Membiarkan Pergi

2K 137 17
                                    

" Orang bilang ada rasa karena terbiasa, mungkin karena itu beda terasa karena ada yang tiada."

...

"Keysa!" tiba-tiba suara cowok memanggilnya dan terlihat berlari ke arahnya, Keysa tidak mengenal laki-laki itu, hanya nametag kelas IPS yang dia lihat di lengan kirinya.

"Kayaknya ini HP Anant deh, tadi gue Nemu di tempat Ananta pingsan."

"Terus? Kenapa gak balikin aja sendiri, dia di UKS udah sadar kok."

"Gue buru-buru, lagian lo kan suka sama dia siapa tau bisa ambil hatinya kalo Lo perhatian sama dia." Ucap cowok itu sambil nyengir, dia juga langsung menggenggam kan paksa ponsel bercase hitam itu di tangan Keysa.

Bisa-bisanya cowok yang tidak Keysa kenal, bicara seperti itu padanya. Menyadarkan Keysa kalau perasaannya itu, sekarang sudah jadi rahasia publik.

Cowok itu lari entah kemana, pandangan Keysa menatap ke arah ponsel bercase hitam dengan satu sticker kecil di belakang berbentuk jangkar di ujung bawahnya. Keysa membalik ponsel itu dan menekan tombol untuk mengaktifkan layarnya, dia ingin memastikan apa benar ini milik Ananta. Setelah layar menyala hanya ada wallpaper hitam dengan digit angka jam, khas sekali dengan kepribadian Annta, tapi Keysa masih ragu.

Ceklekk, Keysa memutuskan untuk ke UKS kembali dan membawa ponsel itu untuk menanyakan pada Ananta langsung.

Keysa masuk ke salah satu deretan bilik UKS yang tersekat oleh gorden biru, saat gorden itu ia geser, ada satu tatapan yang langsung ke arahnya.

"Key?" Ucap Naura yang menatapnya itu.

Keysa tersenyum canggung lalu mengangkat sedikit ponsel itu, "ini punyamu, Nant?"

Ananta yang terduduk di atas ranjangnya itu mengangguk, Keysapun langsung menyodorkan ponsel itu ke arahnya.

"Thankyou Key," ucap Naura yang langsung menyahut untuk menerimanya, dia kemudian memberikannya pada Ananta yang sudah ingin meraih ponsel di tangan Keysa tadi.

Tanpa mengatakan apapun, Keysapun berbalik untuk keluar dari sana.

"Keysa," tapi suara parau Ananta terdengar memanggilnya.

Keysa membalikkan badannya dan kembali menatap si bekunya itu.

"Makasih," ucap Ananta denga sedikit senyum kecil di antara pucat wajahnya.

Keysa tersenyum dan mengangguk pelan, dia menutup kembali gorden biru itu. Detakan jantungnya tidak normal, baru saja dia mendengar langsung Ananta menyebut namanya. Untuk pertama kalinya, Ananta menyebut namanya dengan jelas, bahkan senyuman itu untuknya. Senyuman yang selama ini masuk di list harapannya, terpenuhi hari ini.

Tapi untuk pertama kalinya juga, Keysa merasa tidak senang bertemu Ananta. Apalagi di sana ada Naura, Ananta mungkin hanya butuh Naura di sampingnya. Mungkin memang bukan dirinya yang Ananta mau, si beku sudah menunjukan siapa yang ingin dia pilih. Semakin hari mereka jelas terlihat semakin dekat, menjelaskan segalanya pada Keysa walau tanpa mengucapkan apapun.

Mungkin ini saatnya, benar-benar saatnya untuk Keysa berhenti. Mungkin saja.

"Key, dari mana Lo?"

ANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang