CH11 - Anguraejanha

831 95 1
                                    

"Plakk!!" Tamparan keras menghantam pipi Lee San begitu tirai merah tertutup. Jennie berlari menuruni anak tangga menyembunyikan isak tangisnya. Ia tak menyangka Lee Taeyong yang sangat dibencinya akan melakukan hal itu di depan banyak orang.

Doyoung dari depan panggung meminta Jisoo untuk mengecek keadaan di atas panggung melalui pintu belakang. Benar saja, dengan baju hanbok ratu yang begitu berat itu Jennie meringkuk di belakang  pintu ruang rias. Menghalagi tiap orang yang ingin memasuki ruangan itu.

"Knock knock~ Jennie-ya gwaenchana?"

"Eonnie~ tinggalkan aku sendiri, aku tidak ingin menemui siapapun saat ini." dengan suara isakannya, bahkan Jennie tak membukakan pintu untuk Jisoo. Sepertinya ia benar-benar terpukul akan hal yang baru ia terima. Perlahan ia melepaskan semua aksesoris dan riasan yang ia kenakan.

"Knock knock~" kini suara ketukan pintu kedua terdengar. Lee San mengetuk pintu dan tak berani manampakkan diri di depan Jennie. "Mianhae." hanya kata maaf yang mampu ia ucapkan. Sejenak kemudian ia pergi begitu dua pasangan muda mencari Jennie.

"Jennie-ya, gwaenchana? Aku tau kau pasti masih shock, terlebih dia yang melakukannya. Ayo kita pulang, kajja!" Seulgi menyeret Taeil untuk membujuk Jennie agar segera membukakan pintu.

"Jennie-ya, ayo pulang hari ini oppa membawa mobil. Kau tidak perlu jalan kaki. Aa geurigo, oppa dan eonnimu ini akan membelikanmu makanan enak hari ini. Ayo pulang, jangan membuat yang lain khawatir."

Pintu terbuka memperlihatkan Jennie dengan make up yang telah berantakan "Dwaesseoyo! Aku tidak ingin makan apapun. Ayo pulang, aku muak berada disini."

***

Jennie terbaring lemas di atas sofa, ia berada di cafe sepanjang malam dan tak melakukan kegiatan apapun. Sepertinya hatinya benar-benar tidak bisa menerima perlakuan yang ia dapatkan kemarin. Ia mengambil ponsel dan dompetnya, kakinya terus bergerak hingga sampai di depan toko bunga. Setelah bernegosiasi dengan pemilik toko, Jennie membawa dua bucket bunga bersamanya.

Sebuah bus dengan jurusan menuju provinsi Gyonggi berhenti di depan halte. Gadis itu menaikinya tanpa ragu-ragu. Disusul seorang pria yang menggunakan pakaian serba hitam dan topi yang menutupi wajahnya.

"Anguraejanha."

"Eish jinjja!"

Entahlah tapi kejadian yang dialaminya kemarin terus-terusan berputar di kepalanya dan mengganggu isi kepalanya. Seperti dejavu ingatan saat ia masih berada di Joseon terus mengguncang otaknya. Sesuatu yang kemarin ia alami seperti tak asing baginya.

Tak lama bus berhenti di halte, seluruh penumpang turun. Kim Jennie membuka maps yang berada dalam ponselnya untuk menemukan tempat yang ia cari. Ia terus berjalan hingga tiba di depannya dua buah gundukan tanah yang cukup tinggi. Bucket bunga yang sedari tadi digenggam gadis bermarga Kim itu telah ia letakkan satu per satu di depan masing-masing gundukan tanah.

Usai Jennie memanjatkan doa di depan kedua makam tersebut seorang pria dengan pakaian serba hitam dan masker yang menutupi sebagian wajahnya tiba disana. Pria itu terlihat bingung melihat kedua gundukan tanah tersebut dan hanya mengikuti pengunjung sebelumnya untuk memanjatkan doa. Sesaat kemudia pria itu hanya berdiri disana, menatap kedua makam tanpa melakukan pergerakan yang mencurigakan.

Jennie memandang sejenak pria yang tengah berdiri tak sampai satu meter darinya itu "Kau pasti mengunjungi makam ini karena ini merupakan makam leluhurmu kan? Aku berada disini bukan karena mereka merupakan salah satu leluhurku, aku ada disini hanya untuk mengucapkan terimakasih."

"Aku benar-benar berterima kasih kepada Yang Mulia Raja dan Ratu, karena mereka telah mengijinkanku untuk menemui mereka di kehidupan sebelumnya. Ah jeoseohamnida..." tak sanggup untuk menahan air matanya, Jennie memilih untuk pergi.

"Terimakasih telah mengijinkanku menemui mereka di masa lalu." Kalimat itu terus berputar di kepala namja yang masih menggunakan identitas Lee Taeyong sebagai dirinya. Ia terus-menerus menelaah makna kalimat sederhana yang baru saja didengarnya. Telah bertemu dengannya di masa lalu, apa mungkin hal yang ia alami juga pernah dialami Jennie sebelumnya. Ia masih merenung memandangi gundukan tanah yang kini telah ia ketahui sebagai tempat peristirahatan terakhirnya bersama istrinya.
Cukup lama pria itu berfikir hingga kini ia terduduk, ia tak menyangka jika penolakan-penolakan yang istrinya lakukan ternyata memang cukup beralasan. Sekelibat kejadian masa kini yang namja bernama Taeyong itu lakukan terhadap Jennie memang cukup menjadikan wanita itu begitu membenci dirinya ketika bertemu di masa lalu. Ia tak berhak menyalahkan Jennie yang memilih tinggal di pengasingan ketimbang hidup di istana bersama dirinya.

#Flashback

"Jennie-ya, eodika?" Taeyong mengejar Jennie dan menarik tangannya kasar.

Sementara itu gadis yang dipanggil Jennie tak bisa menyembunyikan mata merahnya yang telah berlinangan air mata  "Kenapa kau melakukan ini? Aku tak akan mau berkencan denganmu jika ternyata kau telah mempunyai Nayeon eonni."

Taeyong memeluk Jennie "Aku ini kesepian dan membutuhkanmu." gadis itu masih memberikan penolakan setelah mendengar pernyataannya.

"Kau anggap aku ini apa yang bisa kau datangi hanya saat merasa kesepian huh?" Jennie berhasil melepaskan pelukan Taeyong dan kembali berlari.

***

Ponsel gengam putih berdering dengan ringtonenya yang nyaring "Yeobo seyo~" terdengar suar pria dari seberang panggilan.

"Emm..." gadis itu terlihat malas menjawab panggilan yang telah beberapa kali ia abaikan sebelumnya.

"Aku tau semua ini salahku, aku ingin mengucapkan maaf dan terimakasih Jennie-ya."

"Tut... tut... tut..." panggilan berakhir seiring dengan mendaratnya ponsel itu di lantai.

"Terimakasih katamu?"

“Aku tak membutuhkan ucapan maaf bahkan terimakasihmu!!” Jennie meringkuk dalam tangisnya.

***

Terlihat dua orang tengah menggenggam microfon dan naik ke atas panggung “Dan selanjutnya adalah .... penghargaan untuk ....”

Seorang pembawa acara melirik ke arah rekannya di panggung yang sama, kemudian rekannya menyelesaikan kalimat yang masih tertunda itu “Couple Favorite!!! Dan nominasinya adalah ....” terlihat beberapa pasangan yang membawa sorak sorai bagi para tamu.

“Pemenangnya adalah ..... Lee Taeyong dan Im Nayeon. Chukhae!!” Suara itu terus menggema di telinga Jennie. Seketika membuat matanya merah diikuti aliran air yang siap terjun dari pelupuk mata dengan warna kornea hitam khas penduduk Asia.

Terlihat kedua pasangan yang baru memenangkan penghargaan itu berpelukan di atas panggung. “Poppeohae!! Poppeohae!!” Semua orang terus berteriak membuat Jennie benar-benar kehilangan kendali. Gadis itu menegak habis satu botol soju yang ada di mejanya kemudian berlari. Sementara Taeyong hanya melirik sekilas kepergiannya.

#End of Flashback

“Kereokuna... aku mengerti alasan apa yang membuatmu melihatku seperti monster saat itu. Jennie-ya mianhae, aku benar-benar tak tau akan seperti ini kejahatan yang kulakukan di masa depan. Aku membuatmu diasingkan di masa lalu dan kini membuatmu begitu terluka. Aku benar-benar meminta maaf.” Pria itu menyadari jika gadis yang kini tengah ia tangisi pernah datang ke masanya.

+000+

MOON LOVERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang