Jennie POV
Apa ini? Kenapa cahaya ini begitu menyilaukan? Siapa anak ini? Kenapa dia terus-menerus menarik tanganku dan mengajakku berlari?
“Eomeoni~” anak kecil ini terus menarik tanganku memintaku untuk menggendongnya, tapi kenapa dia memanggilku ibu.
Tanpa sadar aku memeluk anak kecil ini dan meneteskan air mata. Wae irae? Untuk apa aku menitihkan air mata saat ini?
“Jennie-ya!”
“Jennie-ya!”
Suara-suara ribut membuyarkan aktivitasku. Seberapa keras aku mencari sumber suara, tak kunjung kutemukan pemiliknya.
Anak kecil ini memintaku menurunkannya dari gendonganku “Gomapseumnida eomeoni.” ia membungkuk dan berlari menjauh.
Sebuah tangan menarikku, aku menengok dan melihat ibuku berdiri disana. Baru beberapa langkah aku ingin mendekatinya tangan lain menarikku. Tak hanya satu, ada beberapa tangan yang menarikku dengan kuat. Aku mendekat dan menemukan ayah dan adikku berdiri disana.
“Jennie-ya!”
“Jennie-ya!”
“Eomeoni!”
Suara-suara itu terus menggema di gendang telingaku. Aku benar-benar bingung. Kini aku berdiri diantara tiga terowongan. Terowongan mana yang harus kupilih? Siapa anak ini? Apa dia anak yang berada dalam kandunganku? Anak itu menangis, aku harus bagaimana? Aku terhuyung dan terduduk di sana.
Air mataku mengalir deras, aku menghampiri anak kecil tadi dan memeluknya kembali. Tak berapa saat kemudian banyak tangan yang kembali menyeretku dari belakang. Anak itu terlepas dari pelukanku, aku mencoba merangkak untuk menggapainya namun tarikan ini begitu kuat hingga cahaya yang menyilaukan menghalangi pandanganku kembali. Aku benar-benar tak tau apa yang terjadi setelahnya.
-000-
Author POV
“Jennie-ya!” seorang pasien membuka matanya dengan beberapa peralatan medis yang berada di sekelilingnya.
Sebuah tangan menggenggam tangan yeoja yang masih berbaring lemah itu. Yeoja itu tak mendengar dengan jelas apa yang dikatakan orang di sekelilingnya. Beberapa saat kemudian seorang pria dengan diikuti beberapa wanita berbaju senada datang. Salah satu dari mereka mendengarkan detak jantung pasien wanita itu dari stetoskop yang terpasang di kedua telinganya. Terdengar jelas jika pria itu menanyakan apa pasiennya bisa mendengarkan suaranya dan pasien itu menanggapinya dengan anggukan.
Gadis itu mencoba menguatkan diri untuk duduk, mereka melepaskan alat bantu pernapasan yang tertempel pada tubuhnya setelah melihat pernapasan gadis itu telah kembali normal. Tak sabaran, ia membuka selimut yang ia kenakan dan meraba perutnya sendiri. Tak ada apapun disana. Tak kuasa Jennie menahan bendungan air yang tercipta di pelupuk matanya. Tangisannya pecah begitu saja, air matanya menuruni pipinya. Semuanya hilang begitu saja. Dalam tangisnya, ia masih meragukan apa yang benar-benar terjadi pada dirinya.
Seminggu kemudian dokter mengatakan jika ia bisa melakukan pengobatan dengan rawan jalan. Ia kembali ke rumahnya. Keluarganya mengatakan seorang pencuri mencelakai kepalanya dengan botol soju dan membuat ia koma selama dua minggu. Jennie berbaring di ranjang kamar dengan sedikit bantuan dari ayahnya, beliau juga meminta Jennie memanggilnya jika putrinya itu membutuhkan sesuatu. Kini ia telah menerima ponselnya kembali yang terselip dalam jaket yang dikenakannya saat kecelakaan yang baru ia ketahui itu benar-benar terjadi.
Jennie mulai membuka ponselnya, tak sengaja jarinya bergerak untuk membuka gallery. Ponsel itu masih baik-baik saja meski telah lama tak digunakan. Yeoja itu masih sibuk menggeser layar ponselnya. Banyak fotonya bersama teman-temannya saat acara wisuda berlangsung. Jennie tersenyum menatapi foto yang ia lihat sampai tiba saat ia melihat sebuah gambar asing yang tersimpan disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
MOON LOVERS
أدب تاريخي>> Season 1 Seorang gadis terbangun di masa Joseon dengan tubuh gemetar setelah mengetahui takdir pasangannya yang telah tercatat dalam sejarah. Dalam perjalanan untuk mengubah takdirnya, ia bertemu dengan seorang pemuda Goryeo yang terdampar di te...