Chapter 5: Pastel Pink Letter

1.6K 257 40
                                    

Soomi membenamkan wajahnya ke meja dengan frustasi. Seseorang baru saja mengenalinya, dan sialnya, itu adalah anak dari teman ayahnya sendiri. Sebenarnya ada alasan kenapa Soomi memilih tinggal di apartemen daripada di rumah. Ia tidak suka dikenal orang sebagai putri pemilik perusahaan besar. Karena jika ada yang tahu, hidupnya tidak akan tenang. Orang-orang akan berpikir dua kali untuk berteman dengannya karena takut tidak selevel. Padahal dia tidak pernah memikirkan hal itu.

Sekarang, seseorang mengenalinya, dan bahkan percaya bahwa dia sudah punya anak. Jika berita ini tersebar, tamatlah riwayatnya. Bukan hanya dia, tapi juga keluarganya.

Setelah beberapa menit memendam wajahnya di meja, ia mengangkat kepalanya. Tatapan tajam ia layangkan pada satu-persatu orang yang duduk di sekitarnya.

"Aku sudah bilang aku tidak mau membantu kalian lagi!" pekiknya frustasi. Tidak peduli orang-orang yang mulai memperhatikannya.

"Mian, Soomi-ssi." ujar Hoseok sambil menundukkan kepalanya, merasa bersalah.

"Jadi, kau benar-benar putri pemilik Hansung corporation?" tanya Jungkook. Jimin langsung mencubit lengannya. Jungkook meringis kesakitan dan langsung tersadar bahwa ini bukan saat yang tepat buat menanyakan hal itu.

"Sekarang apa yang harus aku lakukan... jika berita ini tersebar habislah aku." Soomi berucap pelan sambil memilin bagian bawah roknya.

"Tidak, aku janji berita ini tidak akan tersebar. Aku akan melakukan apapun agar noona tidak berkata sepatah katapun soal ini." sahut Taehyung.

Soomi menghela napas pasrah, "Benarkah? Aku benar-benar tidak akan memaafkan kalian jika sampai ada yang tahu soal ini. Aku pergi dulu. Jangan pernah ganggu aku lagi." Ia lantas bangkit dari duduknya, meninggalkan 6 orang lelaki itu dalam perasaan bersalah.

Setelah Soomi pergi, keenam laki-laki itu mulai tenggelam dalam pikiran masing-masing. Ini baru hari pertama mereka merawat Byul, namun berbagai masalah sudah bermunculan. Bagaimana jika mereka terus merawat bayi itu?

"Kurasa aku mengerti kenapa Yoongi hyung sangat tidak ingin merawat Byul." tutur Namjoon diikuti helaan napas berat.

"Ternyata merawat bayi tidak semudah yang aku bayangkan..." sambung Jimin.

"Lalu apa? Kita harus menyerahkan Byul pada panti asuhan? Apa kita akan menyerah?" tanya Hoseok. Sebenarnya ia setuju kalau merawat Byul bukanlah perkara mudah mengingat masalah-masalah yang terus berdatangan. Namun entah kenapa hati kecilnya berkata ia sangat ingin merawat bayi itu, ia tidak ingin menyerah.

"Aku tidak ingin menyerah apapun yang terjadi." ujar Taehyung mantap. "Sudah lama aku ingin punya adik. Kalian tahu itu, kan?" lanjutnya. Jungkook tiba-tiba menoleh, menunjuk dirinya sendiri seakan bertanya 'apa aku bukan adikmu?'. "Kau juga adikku, Kook. Tapi kau menyebalkan." Jungkook mendengus mendengar jawabannya.

"Taehyung, aku mengerti perasaanmu. Aku yakin kita semua juga ingin mempertahankan Byul. Tapi apa kita sanggup menanggung semua resikonya? Terutama kau. Kakakmu dan Ibumu sudah tau tentang Byul, meskipun kita sedikit berbohong pada mereka. Tapi lama-kelamaan mereka pasti tau yang sebenarnya." balas Namjoon. Ia tidak ingin bilang ia mau menyerahkan Byul ke panti asuhan, tapi ia tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan untuk selanjutnya.

"Sudahlah, jangan ribut. Ini baru hari pertama, mungkin kita hanya belum terbiasa. Bagaimana kalau kita mencoba dalam satu bulan? Dalam satu bulan ini, jika kita berhasil merawat Byul dan mengatasi masalah-masalah yang ada, maka kita tidak perlu menyerahkannya pada panti asuhan. Jika tidak bisa... mungkin dari awal Yoongi memang benar." ujar Seokjin menengahi.

Mereka terlihat berpikir sebentar, lalu satu-persatu menganggukkan kepala.

"Baiklah, kurasa kita bisa mencoba." ujar Namjoon.

Hello Baby [BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang