CH10 - KEMBALINYA Putra Mahkota dan Putri Mahkota pt.2

977 111 8
                                    

Beberapa properti telah terpasang dengan baik. Hanyang University kini tengah dipenuhi berbagai  lampion dan berbagai pernak-pernik pendukung yang akan memberikan nuansa Joseon. Mulai dari pintu masuk utama hingga puncaknya pada area Auditorium Universitas beberapa panitia acara masih sibuk membersihkan beberapa sisa dekorasi yang digunakan. Sementara itu Lisa telah selesai melatih beberapa penari latar yang telah ia pilih.

“Lisa-ya!” seorang namja dengan topi putih menyapa gadis berponi yang tengah memasukkan beberapa barangnya ke dalam tas.

Lisa menengok dan menemukan Ten telah duduk didepannya “Eung..” fokus Lisa kembali pada beberapa barang-barangnya dan melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

“Bagaimana? Kau sudah memastikan besok akan berjalan sesuai dengan rencana?” Ten terduduk dan meluruskan kakinya.

“Eiyy tentu saja. Kau sudah mempersiapkan semuanya dengan baik, lihat saja besok berapa banyak pengunjung yang akan datang.” Lisa mengangkat tangannya berusaha mengajak Ten melakukan high five.

Sementara itu, seorang yeoja tengah menahan emosinya setelah melafalkan beberapa dialog yang telah ia hafalkan. Ia terus-terusan menggerutu mendapati lawan mainnya masih saja belum menghafalkan bagiannya. Gadis dengan sebagian rambut dikucir tinggi itu berdehem, ia terduduk di lantai panggung dengan tangan yang ditekuk di depan dada.

“Ya!! Kau ini, jika tidak bisa menghafalkan bagianmu lebih baik jangan merepotkan mereka yang sudah mempersiapkan properti dengan baik!” Jennie tertunduk mengacak rambut frustasi.

“Mianhae, aku benar-benar akan mempersiapkan semuanya dengan baik untuk besok.” Taeyong terlihat resah menghadapi amarah Jennie.

“Hei sudah, sudah… kalian sudah bekerja keras untuk besok, tidak perlu memaksakan diri.” Jisoo berlari mendekat mencoba menengahi pertikaian dua anak manusia yang masih terdiam di atas panggung.

“Benar eonni tidak perlu khawatir, mungkin nanti saat pertunjukan sesungguhnya berlangsung kalian bisa berimprovisasi dengan dialog yang ada.” Rose ikut menghibur Jennie yang masih tertunduk lesu.

“Baiklah lebih baik kita akhiri latihan hari ini. Kajja kajja ayo kita makan!” seorang namja lainnya yang berada disana ikut menengahi ketegangan sore itu.

“Kajja!!” Doyoung bersama Chaeyoung mengangkat Jennie untuk segera berdiri.

“Baiklah… sepertinya kalian sudah saling……” Jennie memilih kursi di dekat Chaeyoung dan mulai mengintrogasinya.

“Eonni, jangan berpikir yang macam-macam. Kau yang merencanakan kencan buta itu kan? Kami hanya berteman.” Chaeyoung memberikan penjelasan panjang lebar dan menunda memasukkan sesuap spageti ke mulutnya.

“Eish jinjja!!! Kim Doyoung!! Kau pasti bilang temanku temanmu juga, sampai kapan kau seperti ini terus huh!!”

Hampir saja Jennie menyenggol gelas berisi lemon squash yang berada di mejanya. Ia memang merencanakan kencan buta untuk Doyoung dan Chaeyoung, tapi bukan ini yang ia inginkan. Kini Jennie merajuk dan tak ada yang berani mengajaknya berbicara kecuali satu orang yang memintanya untuk menemaninya pulang. Jennie menyelesaikan makannya dan memenuhi permintaan pulang yang Taeyong minta.

Pintu rumah mewah itu terbuka dengan sedikit kejutan. Pasangan suami istri pemilik rumah baru saja tiba setelah dua minggu kepergian mereka. Menyadari kehadiran kedua orang tua Taeyong seutas senyum terkembang di bibir Jennie. Ia menyadari misinya untuk menemani Taeyong yang kehilangan ingatan akan segera berakhir.

"Annyeonghaseyo~" Jennie membungkuk memberi salam.

"Eo Jennie wasseo! Cepat masuk nak!" ayah Taeyong menyeret lengan Jennie agar segera masuk dan duduk di ruang tamu.

"Jennie-ya... aku sangat merindukanmu. Kemari nak, aku membawakanmu beberapa oleh-oleh." Sandara, ibu Taeyong juga tak kalah heboh mengeluarkan beberapa cinderamata yang ia beli.

"Eo jeogiyeo, Anda tidak perlu repot-repot." Jennie berusaha menolak pemberian ibu Taeyong. Namun sekeras apapun mencoba menolak, sekeras itupun juga ibu Taeyong berusaha memaksa menerima pemberiannya.

"Gamsahamida~"

Jennie bersiap untuk segera berpamitan, namun nyonya Lee mencegahnya "Jennie-ya, kudengar besok Universitas akan membuka acara untuk umum. Kudengar uri adeul akan melakukan pertunjukan peran. Apa semua itu benar?"

Jennie sedikit kikuk menerima pertanyaan itu "Ah.. nde itu benar. Taeyong akan memerankan peran Putera Mahkota  Joseon.

"Gurae~ Yeobo  kita harus melihat pertunjukan ini!" Sandara sedikit berteriak untuk mengajak suaminya masuk dalam percakapan.

Heechul datang dari ruang tengah untuk mengikuti percakapan mereka. "A~ tentu saja aku harus melihat pertunjukan yang dilakukan anak laki-lakiku ini. Yeobo  kosongkan jadwalmu saat pertunjukan."

"Geureom~"

***

Seluruh bangku di gedung auditorium Universitas Hanyang telah dipenuhi mereka yang telah menukarkan tiket untuk bisa melihat pertunjukan saeguk theater. Panitia yang bertugas menjadi petugas keamanan telah menggunakan pakaian serba hitam dan menjaga ketertiban tamu yang datang. Di depan panggung telah berdiri sebuah kamera untuk merekam pertunjukan yang telah mereka persiapkan.

Dengan hanbok ratu berwarna ungu, Jennie terlihat sedikit kesulitan untuk bergerak. Beberapa panitia terus mendatanginya karena ingin meminta foto bersama. Jennie meladeninya dengan sabar. Bahkan Sandara bersama Haechul datang ke belakang panggung untuk berfoto dengan aktor dan aktris utama saeguk theater ini.

"Jennie-ya, cepat bersiap-siap. Pertunjukan akan dimulai dalam lima menit." Jisoo menepuk punggung Jennie yang masih disibukkan dengan ibunda Taeyong.

"Aa~ nde nde. Lakukan yang terbaik Jennie-ya, Taeyong-ah. Eomma akan melihat dari bangku penonton! Fighting!!" Sandara menayunkan kedua tangannya ke udara untuk memberi semangat.

Tirai terbuka, terlihat beberapa properti dan pemain yang tengah menggunakan pakaian senada. Seluruh penonton memperhatikan tiap adegan yang disuguhkan. Mulai ketika beberapa penari latar yang mengenakan hanbok gisaeng beserta penari pria yang mengenakan hanbok prajurit perang. Terlihat Lisa dan Ten yang menjadi penari utama berdiri di barisan paling depan. Mereka tersenyum setelah menyelesaikan tarian mereka.

Theater kali ini mengusung cerita Raja ke-24 Joseon yang dilahirkan dengan nama Lee Hwan. Jennie menerima peran untuk menjadi Ratu Hyohyeon, ratu yang tak diterima keluarga kerajaan karena merupakan wanita pilihan Raja. Pertunjukan berjalan dengan baik, Lee San yang masih terperangkap dalam tubuh Taeyong melakukan improvisasi untuk memerankan peran Raja. Ia melakukannya seperti seorang Raja, bahkan tanpa menghafalkan teks aslinya.

Pertunjukan yang dibuat cukup memikat hati penonton. Terlihat Seulgi bersama Taeil juga menyaksikan dari tribun. Semuanya bertepuk tangan hingga cerita mencapai klimaks. Doyoung yang bertugas untuk merekam berdiri di depan panggung bagian tengah tempat kamera tersemat. Jisoo bersama Chaeyoung berada tak jauh dari kamera Doyoung.

"Jungjeong Mama~"

"Ye Jeonha~"

"Aku tau ini tidak benar, jika beratus tahun yang akan datang kau tak mengingatku maka tolong ingatlah yang satu ini" Lee San meraih tengkuk Jennie untuk mengunci pergerakannya. Sedetik kemudian pria yang berasal dari Joseon itu mengecup bibir Jennie. Semua mata terbelalak menyaksikannya.

Bahkan Doyoung berteriak dari bawah "Hey itu tidak ada dalam script!"

+000+

Untuk update selanjutnya sepertinya kalian harus bersabar karena aku mau UAS dulu ehehe..... 🙆🙇

MOON LOVERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang