Jujur saja, siapa yang tidak sakit hati jika diabaikan oleh kekasih sendiri?
Well, jika itu sesekali, kurasa aku bisa sedikit memaklumi. Tapi berkali-kali? Untuk alasan-alasan klise yang sama setiap waktu?
"Taehee, maaf. Klub membaca membutuhkan aku untuk—"
"Mengikuti acara bedah buku. Aku tahu, Namjoon. Kau selalu melakukan itu setiap malam minggu dan aku tidak pernah protes."
"Tidak, Taehee. bukan itu." ia menghela napas gusar, kuharap aku tahu apa yang menjadi beban pikiran buatnya. Aku, atau klub membaca?
"Hari ini mereka mengadakan kegiatan sosial, dan aku diminta untuk membawakan acaranya."
"Tunggu, kenapa harus kau?" aku mendengus tak percaya, "Maksudku, kau bahkan bukan bagian dari klub membaca tapi sebagian besar waktumu dihabiskan dengan mereka daripada dengan kekasihmu sendiri. Tidak bisakah mereka mencari orang lain?"
"Well, sebenarnya aku sudah jadi bagian dari mereka." ia menjeda sejenak untuk menatap mataku dan aku tahu aku tidak akan suka apa yang akan ia katakan, "Dua minggu yang lalu. Saat bedah buku di perpustakaan pusat."
Oh, aku tidak percaya ini.
Apa Kim Namjoon baru saja mengatakan kalau ia menyembunyikan hal ini dariku selama dua minggu?
"Maafkan aku, Taehee. Aku takut jika aku berkata jujur kau akan marah."
"Tidak, Namjoon. Kau salah." aku menarik napas dalam-dalam, berusaha menelan kembali tangis yang mendesak untuk keluar, "Aku tidak akan marah seandainya kau mengatakan ini dua minggu yang lalu. Well, mungkin sedikit. Tapi kau sudah menyembunyikan hal ini selama dua minggu dariku, dan aku dengan bodohnya berpikir bahwa kekasihku sedang melakukan bantuan sukarela untuk orang-orang berkacamata tebal yang tidak punya kehidupan sosial diluar perpustakaan. Dan aku selalu memaklumimu karena alasan itu setiap minggunya, Namjoon. Setiap minggu."
"Tunggu, apa maksudmu dengan—tidak punya kehidupan sosial?" Namjoon menatap tak suka. Aku tahu aku membuat kesalahan tapi—hei, itu memang benar?
Namun, alih-alih menjawab pertanyaannya, yang aku yakin akan berujung perdebatan sengit diantara kami, aku lebih memilih untuk menyambar tas tangan di meja dan bangkit dari dudukku.
"Tidak, bukan apa-apa. Lupakan. Kurasa aku akan pergi ke rumah Hyeri dan bermain dengan Byul atau pergi dengan Hoseok. Semoga acaramu lancar, Namjoon. Selamat tanggal duabelas."
Aku tidak tahu ekspresi macam apa itu barusan. Namjoon kelihatan dumbfounded dan aku harap itu bukan karena ia baru ingat kalau sekarang adalah tanggal duabelas kami yang ke duabelas, tepat setahun aku menjalin hubungan dengannya. Sejujurnya, aku telah merencanakan berbagai hal untuk hari ini. Termasuk pertemuan kami di café beberapa saat yang lalu.
Aku ingin memberitahunya apa saja yang ingin aku lakukan hari ini. Dengannya, hanya dengannya. Tapi kurasa aku tidak perlu lagi mengatakannya sekarang. Aku tahu ia tidak mungkin membatalkan acaranya dengan klub membaca, terlebih posisinya sebagai pembawa acara adalah posisi yang sangat penting. Tidak mungkin mencari pengganti sementara acaranya akan berlangsung kurang dari delapan jam lagi.
"Hoseok, kau sibuk?"
"Tidak, aku hanya—"
"Bagus. Kau tidak sibuk, kan?"
"Iya, tapi—"
"Tidak ada tapi. Jemput aku sekarang di halte SMA Gyeonggi. Sekarang, Hoseok."
Pip!
Hal bagus aku masih memiliki sahabat seperti Jung Hoseok. Ia tampan, baik hati, senyumnya secerah sinar matahari, dan yang terpenting, ia single. Ia akan datang padaku kapanpun aku minta tanpa harus meminta restu dari kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Baby [BTS]
Hayran KurguKetika 7 orang pria yang tinggal di apartemen 201 harus dihadapkan dengan merawat bayi tanpa identitas yang tiba-tiba muncul di depan pintu apartemen mereka. ••• 🌸 Completed. 🌸 Cast(s): BTS members. ⚠ DO NOT PLAGIARIZE. ©kookkiri, 2017.