CH4 - GIVE & TAKE (?)

994 128 1
                                    

Jennie berpamitan dengan ketiga temannya, ia segera menuju halte bus untuk menuju salah satu tempat perbelanjaan di Seoul. Seseorang telah menjadwalkan pertemuannya. Terduduk di kursi bus, kini ia merenung. Apakah perbuatannya benar-benar sudah keterlaluan dan melewati batas. Ataukah itu wajar-wajar saja ketika dirinya sedang kesal.

Suara speaker memberitahukan jika bus telah memasuki halte tepat diseberang jalan menuju departement store yang Jennie tuju. Jennie menempelkan sebuah card reader yang menandakan jika ia telah membayar ongkos bus dengan kartu itu. Gadis itu segera berlari turun dan berjalan menuju salah satu mall paling ramai di kota Seoul.

Tak ada tanda-tanda seseorang yang ingin menemuinya begitu Jennie sampai di lantai paling atas. Jennie terduduk di salah satu kursi food court. Ia celingukan mencari subjek yang akan menemuinya. Perasaan was-was menyelimuti pikirannya.

Seorang menepuk punggung Jennie membuatnya menoleh secara refleks "Jennie?" wanita itu menanyainya.

"Nde... Taeyong eomeoni?" kini giliran Jennie yang memastikan subjek yang menepuk punggungnya.

"Ah tentu saja, tidak sulit menemuimu." wanita itu mengambil posisi duduk di depan Jennie.

"Jeoseohamnida. Saya benar-benar tidak bermaksud melakukannya." Jennie membungkuk.

"Ani~ aku tidak bermaksud menyinggung masalah itu. Gwaenchana... hal seperti itu bisa saja terjadi."

"Geureomyeon?"

Wanita bernama Sandara itu menepukkan tangannya, meminta beberapa laki-laki berbadan tegap untuk mendekat. Ia membisikkan sesuatu. Tak lama kemudian laki-laki dengan seragam hitam itu pergi. Perasaan canggung kini harus Jennie hadapi. Ia mengaduk-aduk minuman yang telah tertata di meja.

"Annyeonghaseyo~" suara salam menbuat Jennie menoleh dan menemukan dua laki-laki yang kini berjalan mendekat.

"Kau pasti bingung. Perkenalkan ini suamiku sekaligus ayah Taeyong, Lee Heechul."

"Aa~ annyeonghaseyo, Jennie imnida." Jennie membungkuk atas perkenalannya.

"Aku sengaja membawamu bertemu dengan Taeyong disini hanya untuk memastikan tidak ada dendam antara kalian berdua."

Jennie menatap Taeyong sekilas, ingin sekali ia mengeluarkan seluruh argumennya. Namun ia berhasil menahannya "Ah nde gereosseumnida, waktu itu Taeyong memintaku melemparkan bola ke lapangan. Jadi aku melakukannya dan tanpa sengaja mengenai kepalanya."

Kini Taeyong memperhatikan benar wajah yeoja yang sedang berdiri dengan rambut cokelat tergerai. Ia memastikan pengelihatannya tidak kabur. "Jungjeon mama~" ia menahan perhataannya dalam hati. Ia benar-benar mengerti siapa wanita ini. Tanpa ragu ia memeluk Jennie yang terlihat kebingungan.

"Aku tau aku akan menemukanmu."

"Mwoya? Lepaskan aku." Jennie memberontak.

"Mwoji? Taeyong-ah kau mengenal gadis ini?

Apa kalian mempunyai hubungan spesial? Lalu gadis yang selalu datang ke rumah, bukankan dia yeojachingumu?" Seperti seorang ibu pada umumnya, Dara mencoba menginvestigasi sikap anaknya.

"Ani imnida. Ini bukan sesuatu yang seperti Anda pikirkan." Jennie kelabakan mencoba membersihkan nama baiknya.

"Ah gurae, yeobo  kita bisa menitipkan Taeyong pada gadis ini untuk perjalanan bisnis kita." giliran ayah Taeyong yang angkat bicara.

"Tentu saja yeobo . Dia terus-terusan menolak makan dan aktivitas lainnya. Mungkin akan berbeda ketika Jennie yang menawarkannya." Sandara menyanggupi gagasan suaminya.

"Nde?" Jennie berteriak.

"Hanya untuk dua minggu saja Jennie-ya,
kumohon. Dia benar-benar mengurung diri dalam kamar tanpa melakukan apapun. Tolong jaga uri adeul Jennie-ya." Sandara meraih tangan Jennie dan mengedipkan mata meminta Jennie menyanggupi permintaannya.

Jennie benar- benar tak habis pikir. Kesalahan kecilnya menghantarkan kesialan beruntun yang menimpanya. Ia tak pernah berpikir jika hari-hari yang akan datang pertemuannya dengan pria yang paling dibencinya akan lebih sering terjadi.

"Jennie-ya kami mempercayakan Taeyong padamu."

"Cheer up! Fighting!"

+000+

MOON LOVERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang