Biar kuberitahu satu hal. Aku tidak suka gelap.
Bukannya aku takut atau punya semacam trauma, aku hanya tidak suka. Tidak bisa melihat apapun, tidak tahu makhluk menyeramkan apa yang sedang memburumu di dalam kegelapan, tidak yakin dirimu berada dimana, dan siapa yang ada di sekitarmu.
Aku tidak pernah memasuki wahana rumah hantu atau semacamnya. Aku benci.
Tapi saat ini, aku sedang meyakinkan diri untuk membuang sementara kebencianku dan bersikap seolah-olah aku yang memegang kendali di dalam gelap, karena untuk yang kesekian kalinya harus kukatakan pada diriku sendiri, aku tidak ingin kalah dari Min Yoongi.
"Jangan keras kepala, Sena. Kau tidak tahu kita berada dimana dan kau bertingkah sok pahlawan." ia berkata sinis. Aku bisa membayangkan ia tersenyum pongah sekarang berharap aku menyerah dan berhenti.
"Tidak." aku menghembuskan napas pelan, "Aku yakin ada jalan keluar di sekitar sini."
"Pernah kemari?"
"Uh, ya. Tentu. Ini tempat kesukaan kakakku." dan sepanjang yang aku ingat, aku selalu menolak jika Soomi eonni mengajak kemari.
"Kau keras kepala." ia mendesis.
"Dan kau tahu betul, Sunbae."
Kudengar ia menggeram kecil, seperti muak dengan keadaan, atau mungkin dengan sikapku yang sok tahu. Tapi aku tidak mencuri tiket puppet show dari meja kopi di apartemen Soomi eonni—yang harusnya adalah miliknya dan Taehyung—untuk kalah dari Min Yoongi. Aku hanya ingin membuatnya kesal, karena ia telah membatalkan janji setelah konser seminggu yang lalu, dan satu-satunya ide yang kudapat adalah mengajaknya menonton pentas musik klasik yang sebenarnya adalah pentas boneka.
Aku tidak menunjukkan tiket padanya sebelum kami tiba disini, jadi ia tidak tahu apa yang sebenarnya akan kami tonton. Little did I know, ia sangat marah padaku dan aku hampir merasa menang. Sebelum kami berdua ternyata tertidur saat pentas berlangsung dan terbangun saat keadaan gelap gulita.
Aku heran kenapa tidak ada penjaga yang membangunkan kami.
Tapi pertanyaan itu sepertinya harus kusimpan untuk nanti karena saat ini, Yoongi sunbae berusaha menyabotase rencanaku dengan menarik lenganku paksa ke arah yang tak aku tahu. Oh, ralat. Aku memang tidak pernah tahu kami berada dimana dan sedang berjalan ke arah mana. Aku tidak pernah tahu tempat ini sebelumnya.
Well, sebenarnya kami sedikit beruntung ada penerangan dari sinar bulan yang merangsek lewat jendela. Meski tidak seberapa membantu karena hanya terdapat sedikit jendela disini, setidaknya kami tahu kami tidak menabrak dinding atau terjatuh di tangga.
Aku hanya membiarkan Yoongi memimpin, karena aku yakin ia akan kalah. Aku berani bertaruh, dalam hidupnya ia tidak akan pernah datang ke tempat milik klub puppet ini. Pasti terlalu memuakkan baginya, bagiku juga.
Ia tidak akan tahu jalan keluar, benar kan?
"Maaf, Sena. Tapi apapun yang kau pikirkan sekarang, kau bisa berhenti karena kau kalah."
Kami ada di pintu keluar.
"Bagaimana bi—"
"Benar. Bagaimana bisa tiket-tiketku menghilang dari meja kopi, nona Oh?"
Astaga, itu Soomi eonni.
"Yoongi oppa, terima kasih sudah memberitahuku tentang pencuri kecil ini. Keberatan jika aku membawanya pulang sekarang?"
Aku menggeleng pada Yoongi sunbae. Ia menatapku datar.
"Tidak sama sekali." katanya dengan tersenyum miring padaku, kemudian ia beralih menatap Soomi eonni yang sudah bersidekap dengan wajah kesal luarbiasa, "Pastikan kau beri hukuman yang pantas untuk pencuri. Aku harus pergi. Selamat malam, Sena." ia mengerling nakal padaku. Aku memutar bola mata dan menghela pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Baby [BTS]
FanfictionKetika 7 orang pria yang tinggal di apartemen 201 harus dihadapkan dengan merawat bayi tanpa identitas yang tiba-tiba muncul di depan pintu apartemen mereka. ••• 🌸 Completed. 🌸 Cast(s): BTS members. ⚠ DO NOT PLAGIARIZE. ©kookkiri, 2017.