Part 17

12.5K 441 13
                                    

Happy reading...

Typo bertebaran.

"Tuhkan lo berdua kaget.. " kata kak Rin.

"Kakak cuma jadi semacam pelayan atau bartender kan ?" tanya Oci penuh harap.

Aku harap juga begitu.

"Ya..."

Huft... Aku & Oci bernafas lega.

Kak Rin masih punya harga diri untuk tidak bekerja sebagai... Psk misalnya...

"Tapi..." kata kak Rin.

"Tapi apa kak ?" tanyaku

"Tapi.. Kakak juga kerja sampingan..." jawab kak Rin.

"Kerja sampingan ? Maksud kak Rin ?" tanya Oci hati - hati.

"Ya.. Lo taulah club. Kerja sampingan gue.. "

"Kakak jadi PSK ?" tanya Oci.

"Bisa di bilang gitu... Yang kerenan dikit napa. Bitch lha jangan PSK " jawab kak Rin.

Glek...

Aku menelan saliva dengan susah payah.

Kak Rin, seorang wanita cantik, cerdas & berpendidikan.

Bekerja sebagai pemuas nafsu pria mata keranjang ???

Ku lihat Oci menggigit bibir bawahnya kuat - kuat.

Itu tandanya dia geram. Ingin marah sekaligus menangis.

Aduh..

Bahaya nih...

Kalo Oci marah...

Para pasien bisa kena serangan jantung tiba - tiba nih...

Karena kalau Oci marah, dia bakal bentak - bentak & teriak gak jelas.

"Kak, istighfar kak. Sadar kak, itu pekerjaan haram..." kata Oci berusaha tenang.

"Gak usah sok nasehatin gue deh. Kalo gue gak kerja gitu, gue gak bakal mungkin bisa tinggal di Apartemen mewah & punya barang - barang high class lainnya"

"Tapi kak ...!!!" Oci mulai agak berteriak.

Aku mendekati Oci.

"Ci.. Ini rumah sakit. Jaga emosi lo" nasihatku.

"Tapi apa ? Gue tau itu haram. Tapi mau gimana lagi ? Gue capek hidup miskin & susah kayak lo ! Gue juga pengen punya barang - barang mahal ! Perhiasan, tas, sepatu, kosmetik..."

"Cukup !!! Oci benci sama kakak !"

"Sadar Ci... Hidup susah mulu emang lo gak bosen ? Dengan uang kita bisa beli barang - barang yang kita mau. Bisa nge - mall tiap hari, bahagia hidup kita..."

"Enggak ! Oci lebih bahagia hidup sederhana kayak gini ! Bahagia gak harus dengan uang ! Jihan ayo kita pulang... !!" kata Oci sambil meninggalkan kamar rawat kak Rin.

"Iya... Tunggu gue Ci. Kak Rin, Jihan pamit. Assalamualaikum" pamitku pada kak Rin. Aku langsung mengejar Oci yang sudah berada di dalam lift.



Hening....

Kami berdua saling diam di lift.

"Ci... Kalo lo mau nangis, nangis aja... Gak usah di tahan gitu..." kataku karena melihat mata Oci yang sudah berkaca - kaca.

"Hiks... Hiks... Jihan... Hiks... Gue masih gak percaya... Hiks.. Kak Rin.. Han.. Kak Rin.." Oci akhirnya menumpahkan air matanya di pundakku.

"Iya Ci... Gue ngerti perasaan lo.. Yang sabar Ci... Gue yakin, kakak lo pasti punya alasan lain. Gak mungkin cuma gara - gara uang. Tenangin diri lo Ci.." aku menenangkan Oci sambil menepuk halus punggungnya.

High School Love Story ( You & I )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang