CH12 - Kenapa harus Lee Taeyong?

1K 92 4
                                    

Seminggu telah berlalu tanpa ada seucap kata yang keluar dari mulut Jennie maupun Taeyong saat pertemuan mereka. Hati Jennie yang tak tentram membuat gadis itu kembali membawakan karangan bunga bagi makam raja yang pernah ia temui di masa lalu itu. Ia menyusuri jalan setapak untuk bisa sampai di tempat peristirahatan terakhir Raja Joseon ke-24 itu.

Tinggal beberapa langkah lagi ia sampai, namun seorang pria dengan postur tubuh rata-rata tengah berdoa disana. Jennie mengurungkan niatnya untuk mendekat, ia memilih menunggu sampai pria itu selesai memanjatkan doa. Pria itu meletakkan bucket bunga diatas gundukan raja dan ratu.

"Ratuku, bagaimana kabarmu disana? Apakah putraku telah lahir? Apa kau kerepotan menjaganya? Aku ingin melihat putra kita, Yeonhui-ya."

"Yeonhui-ya" kata itu terdengar begitu akrab di telinga Jennie.

"Camkkan..." Jennie bergegas mendekati pria yang baru saja menyebutkan nama yang benar-benar tak asing di telinganya.

Mendengar seseorang berbicara dari belakang, pria itu berbalik badan "Jennie-ya!!" Raja Joseon yang tersesat di era modern itu terkaget melihat wanita yang menahannya.

"Jeoha? Benarkan itu? Bagaimana bisa?" Jennie masih tak percaya dengan indera pendengarannya.

"Semua itu benar, tapi aku juga tak tau alasan apa yang membuatku berada disini." Raja Joseon itu masih tertunduk.

Perlahan aliran sungai kecil mulai mengaliri pipi gadis bermarga Kim itu "Wae? Waeyo? Kenapa harus Lee Taeyong?" tak tahan dengan semua kenyataan yang baru diterimanya, Jennie berjalan mundur.

Ia hendak berlari namun Raja Jeongjo berhasil menahannya "Kajima! Jangan pergi lagi!"

***

Rasanya baru kemarin dua orang ini saling mendiamkan, namun kini mereka terlihat lengket seperti permen karet. Teman-teman mereka mencium bau keanehan atas makin akrabnya keduanya. Namun sepertinya tak ada yang perlu dikhawatirkan, karena pada akhirnya rukunnya dua anak manusia itu membuat teman-teman keduanya saling berteman juga.

"Jadi apa yang biasa anak muda lakukan disini? Apakah mereka pergi ke atas tebing untuk berkencan?" pemuda dari Joseon itu membuat seluruh temannya tertawa terbahak-bahak.

"Ya!! Kau ini mau kencan atau bunuh diri? Sebagai temanmu yang baik, kusarankan kau jangan terlalu sering nonton saeguk drama hyeong." namja yang kerap disapa Ten angkat bicara.

"Hyeong, bagaimanapun juga seorang namja harus membawa yeoja kencan ke bioskop, taman hiburan, namsan tower, jalan-jalan di tepi sungai Han dan makan di restaurant yang mahal." namja bermarga Jung ikut menimpali.

"Aa~ araseo..." Raja muda itu mengangguk.

"Geundae wae? Apa yang membuatmu tiba-tiba menanyakan kencan hyeong?" Jaehyun mengungkapkan kecurigaannya.

"Aniya, aku hanya ingin tau."

***

"Eonni, hari ini jangan menutup toko terlalu awal. Aku akan pulang malam." Jennie berteriak dari kejauhan.

"Eung wae?" Seulgi bertanya dari kejauhan yang sepertinya tak akan mendapat jawaban selagi bayangan Jennie telah semakin menjauh.

"Ckckck anak ini." Decak Seulgi begitu menemui kenyataan jika gadis yang menjadi pemilik kedai tempatnya bekerja telah pergi.

Sementara itu di halte bus namja berhoodie hitam dengan gambar gorila telah terduduk manis dan menyapa kehadiran seseorang. Lebih tepatnya gadis dengan celana jeans, baju hitam yang memperlihatkan sedikit bahunya lengkap dengan topi hitam yang menjadi penutup rambutnya yang tergerai. Gadis itu melambaikan tangan begitu melihat namja yang menatap kehadirannya dari kejauhan.

MOON LOVERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang