Tetesan darah mengalir dari hidung seorang namja yang kini tengah tergeletak di tengah lapangan. Namja itu mengecek cairan yang menetes dengan tangannya.
"Darah.."
"Ya!!" ia sempat berteriak sebelum pingsan.
Sementara itu pelaku utama dari kecelakaan itu tak menghiraukan teriakan namja itu. Ia langsung pergi begitu melemparkan bola basket ke dalam area lapangan seperti yang diperintahkan namja yang berteriak tadi. Yeoja itu melanjutkan perjalanannya yang tertunda akibat ulah namja menyebalkan yang berada di lapangan.Tak menunggu lama, keranjang belanja biru yang dibawa seorang yeoja dengan tinggi 163 cm itu telah berisi berbagai snack ukuran besar dan beberapa air mineral beserta kopi yang dipesan temannya. Menuju kasir kemudian membayar sejumlah yang berada di layar mesin kasir dengan kartu debitnya. Membawa kantung belanja berisi makanan dan minuman itu menuju taman tempat teman-temannya telah menunggu.
"Eonni kau lama sekali, kami hampir selesai mengerjakan." Yeoja dengan poni itu memprotes kedatangan Jennie.
"Ah mianhae, tadi aku bertemu anjing liar. Jadi aku harus menggiring anjing itu agar tidak mengigit orang-orang di sekitar sini." Jennie meletakkan beberapa air mineral di meja taman.
"Ah geundae, eonni kelas Professor Choi nanti sore bukankah akan diganti pertemua e-learning?"
"Ah matta Jennie-ya, kalau begitu mari cepat kita selesaikan tugas ini supaya bisa pulang cepat."
"Eonni........ Chaeyoung merebut pringlesku.""Lisa-ya, Chaeyoung-ah jangan memperebutkan makanan. Kalian kan bisa berbagi." Jisoo mulai kesal melihat tingkah dua magnaenya.
"Daripada kalian memperebutkannya, lebih baik aku yang makan saja." Jennie merebut bungkus pringles yang ada di tangan Rose dan membaginya untuk empat orang termasuk dirinya.
Mereka telah menyelesaikan tugas Professor Han dan bersiap-siap membersihkan area taman yang penuh dengan sampah makanan mereka. Jisoo memasukkan laptonya ke dalam tas sementara Jennie, Rose dan Lisa sibuk mengumpulkan bungkus makanan yang berserakan. Semua sampah telah terkumpul dan Lisa bersiap membuangnya.
Seorang namja dengan piercing di kedua telinganya datang "Hey Jennie, kau harus segera ke pusat kesehatan sekarang. Namja yang kau lempari bola basket tadi pingsan dan belum bangun sampai saat ini. Kau harus bertanggung jawab."
"Mwoya? Jangan mengada-ada, aku tidak melemparnya begitu keras. Kau pasti berbohong." Jennie tak bereaksi mendengar ocehan namja yang memintanya datang ke pusat kesehatan Universitas.
"Oho~ aku Chittapon Leechaiyapornkul bersumpah dengan ucapanku. Kau harus bertanggung jawab!" Pria yang baru saja memperkenalkan diri sebagai Chittapon itu lengsung menyeret tangan Jennie begitu saja.
"Jeogiyeo! Ya!! Ya!!"
***
Seorang namja tengah berbaring di sebuah ranjang putih pusat kesehatan Universitas. Jennie bersama beberapa namja berdiri disana menunggu namja berambut cokelat itu terbangun.
"Tadi dia mimisan. Sudah 4 jam kenapa dia belum bangun juga." Namja lain dengan rambut blonde bergumam.
"Ya!! Kau, cepat lakukan sesuatu." Namja yang menyeret tangan Jennie berteriak tepat di depan Jennie.
"Memangnya apa yang harus kulakukan huh? Aku ingin pulang, pikyeo!" Jennie mencoba keluar ruangan namun dihalangi oleh namja berambut blonde.
"Minggir kataku!!" Jennie masih mencoba pergi namun namja bernama Chittapon itu kembali mengunci tangan Jennie agar tidak bisa pergi.
Seorang petugas kesehatan yang bertugas disana kembali memeriksa pria yang terbaring di ranjang perawatan dengan infus yang tersambung pada tangannya. Ia memeriksa nadi pasiennya kemudian membuat tulisan kecil pada kertas yang dibawanya.
"Bagaimana keadaannya suster?"
"Kurasa jika sampai sore ini dia masih belum siuman kalian harus membawanya ke rumah sakit." Petugas kesehatan itu kembali menuju ruangannya.
"Ottokhae? Sepertinya dia benar-benar akan mengalami koma Jaehyun-ah?"
"Ya! Ten hyeong, jangan bicara macam-macam. Hal seperti itu tidak akan terjadi."
"Ya! Kau, cepat beri dia napas buatan atau apapun agar dia cepat bangun."
"Mwo? Kurasa kalian memang sudah benar-benar gila. Sudah cukup, aku ingin pulang!" Jennie melepas paksa tangan Ten yang masih menguncinya.
Jennie benar-benar tidak habis pikir. Sebuah lemparan bola membuat seorang namja tak terbangun selama lebih dari empat jam. Memangnya dirinya itu apa, wonder woman ? Bagaimana bisa hal itu terjadi. Dengan kesal ia segera berjalan menuju pintu keluar dan bersiap meraih gagang pintu.
"Ohuk ohuk..." sebuah suara membuat ketiga subjek yang sedang bertengkar itu memalingkan pandangan mereka menuju satu arah.
"Taeyong hyeong, gwaenchana?" kedua namja itu berhambur ke arah namja yang baru saja terbangun.
"Lihatlah, dia baik-baik saja. Aku pergi."
"Ya!! Kau harus minta maaf pada Taeyong hyeong!" namja yang disapa Ten itu masih saja berteriak.
+000+
Maaf kalau telat update ㅎㅎ Harap maklumi saya yang sudah semester tua ini 🙊 Anyway, Happy Lunar New Year 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
MOON LOVERS
Historical Fiction>> Season 1 Seorang gadis terbangun di masa Joseon dengan tubuh gemetar setelah mengetahui takdir pasangannya yang telah tercatat dalam sejarah. Dalam perjalanan untuk mengubah takdirnya, ia bertemu dengan seorang pemuda Goryeo yang terdampar di te...