Chapter 31: I Like You

768 152 55
                                    

Hyeri tidak mengira kalau selama ini ia melewatkan sesuatu. Dalam pencariannya, ia tidak pernah mendengar nama Jungkook sebagai salah satu penghuni apartemen 201. Ia memang tahu ada anak yang baru saja masuk kuliah tahun ini dan tinggal di apartemen bersama Seokjin dan yang lainnya, namun ia baru tahu kalo ternyata itu Jungkook. Anak laki-laki berwajah seperti kelinci yang sepuluh tahun yang lalu menangis di belakang tokonya karena dituduh pencuri.

Kini Jungkook bukan lagi anak laki-laki bertubuh mungil seperti dulu. Ia sudah jauh lebih tinggi, badannya berotot dan wajahnya terlihat lebih dewasa namun tetap menggemaskan seperti kelinci. Ia juga sudah tidak minum susu strawberry. Hyeri agak terkejut ketika Jungkook memesan ice espresso macchiato. Padahal setahunya, dulu Jungkook sangat suka sesuatu yang manis. Kalau bukan susu strawberry, maka ia akan minum jus strawberry ekstra susu.

Jungkook dan Hyeri masih tidak berbicara. Mereka hanya berjalan di taman sambil membawa minuman masing-masing di tangan. Soomi sudah pulang tadi, dijemput oleh Taehyung. Gara-gara tidak dihiraukan oleh Jungkook, gadis itu menelepon Taehyung dan marah-marah, akhirnya Taehyung langsung menjemputnya ke perusahaan.

"Jung..."

"Noona..."

Mereka memanggil bersamaan.

"Kau duluan." ujar Jungkook canggung.

Hyeri menggaruk pipinya yang tidak gatal, tersenyum kikuk.

"Apa kabar? Sudah lama sekali ya, kita tidak bertemu."

Jungkook terkekeh pelan mendengar ucapan Hyeri yang ternyata sama persis dengan apa yang ingin ia ucapkan. Memangnya apalagi yang harus diucapkan pada orang yang baru saja bertemu setelah sepuluh tahun? Tidak mungkin kan kalau Jungkook tiba-tiba menyatakan perasaan pada Hyeri.

"Aku baik, kalau noona?"

Hyeri tersenyum tipis, lalu mengangguk, "Aku juga."

"Bohong." Jungkook langsung menjudge. Hyeri yang terkejut hanya bisa menatap Jungkook dengan alis terangkat dan mata mengerjap bingung.

"Mana mungkin kau baik-baik saja. Kau pasti lelah bekerja keras untuk anakmu."

Hyeri lantas terkekeh, ia pikir Jungkook akan mengatakan sesuatu yang membuatnya sedih. Tapi, tidak mungkin kan? Ia kan hanya kelinci kecil yang lucu, mana mungkin membuat orang sedih.

"Kurasa aku tidak terlalu lelah sekarang. Aku sudah mendapat pekerjaan yang baik di perusahaan."

Jungkook tersenyum lega. Lalu ketika sorotnya menemukan sebuah kursi panjang yang kosong, ia mengajak Hyeri untuk duduk.

"Maafkan aku, Kook. Kau pasti sangat kerepotan." ujar Hyeri lirih. Ia tak berani menatap Jungkook, mata bulat yang polos itu bisa-bisa meruntuhkan pertahanannya yang sudah ia bangun kuat-kuat sejak tadi. Jungkook itu bagi Hyeri sudah seperti adik kecilnya. Melihat Jungkook sedih, Hyeri juga sedih. Melihat Jungkook tersakiti, Hyeri pasti tidak akan tahan. Makanya ia tidak berani melihat ekspresi Jungkook, takut kalau ia akan menangis nantinya.

"Jangan meminta maaf, noona. Aku dan para hyung senang merawat Byul, sungguh. Apalagi ketika aku tahu itu anakmu." Jungkook mengulas senyum gigi kelincinya, membuat kelegaan dalam dada Hyeri. Tapi Hyeri masih agak bingung, memangnya Jungkook belum tahu kalau Byul anak Seokjin?

Hyeri ingin menanyakan apa Jungkook sudah tahu tentang hal itu, namun ia mengurungkan niat. Sepertinya Jungkook memang belum tahu. Mungkin Hoseok dan Yoongi sengaja merahasiakannya. Ia tidak ingin salah bicara dan merusak rencana Hoseok dan Yoongi—yang ia sendiri tidak tahu apa—jadi ia memilih untuk bungkam soal fakta tentang Seokjin.

Hello Baby [BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang