"Eonni, apa gaunku cantik? Atau yang biru lebih cantik?"
Soomi menghela napas untuk yang kesekian kalinya. Ini selalu menjadi kebiasaan Sena setiap kali akan tampil di panggung, ia selalu khawatir. Khawatir untuk hal-hal yang tidak penting, seperti apakah makeup-nya terlalu tebal, atau rambutnya ditata dengan bagus.
"Kau sempurna, Sena. Sekarang berhenti bercermin dan tenangkan dirimu di ruang tunggu."
Soomi menepuk pundak adiknya, membuat Sena menghembuskan napas panjang yang seakan bisa membantu melepas kegugupannya. Ini kompetisi pertamanya sejak ia masuk universitas. Ia tidak ingin mengecewakan siapapun. Termasuk Yoongi yang sudah rela berlatih untuk menjadi pengiringnya, meskipun laki-laki itu tengah disibukkan dengan tugas akhirnya sendiri.
"Baiklah, aku akan pergi sekarang. Eonni, doakan aku, ya!"
Setelah mendapat semangat dari kakak sepupunya, gadis berambut sebahu itu kemudian berlari kecil menuju ruang tunggu. Yoongi sudah ada disana sejak tigapuluh menit yang lalu.
"Kenapa lama sekali?" tanya Yoongi tak sabaran saat Sena baru saja mendudukkan dirinya di sebelah laki-laki itu.
Sena hanya menyengir gugup, "Bukan apa-apa, aku hanya mengobrol sebentar dengan eonni."
Yoongi memperhatikan gadis disebelahnya yang tengah menunduk sambil meremas rok gaun merahnya. Terdengar hembusan napas berat setiap beberapa detik, membuat Yoongi frustasi karena ia khawatir kegugupan Sena akan menghancurkan penampilannya.
Tidak tahan melihat Sena dengan kondisi seperti itu, tangan Yoongi bergerak menggenggam kepalan tangan Sena, membuat Sena membelalak kaget dan langsung menoleh pada laki-laki berambut hitam itu.
Namun Yoongi justru memalingkan wajah.
"Tenanglah, kau sudah berlatih jadi jangan takut."
Yoongi hanya berucap satu kalimat, namun hal itu sukses membuat kegugupan Sena menguap entah kemana. Bahunya yang tadinya tegang perlahan menurun, kepalanya tak lagi menunduk dan sebuah senyum terukir di bibirnya.
Ia berpikir, memang seharusnya ia tidak perlu takut. Bukan karena ia sudah berlatih, dan merasa puas dengan hasil latihannya selama ini.
Namun karena yang bersamanya saat ini adalah Min Yoongi. Ia tidak perlu takut akan apapun selama ada Yoongi.
**
"Selamat, Nona Oh. Penampilanmu sangat memukau tadi."
Puji salah seorang staff saat Sena baru saja memasuki lorong backstage setelah penampilannya selesai beberapa saat yang lalu. Napasnya masih terengah-engah dan keringat masih bercucuran di wajahnya, namun ia tersenyum bahagia pada semua orang yang memujinya.
Yoongi yang mengikuti di belakangnya ikut tersenyum. Ini pertama kalinya ia menjadi pengiring di kompetisi, dan ia berhasil. Jika menang nanti, memang bukan namanya yang akan dipanggil, bukan ia yang akan menerima piala, dan ia tidak akan ada di panggung ketika Sena menerima hasil kemenangannya. Tapi ia bahagia. Ia cukup bahagia bisa menjadi pendukung seseorang untuk bahagia.
Selama ini ia selalu menutup dirinya, enggan membantu siapapun yang dianggap akan menyusahkan. Namun ia salah, melihat seseorang bahagia karena sesuatu yang dilakukannya, merupakan hal yang sangat menyejukkan hatinya.
Diam-diam ia mulai menyesal. Seandainya dulu ia ikut merawat Byul dengan baik...
"Tuan Min Yoongi, apa ada yang bernama Tuan Min Yoongi disini?"
Lamunannya pecah saat namanya dipanggil oleh salah seorang staff. Yoongi lantas berdiri.
"Ya, aku Min Yoongi."
![](https://img.wattpad.com/cover/99681468-288-k722402.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Baby [BTS]
FanfictionKetika 7 orang pria yang tinggal di apartemen 201 harus dihadapkan dengan merawat bayi tanpa identitas yang tiba-tiba muncul di depan pintu apartemen mereka. ••• 🌸 Completed. 🌸 Cast(s): BTS members. ⚠ DO NOT PLAGIARIZE. ©kookkiri, 2017.