Nara pov
"Ibumu belum berubah ya?" Kata Woori sambil menatap ponselnya lalu melemparnya ke atas meja. Ia menoleh menatap Taejun yang diikat dikursi.
Sebelah alisnya terangkat. "Kenapa kau tidak menangis?"
Taejun mengerjap lucu. "Buat apa aku nangis? Nanti cape."
Woori tertawa tak percaya. "Bahkan keberanian Jira menurun pada anaknya, tak kusangka. Heh bocah, kau tahu ini?" Ia mengeluarkan pistol dari tas tangannya.
"Tau. Kata mama, dulu mama punya benda seperti itu."
"Lalu kau tidak takut?"
Taejun menggeleng. Namun ia terkejut ketika Woori tiba-tiba menembak atap gudang hingga bolong. Ini pertama kalinya Taejun mendengar suara pistol, jadi ia sedikit gemetar.
"Kau takut sekarang?" Tanya Woori lagi.
Taejun menahan rasa takutnya dan menggeleng kuat.
"Kau bisa mati jika aku menembakan peluru padamu." Woori mengarahkan pistolnya pada Taejun, membuat Taejun semakin gemetar.
"Ng-ngga. Tante ga mungkin nembak aku, karena tante belum dapet uang dari papa."
Woori menarik pistolnya kembali. "Kau benar. Aku akan membiarkanmu hidup sampai orang tuamu memberikan uangnya. Kau tahu, hanya dengan melihatmu, aku muak. Kau anak dari seseorang yang tidak bisa ku dapatkan. Kau seharusnya tidak dilahirkan. Dan aku sangat membenci ibumu karena ia menghancurkan impianku untuk menikah dengan ayahmu."
Alis Taejun bertaut marah. "Mama pasti marah sama tante. Tante bakal ga selamat."
Woori mengangkat bahu tak acuh. "Kita lihat saja nanti."
#
Taehyung pov
Pas Jira selsai nelfon gua tadi, gua langsung tancep gas ke kantor polisi. Jira juga mau kesana. Dan kita nyampe bareng-bareng di kantor polisi.
Gua sama Jira langsung lari ke ruangan Daehyun. Daehyun kaget gitu.
"Bisakah kalian mengetuk pintu terlebih dahulu?" Daehyun ngehela napas sambil megangin dadanya.
"Lu masi nyimpen pistol gua yang waktu dulu ga?" Tanya Jira tiba-tiba.
"Hah? Untuk apa?" Daehyun bingung.
Jira ngedecak. "Denger, anak gua diculik sama Woori, orang yang nyulik gua waktu dulu. Dia baru bebas dari penjara dua minggu lalu." Jira ngomong tanpa koma.
Daehyun ngangkat alis. "Dimana ia menyekap anakmu?"
"Lu inget gudang yang dulu? Gudang yang sama kaya pas gua diculik. Di Itaewon."
Daehyun ngangguk-ngangguk.
"Mana pistol gua?" Jira nagih lagi. "Gua mau ngabisin si Woori bregsek."
"Ra, jangan buru-buru gitu." Kata gua sambil nyenggol dia.
"Dia nyulik anak gua, anak kita. Gabisa dimaafin."
Daehyun ngehela napas lagi. Dia manggil asistennya nyuruh ambilin pistol. Asisten itu balik lagi sama pistol di kantong plastik. Jira ngambil pistolnya dan ngecek pelurunya. Masi banyak.
"Kami akan ikut bersamamu. Pastikan kau tidak menyerang duluan, karena itu bukan bentuk dari pembelaan diri. Kau akan ditahan."
Jira muter bola matanya males. "I know, I know." Dia masukin pistolnya ke saku celana dan jalan ngeduluin kita.
YOU ARE READING
MLS ㅡ Cogan VS Preman; Taehyung
Fanfiction[Magnae Line Series] Kisah tentang Cogan yang jatuh cinta sama Preman. [ A k a n D i r e v i s i ] ©2016, taesrgv