>> Season 1
Seorang gadis terbangun di masa Joseon dengan tubuh gemetar setelah mengetahui takdir pasangannya yang telah tercatat dalam sejarah. Dalam perjalanan untuk mengubah takdirnya, ia bertemu dengan seorang pemuda Goryeo yang terdampar di te...
Putra Mahkota tiba di istana dengan disambut ibu suri. Yang Mulia ibu suri memberitakan telah menyiapkan tanggal pernikahan kedua Putra Mahkota. Tentu saja Lee San terus-menerus menolak permintaan tersebut. Ia tak ingin menikah hanya untuk bisa naik takhta.
“Yang Mulia ibu suri, aku akan membawa permaisuriku kembali. Jika kau tak mengijinkan, kau bisa meminta pangeran lain menggantikanku menjadi Putra Mahkota selanjutnya.”
“Putra Mahkota, tidak cukupkah dia membahayakanmu dengan menodongkan pisau binyeo padamu?”
Sebuah berita mengejutkan dibawa oleh kepala kasim yang melayani Putra Mahkota Lee San. Ibu Suri telah mempersiapkan seluruh adat yang digunakan untuk upacara pernikahan Putra Mahkota. Merasa amarahnya memuncak, Lee San segera menggunakan pakaiannya untuk menemui Ibu Suri.
“Putra Mahkota, Yang Mulia Raja telah membuat keputusan untuk menikahkanmu dengan nona Won. Kau tidak bisa menolak pernikahan ini.”
“Ibu Suri~ bagaimana aku bisa menerima pernikahan ini jika aku masih mempunyai isteri sah yang sedang dalam pengasingan.”
“Putra Mahkota! Jangan membuat malu keluarga kerajaan dengan sikap kekanak-kanakanmu! Kau ini calon penerus Raja, kau harus menjaga martabatmu di depan rakyat!”
“Baiklah, jika itu kemauan Ibu Suri. Aku akan menikahi wanita itu dengan syarat mengembalikan Putri Mahkota Yeonhui.”
“Putra Mahkota!!”
Putra Mahkota memanggil seseorang yang telah ditunjuk untuk menjadi calon isteri keduanya. Ia mewawancarai wanita itu dan menyampaikan apa yang ingin ia sampaikan.
“Yang perlu kau ingat adalah untuk tidak melewati batas. Nona Won, apa kau masih ingin melanjutkan pernikahan denganku?”
“Ye~ hamba bersedia mengikuti apa yang telah Yang Mulia Raja titahkan.”
-000-
Satu tahun setelah pernikahan kedua Putra Mahkota dilaksanakan, sebuah tandu sampai di halaman kediaman Putri Mahkota Yeonhui. Para dayang istana beserta budak yang membawa tandu memberikan salam pada Putri Mahkota yang telah selesai menjalani masa pengasingan. Yeonhui duduk dalam tandu dengan pakaian bangsawan yang telah disiapkan para dayang.
Tak seperti Ibu Suri yang tak berniat menyambut kedatangan Putri Mahkota Yeonhui, ibunda Putra Mahkota justru sangat menantikan kembalinya Putri Mahkota.
Mendengar kabar kembalinya Yeonhui ke istana, Putra Mahkota Lee San tak sabar mengunjungi istrinya. Ia berlari dari area latihan memanah untuk menuju kediaman Putri Mahkota. Tanpa sadar Putra Mahkota Lee San melewati seorang wanita tanpa menyapanya saat ia berlari. Wanita itu terlihat tidak senang mendapati Putra Mahkota berlarian tanpa memperdulikannya hanya untuk seorang wanita.
Putri Mahkota Yeonhui baru saja mengantar mertuanya keluar dari kediamannya, seketika Lee San muncul dan memeluknya. Yeonhui nampak begitu terkejut. Namun raut bahagia tampak pada ibunda Lee San beserta para dayang yang berada disana.
“Oho~ lukisan ini Nampak indah sekali.”
“Ibu~ aku begitu bahagia hingga tak memberimu salam terlebih dahulu.”
Sejak kembalinya Yeonhui ke istana, banyak yang mencoba mencelakai Yeonhui. Terlepas dari semua itu kini telah tiba hari dimana Putra Mahkota Lee San akan dinobatkan menjadi Raja ke-22 Dinasti Joseon dengan gelar Anumerta ‘Jeongjo Gyeongcheon Myeongdo Hongdeok Hyeonmo Munseong Muryeol Seongin Janghyo Daewang’. Bersamaan dengan itu Putri Mahkota Yeonhui dinobatkan sebagai Ratu Hyoeui. Secara otomatis ibu dari Raja Jeongjo akan menjadi ibu suri, sementara ibu suri sebelumnya yang merupakan nenek raja naik tahta menjadi ibu suri agung.
Kedua pasangan bapak dan ibu Negara itu kini berjalan bersama menuju istana Cheongdapyeon untuk memberi hormat pada Ibu Suri Agung. Selesai dengan pemberian hormat pada Ibu Suri Agung, Lee San mengajak isterinya untuk mengunjungi istana Dongdaepyeon tempat Ibu Suri yang lebih tepatnya bisa dikatakan ibu mertua Yeonhui.
“Jeonha datang!”
“Daebi mama~ lihatlah aku membawa permaisuriku untuk mengunjungimu.”
“Daebi mama~” Yeonhui memberi salam pada ibu mertuanya.
Jennie tak begitu menyukai pelajaran sejarah semasa sekolahnya. Terlebih dengan guru mata pelajaran itu di masa lalu. Namun ia mengingat persis sejarah Raja Jeongjo yang merupakan putera dari Putra Mahkota Sado. Ia akan menjaga perasaan orang-orang di sekitarnya dan tidak akan mengungkit masa lalu yang menyakitkan bagi mereka.
“Jungjeon mama~ ini sudah tahun ke-9 pernikahanmu dengan Jeonha. Apa kau masih akan menunda kehamilanmu?” ibu suri menggenggam tangan menantunya.
“Ye? Sembilan tahun? Memangnya aku ini sekarang berumur berapa? Bukankah Dayang Oh bilang umurku tahun ini masih 18 tahun. Kalau begitu aku menikah dengan Yang Mulia sejak berumur 7 tahun? Apaa???” ia menyimpan kebingungannya dalam hati.
“Jungjeon mama~ kenapa anda melamun?” Ibu Suri heran dengan tingkah menantunya.
“Ah ye daebi mama~ Sepertinya kami merasa belum siap akan hal itu.” Jennie tersenyum kikuk.
“Jeonha~ sepertinya kau harus berusaha keras membujuk permaisuri untuk segera mengandung.”
“Ye?” Jennie tersentak, waktu pernikahannya saja ia tak tau bagaimana mungkin ia diminta untuk segera hamil.
+TBC+
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
King Jeongjo and Hyoeui Queen color ver ^^ Finally tiba pada hari penobatan mereka~ author upload foto yang di teaser color version... Raja Taeyong dan Ratu Jennie 💑 Selamat menunggu untuk chapter 8 🙇