>> Season 1
Seorang gadis terbangun di masa Joseon dengan tubuh gemetar setelah mengetahui takdir pasangannya yang telah tercatat dalam sejarah. Dalam perjalanan untuk mengubah takdirnya, ia bertemu dengan seorang pemuda Goryeo yang terdampar di te...
Dua bulan kemudian Ibu Suri Agung mulai menerima kembali kehadiran Ratu Hyoeui. Tabib istana membawa kabar baik begitu Ratu Hyoeui dalam masa perawatan setelah pingsan saat berjalan pulang dari paviliun Ibu Suri. Para tabib memberi tau jika mereka telah menemukan dua denyut nadi dalam tubuh Ratu Hyoeui.
"Jungjeon mama~ selamat atas kehamilan mama~" Ibu Suri Agung untuk pertama kalinya akhirnya mengunjungi paviliun Ratu Hyoeui.
"Gomapseumnida daewangdaebi mama~" Ratu mencoba untuk duduk.
"Yang Mulia, anda harus menjaga kandungan anda. Jangan terlalu memaksakan diri anda." kini Ibu Suri Agung benar-benar memperhatikan cucu menantunya dengan baik.
Doa dan ucapan selamat tak henti-hentinya tercurahkan dari seluruh penghuni istana untuk Ratu mereka. Tak menunggu waktu lama akan ada kehadiran putra mahkota kecil yang akan menghiasi istana dengan suara tangisannya. Namun hal itu tak berlaku bagi satu orang yang merasa terancam dengan kehamilan Ratu. Ia merasa tidak tenang melihat Ratu begitu dicintai banyak orang karena telah mengandung putera Raja.
Jennie merasa bahagia. Semua orang memberikan perhatian mereka padanya, ibu negara Joseon saat itu. Bahkan untuk Ibu Suri Agung yang dulu selalu memusuhinya. Ia teringat akan satu hal, kini Jennie pergi dengan baju penyamarannya untuk menuju suatu tempat. Beberapa pengawal istana mengawasinya untuk menjaganya. Jennie pergi setelah meminta ijin dari Yang Mulia Raja untuk menerima seorang menjadi kerabat istana.
"Baek Ah nim!"
"Yang Mulia Ratu, jangan merendahkan diri anda dengan memanggi hamba seperti ini. Hamba tidak tau hal seperti ini akan terjadi."
"Aku tidak bermaksud menyembunyikan apapun padamu Baek Ah ssi."
"Geundae ada perlu apa Yang Mulia Ratu repot-repot datang untuk mencari hamba?" dahi Baek Ah berkerut.
"Aah~ geugae~ Yang Mulia Raja memberi titah untuk mengangkatmu menjadi kerabat istana Baek Ah ssi." Jennie menjelaskan maksud kedatangannya.
"Bagaimana mungkin hamba bisa menolak permintaan Yang Mulia. Hamba akan melaksanakan tugas hamba dengan baik."
Sejak saat itu Baek Ah memasuki istana dengan tugas menjadi pelindung Ratu. Formalitas nampak pada diri mereka. Mereka tak lagi bisa tertawa bersama seperti saat mereka berbincang di gibang dulu. Semua hal kini dibedakan menurut statusnya.
“Jungjeon mama~ Jeonha terlihat sangat bahagia bisa menemui Anda di sela-sela kesibukannya mengendalikan pemerintahan.” Baek Ah menyapa Ratu Hyoeui yang sedang berdiri di halaman paviliunnya.
Jennie menatap langit dan hanya tersenyum menanggapinya.
-000-
Seseorang berteriak histeris membanting beberapa vas yang menghiasi ruangannya. Ia tampak begitu kesal. Sementara beberapa pelayan senior yang ada di dalam ruangan itu menangis. Mereka terus-terusan meminta majikannya untuk berhenti melampiaskan amarahnya.
Amarah wanita itu berhenti ketika seorang dengan pakaian menteri mengunjungi kediamannya. Ia berhenti menangis. Dengan mata merahnya ia meminta seseorang yang dipanggilnya abeoji untuk melakukan sesuatu. Ia meminta ayahnya untuk membantunya.
“Ayah~ aku harus menyingkirkannya. Lakukan apapun untuk melenyapkannya sekarang juga!”
“Wonbin mama~ anda harus bersabar agar baginda Raja tidak mencurigainya.”
-000-
Dengan binar di kedua matanya, Ibu Suri bersama Ibu Suri Agung pergi ke biro penjahit untuk memilih bahan yang akan digunakan untuk hadiah kelahiran putera pertama baginda Raja mereka. Mereka tampak kompak memilih paduan warna kain yang akan dipesan khusus untuk selimut dan pakaian bayi.
Seorang bangsawan yang diperintahkan untuk mengawasi daerah perbatasan melaporkan kejadian pemberontakan disana. Ia memberitahukan jika partai terlarang memulai aksi mereka untuk mencoba menentang pemerintahan. Raja segera mempersiapkan diri untuk mempersiapkan perjalanan menuju area perbatasan. Tak ingin mengulur waktu Yang Mulia Raja berpamitan pada Ratu, Ibu Suri dan Ibu Suri Agung untuk meninggalkan istana sementara waktu.
Cukup berat hati Raja Jeongjo melepas genggaman tangan permaisurinya “Ratuku, jaga baik-baik dirimu selama aku menyelesaikan masalah di perbatasan.”
“Ye Jeonha~ Anda harus melakukan pekerjaan anda dengan baik dan kembali dalam keadaan yang baik pula.” Ratu Hyoeui memegangi perutnya yang kini telah membesar.
“Baek Ah Ajjae~ aku meminta bantuanmu untuk melindungi Jungjeong mama selama aku pergi.”
“Ye Jeonha~ Hamba akan mengabdikan diri untuk menjaga Jungjeong mama.” Baek Ah memberikan hormat pada Yang Mulia Raja.
Raja memulai perjalanannya dengan berkuda, keluar dari istana untuk menyelesaikan urusan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan bagi rakyatnya. Seseorang terlihat tersenyum licik mengetahui kepergian Raja.
Lima belas hari kepergian Raja dan masih belum ada tanda-tanda berita kepulangan Raja. Ibu Suri mengkhawatirkan puteranya yang sedang dalam misi berbahaya. Begitu pula Permaisuri yang mulai resah.
Seorang dayang mengantarkan teh yang akan dibawa ke paviliun Ratu Hyoeui. Dayang itu dihadang seorang Dayang senior yang membawakan sebuh serbuk dan meminta dayang itu mencampurkan serbuk itu pada minuman Ratu. Untuk upah atas perintahnya, Dayang Senior itu memberikan sebuah cincin sebagai imbalannya. Tanpa banyak bertanya Dayang itu menyanggupi apa yang dibisikkan Dayang Senior yang mendatanginya.
Malam hari tiba, seorang dayang menghidangkan teh dan ramuan herbal yang akan diminum Ratu Hyoeui. Dayang itu meletakkan poci dan gelas yang dibawanya dan mundur mempersilahkan dayang senior Ratu untuk menuangkan teh. Tanpa keraguan Ratu segera meminum ramuan herbal itu bersama dengan teh agar ia segera mengistirahatkan tubuhnya yang telah kelelahan.
Seorang dayang melakukan rutinitasnya untuk membangunkan Ratu “Jungjeon mama~ sudah saatnya anda mandi. Kami telah mempersiapkan air di pemandian.”
Tak ada jawaban dari wanita yang mereka panggil Yang Mulia. Berulang kali mereka mencoba memanggil Ratu, namun tak ada jawaban.
Seorang sanggoong memberanikan diri membuka pintu kamar Ratu “Jungjeon mama!! Jungjeon mama!!” mendengar teriakan Oh Sanggoong dayang lain berlari memasuki kamar Ratu.
+TBC+
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ratu Hyoeui (Jennie), Oh Sanggoong (Seulgi), Baek Ah Ajjae (Doyoung)
What happen next? Tunggu minggu depan hihi~ Maaf telat sehari, kemarin banyak deadline yang harus saya kerjakan 💫 Sekali lagi maaf 🙇 Selamat menunggu chapter 11 ㅠ.ㅠ