Chapter 22: Not Today

835 171 32
                                    

Penuturan Namjoon tentang pertemuannya dengan Byul dan ibunya di café tempat Seokjin dan Jimin bekerja membuat para penghuni apartemen itu bersorak gembira. Mereka tidak menyangka kalau akan secepat ini menemukan bayi kesayangan mereka itu. Sayangnya Namjoon tidak bisa berbuat banyak ketika ia bertemu Byul, lantaran ibu Byul kelihatan tidak nyaman dengan munculnya Namjoon, lagipula sedang banyak pelanggan yang mengantri pada saat itu, jadi ia tidak bisa lama-lama.

Namjoon pikir masih banyak waktu, toh Seokjin dan Jimin bekerja disana. Jadi ia tidak perlu khawatir akan kehilangan jejak Byul lagi.

"Aku akan datang ke cafému besok!" cetus Taehyung semangat. Ia kemudian melenggang ke kamarnya dan mengepak beberapa mainan untuk ia bawa besok.

"Ah, aku tidak sabar untuk bekerja besok. Apa aku harus bekerja full-time? Dengan begitu aku akan bertemu Byul lebih lama." ujar Jimin sembari menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa. Matanya memandang langit-langit, menerawang apa yang akan terjadi esok hari ketika ia bertemu dengan monster kecil kesayangannya.

"Kau tidak boleh bekerja full-time, bodoh. Kau harus kuliah. Ingat?" sahut Hoseok. Jimin memanyunkan bibirnya, menyadari apa yang dikatakan Hoseok itu benar. Ia harus kuliah, dan hanya bisa bekerja setengah hari saja.

"Yang terpenting kita akan bertemu Byul besok. Dan yang lebih penting lagi, kita akan tau siapa ibunya. Bukankah ini menarik?" Seokjin tersenyum, tidak sabar mengetahui siapa gerangan yang telah mempertemukan dirinya dengan Byul. Ia harus berterima kasih pada ibu Byul, berkat wanita itu, hari-harinya terasa menyenangkan beberapa bulan belakangan.

"Byul punya mata yang mirip dengan ibunya." tutur Namjoon.

"Berarti ibu Byul juga punya mata yang bulat? Seperti ini?" Jungkook membuat gestur seakan-akan tangannya adalah kacamata dan menempelkannya didepan kedua matanya. Namjoon terkekeh dan menggeleng.

"Bukan yang seperti itu, tapi... yah. Baiklah, aku mengerti maksudmu, Kook."

Jungkook memasang wajah amused-nya. Membayangkan seperti apa wajah ibu Byul. Laki-laki berambut batok kelapa itu tersenyum-senyum sendiri dengan pikirannya.

Ia bergumam, "Besok pasti akan menyenangkan."

**

"Hyung, kau tidak ikut?" tanya Taehyung sembari mengenakan sweatshirt abu-abunya di depan cermin. Hoseok yang masih berkutat dengan tugas kuliahnya menggeleng sambil bergumam.

"Aku akan menyusul nanti. Aku ada deadline jam 2 siang."

Taehyung hanya manggut-manggut. Ia lantas mengambil totebag coklat dari meja belajarnya, yang berisi mainan-mainan untuk Byul. Ia bahkan merelakan boneka princess poppy yang susah payah ia dapatkan itu untuk diberikan pada bayi kesayangannya.

"Kalau begitu aku berangkat dulu, Hyung. Nanti kutelfon."

Hoseok bergumam sebagai jawaban, dan Taehyung lantas segera keluar dari kamar setelah mengambil kunci mobilnya.

Selama perjalanan, ia tidak bisa diam. Jantungnya berdebar cepat, rasanya seperti akan bertemu kekasihnya—meskipun ia tidak punya, anggap saja rasanya seperti itu—padahal ia hanya akan bertemu dengan seorang bayi. Tapi baginya, Byul bukan sekedar bayi biasa. Bayi mungil itu seakan punya sihir yang membuat semua orang jatuh hati padanya. Bahkan Taehyung berharap kalau ia bisa jadi ayahnya, mungkin?

Debaran jantungnya semakin menggila kala ia memarkir mobilnya didepan sebuah café berdinding coklat itu. Ia menghela napas berkali-kali, sebelum membawa dirinya keluar dari mobil, dengan totebag coklat di tangannya.

Ia yang pertama datang. Seokjin sedang konsultasi dengan dosen mengenai tugas akhirnya, Jimin sedang ada jadwal kuliah. Dan yang lainnya juga sedang ada kesibukan masing-masing. Untuk beberapa alasan, ia merasa menang telah sampai disini duluan.

Pintu kaca itu berdecit terbuka saat didorong oleh Taehyung. Hal pertama yang ia lakukan saat menginjakkan kakinya di dalam café adalah memusatkan perhatiannya pada nona kasir. Pertanyaan-pertanyaan mulai membanjiri kepalanya. Apa itu ibu Byul? Dimana Byul? Siapa nama wanita itu? dan berbagai pertanyaan lainnya yang membuat jantungnya berpacu lebih cepat.

Ia melangkah hati-hati ke counter sambil tetap memperhatikan wanita berbalut seragam coklat yang sedang berdiri dibalik meja kasir. Hal pertama yang harus ia pastikan adalah wanita itu punya mata bulat seperti Byul. Dan kenyataan bahwa wanita yang sedang menjaga kasir itu memiliki mata yang bulat semakin membuat Taehyung yakin bahwa itu adalah ibunya Byul.

"Maaf, ada yang bisa saya bantu?" Suara wanita penjaga counter itu sontak memutuskan perhatiannya pada seseorang yang diduganya ibu Byul itu. Ia tersenyum kikuk, mengusap-usap tengkuknya sambil melihat daftar menu dengan gugup. Pilihannya jatuh pada hazelnut latte.

Sembari menunggu pesanannya diproses, ia melanjutkan kegiatannya yang tertunda tadi. Yaitu memperhatikan terduga ibu Byul. Ini masih dugaannya, karena ia tidak melihat ada tanda-tanda Byul di sekitar wanita itu.

"Permisi, ini pesanan anda. Silahkan membayar di kasir."

Taehyung menghela napas lalu bergerak ke depan meja kasir.

"13ribu won, Tuan."

Ada jeda yang cukup lama sebelum Taehyung memberikan beberapa lembar uang pada nona penjaga kasir. Ia ragu harus memulai darimana, bertanya siapa wanita itu? atau bertanya apa ia ibu Byul? atau sekedar kenalan basa-basi?

"Kau... punya mata yang bulat." ternyata tidak ketiganya. Yang keluar dari bibirnya justru pernyataan bodoh yang sama sekali tidak terpikirkan oleh otaknya. Untuk beberapa saat ia merasa bibirnya telah mengkhianati dirinya.

Nona penjaga kasir itu tersipu malu. Bagaimana tidak, seorang laki-laki tampan baru saja berkomentar tentang matanya. Itu berarti ia memperhatikannya, bukan?

Sikap yang ditunjukkan oleh wanita itu membuat Taehyung kecewa. Ia sekarang yakin itu bukan ibu Byul. Ibu Byul tidak mungkin setenang itu bertemu dengannya. Apalagi tersipu malu seperti sekarang.

"Maaf, boleh aku bertanya sesuatu?" wanita itu mengangguk malu, rona merah masih menghiasi pipinya. Entah apa tujuannya, ia menyematkan anak rambutnya ke belakang telinga. "Kau tahu nona yang biasa menjaga kasir disini? Yang membawa bayi. Apa kau tahu?"

Pertanyaan Taehyung sontak membuat wanita itu memanyunkan bibirnya. Ekspresi wajahnya kelihatan tidak suka. Taehyung mengerutkan kening keheranan.

"Kau bertanya dimana Shin Hyeri yang menyebalkan itu? Dia sudah dipecat kemarin. Salah sendiri tidak bisa membuat bayinya diam."

Jawaban yang Taehyung terima membuat jantungnya serasa tidak bekerja untuk beberapa detik. Ia pikir hari ini ia akan bertemu dengan Byul, ia pikir hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan. Namun yang terjadi malah sebaliknya.

Ia kembali kehilangan jejak putri kecil kesayangannya...

To be continued...

A.N: ada yang masih inget siapa itu Shin Hyeri?

Yapp, buat yang dulu pernah nebak itu ibunya Byul, kalian luar biasaaa!

Maaf banget chapter yang ini pendek, karena aku lagi uas, jadi ga bisa nulis banyak-banyak TT

But anyway, tetep vote dan comment ya. Thankyou!!

Hello Baby [BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang