"Ada apa sebenarnya dengan anak saya dok ?" tanya Rudi penasaran.
Dokter menghela napas panjang.
"Jadi begini, Pak. Putra Bapak... Koma..." jawab Dokter tersebut.
Rudi terdiam.
"Apa putra Bapak pernah memgalami kecelakaan atau semacamnya yang membuat daya kerja otaknya agak terganggu ?." tanya Dokter.
"Pernah. Karena kecelakaan tersebut, anak saya mengalami amnesia dengan sebagian masa lalunya." Rudi langsung teringat dengan kecelakaan yang menimpa Rio beberapa tahun lalu.
"Oh seperti itu... Jadi, penyebab komanya putra Bapak adalah karena ia terlalu berusaha mengingat kepingan masa lalu tersebut. Otaknya terlalu di paksa untuk mengingat hal tersebut." jelas Dokter.
"Kira - kira berapa lama anak saya akan koma, Dok ?"
"Saya tidak tahu pasti. Dan kalaupun dia bangun dari komanya nanti, akan ada dua kemungkinan yang akan terjadi padanya.".
"Maksud Dokter ?" tanya Rudi bingung.
"Kemungkinan pertama, saat bangun dari koma nanti, putra Bapak sudah mengingat masa lalunya itu. Dan kemungkinan kedua, dia akan mengalami amnesia seumur hidup. Ia tidak akan ingat apapun dan siapapun, bahkan ia tidak akan ingat dirinya sendiri." jawab Dokter.
Rudi terdiam kembali. Matanya memerah dan berkaca - kaca.
"Saya dan tim medis akan berusaha semaksimal mungkin. Selebihnya, kita serahkan pada Tuhan. Kita selaku makhluknya hanya bisa berdoa dan berusaha.".
"Teroma kasih, Dokter. Saya permisi dulu." kata Rudi sambil keluar dari ruangan.
Ia menghampiri Istri dan Menantunya.
"Gimana, Pa ? Rio baik - baik aja kan ?" tanya Lia cemas.
"Nanti kita bicarakan di rumah. Ayo pulang." jawab Rudi.
"Enggak ! Aku mau nunggu-in Rio di sini. Mana bisa aku tinggalin dia sendiri !" tolak Lia.
"Kata Dokter, Rio harus istirahat total. Besok pagi kita kembali ke sini. Sekarang, biarkan Mario istirahat dulu." bujuk Rudi.
"Kalau kamu mau pulang, pulang aja ! Aku mau jaga-in Rio." Lia tetap menolak.
"Yulia... Kamu juga butuh istirahat. Lagipula kasihan Jihan. Dia pasti gak nyaman tidur dengan posisi begitu. Punggung dan lehernya pasti sakit." Rudi masih membujuk Istrinya.
"Hm... Oke. Tapi janji ! Pagi - pagi kita ke sini lihat keadaan Rio.".
"Iya sayangku... Besok kita ke sini subuh - subuh kalo kamu mau."
"Apaan sih ? Sayang - sayang ! Gak usah sok romantis deh ! Udah tua masih aja genit.".
"Genit sama Istri sendiri emang gak boleh ?" goda Rudi.
"Gak !" jawab Lia ketus.
"Yaudah. Nanti aku genit sama wanita lain aja.".
"Berani genit sama cewek lain ? Oke. Kamu gak bakal dapat jatah setahun !" kata Lia mantap.
"Yah... Jangan dong ! Aku kan cuma bercanda." ujar Rudi dengan muka melas.
***
Keesokkan harinya...
"Kring... Kring..." ponsel Jihan berdering tanda ada panggilan masuk.
"Assalamualaikum. Halo ?".
"Waalaikumsalam. Lo kenapa, Han ? Kok suaranya serak gitu sih ?" tanya seseorang di sebrang telpon.
"Iya nih... Gue lagi radang tenggorokkan." bohong Jihan.
"Jangan bohong sama gue ! Gue tau mana serak karna radang tenggorokkan dan serak karna habis nangis.".
"Ketahuan ya ? Lo tau aja,Hani. Oya, ada apa pagi - pagi telpon ?" tanya Jihan.
"Gue mau tanya kabar lo dan Rio. Kenapa gak masuk ? Jangan - jangan... Lo semalam 'ena-ena' sama Rio ya ? Ngaku lo !" kata Hani.
"Pikiran lo negative mulu ! Lagian Rio juga lagi koma di Rumah sakit. Mana bisa 'ena-ena'..." jawab Jihan.
"WHAT ??? RIO KOMA ??!" pekik Hani.
"Mampus... Keceplosan." rutuknya pada diri sendiri.
"Lo di Rumah sakit ? Kasih tau alamat Rumah sakitnya ! Gue dan Aji bakalan ke sana sepulang sekolah !" kata Hani.
Jihan menyebutkan alamat dan nomor kamar rawat Rio.
***
"Assalamualaikum."
Jihan yang baru selesai sholat Ashar langsung membereskan mukenanya dan menuju pintu.
"Waalaikumsalam. Udah datang, Han... Eh ? Kok kalian juga ada di sini ?" tanya Jihan terlejut karena melihat semua temannya dan teman Rio ternyata juga ikut menjenguk.
"Kenapa ? Kita mau jenguk Rio. Emang gak boleh ?" tanya Kei.
"B-boleh.. Kok. Ayo masuk." kata Jihan.
"Katanya lo sama Aji doang." bisiknya pada Hani.
"Sorry. Gue kelepasan pas ngomong ke mereka. Peace... Hehehe." jawab Hani sambil membentuk huruf 'V' dengan jarinya.
"Rio kenapa bisa koma ?" tanya Dimas.
"Gatau juga. Sehabis mandi, gue dengar benda jatuh dari arah ruang tamu. Ternyata vas bunganya kesenggol sama Rio. Di situ Rio udah kesakitan lalu bla.... Bla... Bla...." Jihan menceritakan Kronologi kejadiannya.
"Tunggu... Kayaknya ada yang janggal dari cerita lo." kata Tio.
"Maksud lo ?" tanya Jihan tak mengerti.
"Lo habis mandi. Terus nyamperin Rio yang lagi di ruang tamu... Lo serumah sama Rio ?" tanya Tio.
Skakmat...
Jihan terdiam dengan penjelasan Tio.
"Bego ! Harusnya gue bohong dikit tadi ! Gimana dong... Mereka tau..." tanya Jihan dalam hati.
"Kok lo bengong ? Jawab ! Lo serumah sama Rio ?" tanya Kevin.
Jihan menatap ke arah Hani, Aji, Oci dan Iqbal.
Mereka hanya mengangkat bahu.
"Gue... Gue..." Jihan bingung mau jawab bagaimana.
TBC.
Akhirnya update juga.
Maaf ya lama.
Soalnya minggu kemarin benar2 padat waktunya.
Banyak banget tugas dan kerja kelompok jadi gak sempet update.
Makasih buat kalian yg udh sabar nunggu cerita ini...
Vomment jangan lupa yy.
See you.

KAMU SEDANG MEMBACA
High School Love Story ( You & I )
Teen Fiction"seandainya,aku bukan anak semata wayang di keluarga ini,aku pasti akan menolak perjodohan ini..." - Jihan - . . . "ini kan zaman modern,masih saja ada yang namanya perjodohan...hufttt,pokoknya aku tidak mau di jodohkan dengan gadis yang tidak aku k...