Part 20

12.5K 560 12
                                    

Happy reading...

Typo di mana mana.

Yang di mulmed itu Dwi Hanifah a.k.a Hani.












- Author POV -


2 hari telah berlalu. Keluarga Santoso sedang makan malam bersama.



Hening...

Tak ada percakapan. Hanya suara dentingan sendok dan garpu yang menggema di ruangan tersebut.

"Ekhem..."

Rudi -Papa Rio & Nico- berdehem.

"Kenapa, Pa ?" tanya Nico. Putra sulungnya.

"Setelah makan malam, kita kumpul di Ruang keluarga." kata Rudi tegas.

Istri & kedua anaknya mengangguk mengerti.



Di ruang keluarga...

Lia -Mama Rio & Nico- meletakkan 4 buah gelas teh hangat dan beberapa potong brownies buatannya di meja Ruang keluarga untuk camilan.

Tak lama kemudian, Rudi datang. Semua yang ada di ruangan tersebut diam. Tidak ada yang berani membuka suara.

"Kalian pasti tau kan ? Tujuan Papa kumpulin di sini." Rudi membuka pembicaraan.

"Ini tentang pernikahan Rio & Jihan. 2 hari Papa sudah memberi kamu waktu untuk berpikir. Jadi, apa keputusanmu ?" tanya Rudi menatap Rio tajam.

"Aku... Aku... Aku siap menikahi Jihan, Pa." jawab Mario terbata - bata.

Senyum terukir di wajah keluarga tersebut.

"Sebelumnya... Papa minta maaf. Papa udah ngerusak masa depan kamu. Di usia yang harusnya kamu menikmati masa muda bersama teman - teman. Malah jadi begini..." ujar Rudi sedih.

"It's okay, Pa. Orang tua pasti tau yang terbaik untuk anaknya. Mana ada orang tua yang menjerumuskan anaknya ke yang enggak baik. Rio juga minta maaf, selama ini Rio nyusahin Papa, Mama & Kak Nico." kata Rio bijak.

"Besok kamu bicarakan dengan Jihan tentang pernikahan kalian. Walaupun ini pernikahan tertutup, kalian tetap harus tampil maksimal di hari istimewa kalian nanti." kata Lia semangat.

"Hm... Tentu. Yaudah, Rio pamit ke kamar duluan ya. 2 minggu lagi Ujian Kenaikan Kelas. Rio belajar dulu." pamit Rio sambil menuju kamarnya.

"Kenapa Rio tiba - tiba setuju ya ? Pa,Ma." tanya Nico heran.

"Jangan - jangan ingatan Rio udah kembali. Dan dia mengingat Jihan. Nico, kamu tau sesuatu ?" tanya Lia.

Nico menggeleng.

"Enggak tuh, Ma."

"Sudahlah. Yang penting, sekarang Rio sudah menerima perjodohan ini. Kalo masalah dia sudah ingat atau belum tidak usah di bahas." kata Rudi sambil mengambil sepotong Brownies.

"Iya juga sih... Ya, semoga aja dia benar - benar ingat. Oh iya, Mama hubungi Laras -Ibu Jihan- dulu. Dia pasti senang mendengar berita ini." kata Mama sambil meminum tehnya.


Sedangkan Rio, ternyata dia mendengar semua percakapan tersebut.

"Sudah mengingat Jihan ? Apa maksudnya ? Jihan...???" gumam Rio dengan dahi berkerut.

"Akh..." rintihnya sambil memegang kepalanya yang tiba - tiba sakit.

Dia buru-buru menaiki tangga dan menuju kamar nya.

High School Love Story ( You & I )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang