memanggilnya Jennie menoleh dan menemukan teman semasa senior schoolnya berlari menuju ke arahnya. Dengan penasaran Jennie menanyakan alasan namja itu kembali mengunjungi Universitasnya. Namja dengan senyum kelinci itu hanya menunjukkan beberapa buku yang ia pinjam di perpustakaan.
"Aa~ jadi kau mencari buku rekayasa perangkat, sepertinya di Universitas Pohang buku-buku semacam itu lebih lengkap." Jennie membolak-balik halaman demi halaman buku yang Doyoung bawa.
"Ani~ yang ini hanya ada di sini. Jadi aku meluangkan waktuku untuk memperpanjang masa peminjaman sebelum dikenai denda." Doyoung bergerak membuka tasnya dan mengeluarkan notebook.
"Camkkanman, aku akan kembali."
Jennie berjalan menuju mesin penyedia minuman soda otomatis. Memasukkan koin disana dan menekan beberapa kombinasi tombol untuk menghasilkan minuman yang ia inginkan. Suara seseorang mengagetkannya yang masih memilih minuman mana yang ingin ia ambil.
"Jennie-ya! Igeo mwoya?" Namja itu terlihat keheranan menyaksikan mesin dengan banyak kaleng minuman di dalamnya.
"Aigoo kkamjakya.. ya!! Bisakah sekali saja kau tidak muncul tiba-tiba. Mengagetkan saja." Bukannya menjawab Jennie malah membentak namja itu melampiaskan kekesalannya.
Beberapa saat kemudian dua kaleng minuman susu bersoda keluar dari mesin. Jennie mengambilnya dan hendak langsung pergi. Namun melihat tingkah namja yang begitu penasaran itu, ia tak tega untuk pergi begitu saja.
"Ini soda, kau mau?" Jennie mengulungkan satu kaleng minuman soda yang ia bawa.
Namja itu hanya manggut-manggut mengiyakan. Jennie lamgsung memberikan minuman kaleng itu dan berniat mengambil satu minuman kaleng lagi. Ia memasukkan koin kembali dan menekan beberapa kombinasi tombol. Tak lama satu minuman kaleng susu bersoda itu keluar kembali dari mesin yang sama. Namja itu melompat keheranan.
"Ya! Kau ini hanya melihat mesin bukan melihat hantu. Aku pergi!"
"Tunggu, bagaimana cara meminumnya?" Pria itu kembali mencegah kepergian Jennie.
Untuk mempersingkat waktu Jennie langsung mempraktekkan cara membuka kunci minuman kaleng itu dengan tangannya "Minumlah."
Pria itu meneguk minuman kaleng yang Jennie berikan dengan hati-hati. Raut muka kaget tergambar jelas dari wajahnya seakan mengatakan minuman itu begitu amzing. Ia mengucapkan terimakasih dan kembali membuntuti yeoja yang telah memberinya minuman mengejutkan itu.
"Doyoung-ah!" Jennie mengibaskan dua minuman kaleng yang ia bawa ke udara.
Sementara itu subjek yang diajak berbicara masih sibuk mengetikkan beberapa kalimat ke dalam notebooknya.
"Aku tau kenapa sampai sekarang kau masih sendiri. Eish jinjja, bagaimana mungkin kau akan memperlakukan semua wanita seperti itu." Jennie menyeruput minuman kalengnya dan melirik Doyoung sejenak.
"Eum... mwondae?" Doyoung merasa tak tertarik dengan topik yang sedang dibahas.
"Salah satu temanku tertarik padamu, kau harus mengajaknya berkencan." Jennie tersenyum simpul mengutarakan kalimatnya.
"Mwoya jangan mulai lagi. Aku tak ingin melakukannya." Lagi-lagi Doyoung menolak membicarakan topik itu.
"Wae? Kau takut ibumu tak akan merestuinya seperti yang terjadi padaku dulu. Kkkkkk~" Jennie tertawa puas mentertawakan dirinya sendiri.
"Geumanhae~ aku tak ada waktu membicarakan yang seperti itu. Sebaiknya kau bercermin, bukan hanya aku yang tak punya pasangan disini." Doyoung melepas kacamatanya dan mengambil minuman yang Jennie bawakan.
"Eish jinjja~ Gurae... gurae... Jam 5 sore besok aku akan menjadwalkan pertemuan kalian. Sampai tak datang awas saja." Jennie mengetikkan beberapa kata dalam ponselnya.
Diam untuk beberapa saat, namun seorang namja kini menghampiri dua orang yang entah sedang mendiskusikan masalah apa. "Jennie-ya!"
"Kau lagi, kenapa kau terus mengikutiku? Memangnya mana teman-temanmu itu?"
"Eo~ kau, suami Jennie. Silahkan duduk, jangan salah sangka antara kami. Kami hanya teman satu sekolah dulu." Doyoung buru-buru mempersilahkan namja itu untuk duduk.
"Mwoya! Suami? Yang benar saja hahaha~" gadis usia dua puluh tahun itu mentertawakan gurauan temannya.
"Jennie-ya siapa dia?" pria yang baru datang itu kembali mempertanyakan identitas pria lain yang duduk di area yang sama.
"Bukankan dia sudah menjelaskan, kenapa kau penasaran huh?"
"Ah sepertinya kau harus bersabar menghadapi wanitamu ini. Dia terlihat sangat menakutkan di luar, tapi ketika kau mengenalnya kau akan tau seberapa lembut hatinya. Perkenalkan namaku Doyoung, Kim Doyoung. Dan kau?"
"Aku tak tau, tapi mereka bilang namaku Lee Taeyong."
Doyoung mengerutkan dahi menerima perkenalan Taeyong, mendapati hal itu Jennie membisikkan penjelasannya "Dia hilang ingatan, jangan heran jika dia terus membuntutiku."
"Kau bisa memanggilku jika menemui kesulitan Taeyong ssi. Aku teman Jennie jadi kau juga temanku."
Jennie mendengus mendengar pernyataan itu "Teman? Sejak kapan dia jadi temanku huh."
"Hah.. hah.. hah.. akhirnya aku menemukanmu. Professor Han bilang Universitas akan melakukan acara festival sejarah. Kurasa kau bisa membantuku Jennie-ya!" gadis berambut merah memberikan penjualan dengan napas yang tidak beraturan.
"Ah baiklah aku tau eonni pasti akan memintaku menjadi panitia."
"Bukan itu, aku memang menjadi salah satu panitia acara. Tapi aku memintamu untuk membantuku menjadi umm~ bisa dibilang model untuk pakaian adat yang akan dipamerkan dalam acara."
"Hmm... Model busana... mwo?"
+000+
KAMU SEDANG MEMBACA
MOON LOVERS
Historical Fiction>> Season 1 Seorang gadis terbangun di masa Joseon dengan tubuh gemetar setelah mengetahui takdir pasangannya yang telah tercatat dalam sejarah. Dalam perjalanan untuk mengubah takdirnya, ia bertemu dengan seorang pemuda Goryeo yang terdampar di te...