Kebetulan Lagi

2.2K 145 27
                                    

Sudah hari ke dua Keysa pulang dengan bis, tapi kali ini dia tidak langsung pulang ke arah rumah. Keysa naik bis dan berhenti di halte dekat lapangan basket biasa Roy latihan, yang tepatnya dekat dengan toko bunga budhe Rere. Tapi Keysa tidak ingin ke sana, dia mau ke minimarket di dekat toko bunga itu. Dan mungkin nanti akan jalan kaki saja untuk pulang.

Keysa menyusun rencana sore ini untuk membeli banyak barang di sana, karena nanti malam Shinta akan datang dan menginap beberapa hari untuk menemani Keysa.

Biasanya Roy yang akan tidur di ruang TV tengah kalau Keysa di rumah sendiri, tapi karena Roy masih di Bogor, Shinta menawarkan diri untuk ikut menemaninya. Karena itu, Keysa akan beli beberapa cemilan, dan restock bahan makan dikulkas.

Sekitar 10 menitan keranjang belanja Keysa hampir penuh, dia segera menuju kasir dan berdiri antri dari dua orang yang ada didepannya. Saat menunggu gilirannya itu, arah pandang Keysa tertuju tanpa sengaja ke arah seorang cowok berjaket hitam.

Walau hanya melihat punggungnya saja, Keysa langsung berpikir kalau itu Ananta. Sudah hampir 3 tahun Keysa menatap punggung Ananta di sekolah, tidak mungkin kali ini dia salah orang.

"Totalnya 178 ribu mbak," suara mbak kasir membuat Keysa melepas pandangannya dari cowok itu, lalu Keysa mengeluarkan uang lembaran merah dan menunggu kembalian. Sembari itu Keysa kembali melihat ke arah cowok berjaket hitam yang tadi berdiri di depan rak makanan instan, tapi dia sudah tidak ada di sana.

Keysa berjalan ke arah pintu keluar, tapi tiba-tiba saja terdengar suara yang cukup keras. BRAKKKKK!

Reflek Keysa menoleh ke arah suara itu, begitupun beberapa pengunjung yang langsung fokus di arah yang sama.

"Mas, mas kenapa mas," terdengar suara perempuan yang kemudian dikerumuni beberapa orang.

Keysa mulai menyipitkan matanya untuk fokus ke arah seseorang yang sepertinya pingsan dan menjatuhkan beberapa Snack di sana, melihat jaket hitam yang orang itu kenakan, langkah Keysa mendekat tanpa ia sadari.

"Ananta?"

...

Keysa duduk sambil memegangi kantong kresek berisi cemilan dan mie instan, dia menatap lurus ke arah Ananta yang masih terpejam.

"Permisi," seorang dokter berjas putih dari puskesmas tempat Ananta dilarikan ini menghampiri Keysa.

"Ini resep obatnya, bisa langsung di tebus di apotek bawah. Dan untuk Mas Ananta setelah nanti sadar, bisa langsung pulang. Tapi tolong di ingatkan untuk istirahat yang cukup, karena tensi darahnya cukup rendah."

"Baik dok, terimakasi."

Keysa kembali menatap Ananta setelah dokter itu keluar, ini kedua kalinya Keysa melihat Ananta pingsan, dan se kebutulan ini dirinya terlibat. Ananta sepertinya memang belum sehat, dan hari ini Keysa dibuat sangat kawatir. Perasaaan kalut itu membuatnya  sadar, dia masih sangat peduli dengan Ananta. Dan tentu itu berarti dia masih mencintainya.

Keysa meletakkan kantong kresek belanjaannya itu di samping Ananta, lalu dia turun ke lantai bawah untuk mengambil obat.

Sekitar 15 menit Keysa kembali, dan saat kembali Ananta sudah di posisi duduk. Cowok dingin itu menatap ke arah Keysa yang memasuki ruangan, tatapannya sama persis dengan waktu itu, di UKS sekolah.

"Udah sadar, ada yang sakit?" Keysa mendekat sembari meletakkan kantong obat di samping Ananta.

"Kenapa kamu ada di sini?"

"Aku juga bingung kenapa harus terlibat terus seperti ini, jangan salah paham cuma kebetulan."

"Nanti aku ganti uangnya," ucap Ananta yang menatap kantong plastik berisi obat itu.

"Gak usah dipikir soal ini, kalau udah gak pusing aku pesen taxi online buat anter kamu pulang."

"Aku bisa pulang sendiri."

Keysa menatap wajah datar itu.

"Ini udah kedua kalinya kamu pingsan, kalau nanti pingsan lagi gimana?"

"Gak perlu kawatir."
Keysa diam, ya seharusnya dia memang tidak harus khawatir.

"HP aja gak bawa, uang cuma 7 ribu. Mau pulang gimana? Jalan kaki? Bisa gak sekali ini aja, dengerin aku."

Ucapan Keysa kali ini membuat Ananta diam, Ananta juga sadar kalau dia tidak membawa ponselnya. Dia juga hanya membawa uang 7 ribu di kantong jaketnya, tadi Ananta memang hanya ingin membeli teh kantong di minimarket itu.

Keysapun terlihat sibuk memasukkan kantong obat itu ke dalam kantong belanjaannya, menjadikan satu dengan bawaannya biar mudah di bawa.

Ananta memperhatikan gerik Keysa, perempuan di depannya ini masih mengenakan seragam putih abu-abunya. Ananta juga sempat melihat beberapa bungkus mie instan di dalam kantong belanjaannya. Ananta baru mengerti kenapa Keysa bisa bersamanya, Keysa pasti sedang ada di minimarket itu.

Keysa keluar ruangan tanpa kata, tak lama dia kembali dengan membawa cup minum berisi teh hangat, Ananta bisa melihat kepulan asap dan aroma teh itu.

"Minum tehnya, setelah itu kita pulang." Ucap Keysa, dan aneh ya Ananta nurut.

....

ANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang