Chapter 17: Drunk

977 161 23
                                    

4 hours ago

Sena menggenggam secarik kertas di tangannya erat-erat, sambil berjalan cepat menyusuri koridor gedung fakultasnya menuju ruang musik. Binar-binar di matanya menunjukkan bahwa gadis itu sedang sangat bersemangat.

Tak butuh waktu lama, ia sudah sampai di depan pintu ruang musik. Sena menghela napas, kemudian memejamkan mata dan merapalkan doa-doa dalam hatinya. Ia ingin rencananya kali ini berhasil. Ia tidak boleh gagal.

KRIETTT...

Seorang lelaki yang sedang duduk di sofa ruang musik langsung menoleh ke arah pintu ketika pintu itu dibuka oleh Sena. Matanya yang sipit sedikit membesar dibalik kacamata bacanya. Sesaat kemudian ekspresinya berubah masam.

"Ah, apa aku lupa menghidupkan tanda ruangan ini sedang dipakai?" gumamnya cukup keras. Sengaja. Agar Sena tersindir.

Sena mendengus geli, lalu menggeleng, "Tidak kok. Lampunya merah. Kau tidak lupa, Sunbae." balas Sena sambil menunjuk lampu di depan pintu ruang musik. Lampu itu akan berwarna merah jika ruangan sedang digunakan, dan biru jika tidak.

Yoongi mendesah, lalu meletakkan kertas-kertas yang tadi dipegangnya ke space kosong di sebelahnya.

"Apa maumu?" tanyanya dingin.

Sena mengulas senyum jenaka, lalu berjalan mendekat sampai beberapa centimeter di depan Yoongi. Yoongi menengadah dengan dahi berkerut ketika Sena menyerahkan secarik kertas padanya.

"Baca ini." pinta Sena.

Tanpa menunggu lama, Yoongi pun meraih kertas tersebut lalu membacanya. Alisnya naik sebelah.

"Kompetisi violin? Lalu apa hubungannya denganku? Aku bermain piano, bukan vi—" Yoongi menghentikan kalimatnya ketika ia menyadari sesuatu. "Jangan bilang kau—"

Sena mengangguk semangat, "Jadilah pengiringku, Sunbae."

**

2 hours ago

Sena hampir tidak percaya ia bisa dengan mudahnya membujuk manusia bongkahan es seperti Yoongi untuk menjadi pengiringnya. Yah, meskipun sebagai bayarannya, ia harus menemani laki-laki itu minum di bar. Oke, ini adalah sisi lain Yoongi yang Sena tidak tahu. Entah Yoongi memang sudah biasa minum, atau karena ia sedang banyak pikiran, tapi yang jelas, laki-laki itu punya ketahanan yang kuat dalam minum alkohol. Sekarang sudah 3 gelas bir ia habiskan dan belum ada tanda-tanda laki-laki itu akan tumbang.

"Ya, kau juga minum." ujar Yoongi yang tanpa persetujuan sudah menuangkan bir ke gelas Sena. Sena menelan ludahnya berat. Kalau sampai orangtuanya tahu ia pergi ke tempat seperti ini dan minum alkohol, ia pasti akan dicincang habis.

"Aku tidak bisa." balas Sena yang kemudian menjauhkan gelas bir itu dari hadapannya. Yoongi berdecih sambil menyeringai.

"Kau lupa perjanjian kita? Kau temani aku minum, aku mau jadi pengiringmu. Kalau kau tidak minum, perjanjian batal."

Sena mendesah berat. Dengan ragu-ragu, ia meraih gelasnya. Menatap Yoongi dan gelas bir di tangannya bergantian.

"Eomma, Appa, mianhae." gumamnya lalu menenggak birnya oneshot.

**

(Soomi POV)

Ding dong!

Suara bel dari pintu depan memecah lamunanku. Aku bergegas menuju pintu dan tanpa basa-basi membuka kenop pintu itu dengan cepat.

"..."

Hello Baby [BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang