Chapter 10: A Date

1.2K 196 16
                                    

Sinar matahari yang merangsek masuk dari jendela terpaksa membangunkan Jimin dari tidurnya. Letak kasurnya yang bersebelahan dengan jendela membuatnya harus merasakan hal ini setiap pagi. Dengan segenap tenaga yang berhasil dikumpulkan, ia bangkit ke posisi duduk, mengucek matanya yang masih mengantuk.

Ugh...

Pandangannya kemudian beralih ke jam dinding. Sudah jam 8.30 pagi.

Hari apa ini?

Otaknya yang belum sepenuhnya berfungsi terpaksa bekerja keras untuk sekedar mengingat hari apakah hari ini.

Sabtu?

Bibirnya lantas terangkat membentuk sebuah senyum. Sabtu berarti tidak ada kuliah. Dan sabtu ini, ia sudah punya rencana yang dibuatnya berhari-hari yang lalu.

Kencan dengan Byul.

Dengan semangat Jimin turun dari kasurnya dan berlari keluar kamar. Sepi. Sepertinya semua orang belum bangun. Ia lantas pergi ke kamar Namjoon, membuka pintu itu perlahan.

Mengintip sedikit, dilihatnya Namjoon dan Jungkook yang masih terlelap di kasur masing-masing. Ia kemudian masuk perlahan ke dalam, dan berjinjit ke baby box milik Byul. Tanpa disangka, bayi mungil itu sudah terbangun. Senyum Jimin merekah melihat Byul tersenyum sambil mengayun-ayunkan tangannya di udara, seperti minta digendong.

"Hei putri kecil, kau sudah bangun ternyata." bisiknya. Ia lalu mengambil Byul dari baby boxnya dengan hati-hati. "Anak pintar, pagi-pagi sudah bangun." ujar Jimin gemas sambil mengusap-usap pelan pipi Byul, membuat si bayi terkekeh geli.

Suara-suara yang ditimbulkan oleh Jimin dan Byul membuat Jungkook mengerang dalam tidurnya. Jimin membuat gerakan siaga, takut kalau-kalau si bayi besar bangun dan mengamuk.

"Ssst, jangan keras-keras nanti Kookie oppa bangun." ujar Jimin sambil meletakkan telunjuknya di bibir Byul, namun Byul malah tertawa lagi, menggenggam jari Jimin dengan tangannya.

Jimin kemudian membawa Byul keluar kamar, lalu menaruhnya di kereta bayi. Ia kemudian mendorong kereta bayi Byul ke dapur.

"Kau lapar kan, putri kecil?" tanyanya basa-basi sambil membuatkan susu untuk Byul. Tidak seperti pertama kali, sekarang Jimin sudah mahir melakukan kegiatan seperti membuat susu bayi, mengganti popok, atau memandikan Byul.

"Hari ini kita pergi kencan, eotte?" pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban itu kembali dilontarkan oleh Jimin. Ia kemudian memberikan sebotol susu pada Byul, yang langsung disambut oleh bayi itu.

Melihat Byul menyedot susunya dengan semangat sambil menatap Jimin, senyum laki-laki itu mengembang. Ia kemudian berlutut di depan kereta bayi itu, tangannya meraih kalung bintang yang melingkar di leher Byul.

"Ibumu pasti merindukanmu, putri kecil." ucapnya lirih. Ia lalu menghela napas berat, "Kalau aku bilang aku mau jadi Ayahmu, apa boleh?"

**

Pukul 10 pagi, Jimin sudah siap dengan berbagai keperluan bayi di tasnya. Byul juga sudah rapi dengan kaos putih dan overall bermotif sapi. Tak lupa mainan-mainan karetnya Jimin letakkan di sekitar Byul.

Jungkook yang baru bangun tiba-tiba keluar dari kamarnya. Ia menatap Jimin heran dengan matanya yang masih separuh terbuka.

"Mau kemana, hyung?" tanyanya sambil mengucek-ngucek mata.

"Kencan." jawab Jimin singkat sembari memasang sepatunya.

Jungkook mengerucutkan bibir, "Dengan Byul?" Jimin mengangguk. "Curang, aku kan juga mau." Rengek Jungkook. Ia kemudian berjalan mendekati kereta bayi Byul, berlutut didepannya. "Lain kali kau harus pergi kencan bersama Kookie oppa, eo?" ujarnya sambil menjulurkan kelingking besarnya. Alih-alih melakukan pinky promise, Byul malah menggenggam kelingking Jungkook dengan tangan kecilnya.

Hello Baby [BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang