CH14 - Test pack juseyo

854 88 3
                                    

"Hoek hoek"

Karena panik Seulgi berlari mengejar seseorang yang telah dianggap seperti adik perempuannya "Jennie-ya gwaenchana?"

Jennie masih terus memuntahkan isi perutnya "Hah hah hah" ia berusaha mengatur napasnya.

"Sepertinya kau masuk angin, istirahatlah. Eonni akan memebelikanmu obat di apotek.” Seulgi masih mengelus-elus punggung Jennie.

“Aniya eonni gwaenchana, mungkin karena semalam cuacanya benar-benar dingin. Biar aku saja yang membeli obatnya sendiri.” Jennie bersikeras untuk membeli obatnya sendiri karena apotek memang tak jauh dari sana.

Mereka kembali ke meja makan, tetapi Jennie telah kehilangan napsu makannya. Gadis itu menyingkirkan piringnya dan mengambil lemon dari dalam kulkas.

“Isanghae. Jika napsu makanmu hilang, kenapa malah memilih lemon untuk mengisi perut kosongmu?” Jisoo mengajukan protes segera setelah melihat rekannya mengupas lemon dingin.

Lisa menyematkan jari telunjuknya pada Jennie “Ya! Eonni, kau terlihat seperti sepupuku yang sedang ngidam.”

Dengan sigap Jisoo dan Chaeyoung menepuk punggung magnae “Eish jinjja Lalisa, kau jangan asal bicara. Mana mungkin hal seperti itu terjadi saat seoranga wanita belum menikah.”

“Eiyyy aniranikka, aku mengambil lemon untuk meredakan mualku.”

***

Saat ini seorang gadis tengah memegangi kalender mejanya. Raut wajahnya pucat pasi begitu membolak-balik kalender. Hari-hari di bulan sebelumnya yang selalu ia tandai sebelumnya tak kunjung terjadi pada bulan itu. Ia terus berpikir untuk mengecek kesehatannya pada dokter, namun mengurungkan niatnya.

“Aniya, keureoliga eobseo.”

“Tapi bagaimana jika benar-benar terjadi?”

“Kkeunasseo!”

“Eish jinjja!!!”

Kakinya terus melangkah hingga menemui sebuah tempat dengan plakat bertuliskan “약국“. Ia terus berjalan mendekat, namun ragu untuk memasuki tempat itu. Jaraknya kini hanya sejengkal dari gagang pintu, namun ia kembali mundur.

“Aniya… aniya…” gadis itu kembali menggelengkan kepalanya, berbalik dan berniat pergi namun ia kembali lagi.

Keraguannya terhenti begitu seorang penjaga toko keluar dan menyapanya “Selamat siang, ada yang bisa saya bantu.”

Dengan masker yang menutupi sebagian wajahnya ia menjawab “Emm.. itu.. anu..”

“Nde?”

“Test pack juseyo.”

***

“Oppa~ igeo meogeobwa.” seorang yeoja mencoba memberikan cotton candy pink pada namja yang tengah ia rangkul.

Namja itu memakan sedikit cotton candy yang pacarnya tawarkan “Massisseo”.

“Oppa~ kenapa selama kehilangan ingatanmu kau selalu menjauhiku eo?”

“Ah benarkah? Kurasa kepalaku sudah sakit mengabaikanmu saat itu.”

“Oppa, ayo berteduh di sana, hujannya akan semakin deras.” Nayeon menunjukkan sebuah telepon umum yang tepat berada di depannya.

Hujan deras benar-benar mengurung keduanya di dalam telepon umum, mereka tak bisa pergi karena memang lokasinya masih berada di sekitar kawasan hiburan. Taxipun tak akan diijinkan memasuki kawasan tersebut. Pemuda itu kini terlihat semakin bosan menunggu hujan reda. Sementara Im Nayeon masih terus memeluknya karena merasa kedinginan.

MOON LOVERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang