Karena banyak yang minta update, jadi author update malam ini...
Happy reading guys.
"Assalamualaikum. Rio !!! Kamu di mana ?!" teriak Jihan yang baru pulang sekolah.
"Waalaikumsalam. Di dapur !!" sahut Rio.
Jihan-pun segera menuju dapur.
"Hm... Wanginya enak ! Masak apa ?" tanya Jihan.
"Lagi coba bikin nasi goreng seafood." jawab Rio yang tak mengalihkan pandangannya dari wajan.
"Ada yang bisa di bantu ?" tawar Jihan.
"Enggak perlu. Lebih baik kamu ganti baju setelah itu kita makan siang bersama." tolak Rio halus.
"Tapi kalo di pikir - pikir tumben banget masak. Kesambet apaan ?" tanya Jihan.
"Kamu ini. Aku cuma mencoba untuk menjadi suami yang baik buatmu.".
Jihan terdiam.
"Kamu udah ingat ?" tanya Jihan lirih.
"Sedikit. Maaf aku belum bisa ingat sepenuhnya. Setelah beberapa kali terapi kemarin, aku cuma ingat kalo kita sudah menikah. Tadinya... Aku gak percaya. Tapi setelah lihat album foto wedding dan buku nikah kita. Aku jadi percaya." jelas Rio.
"Jangan minta maaf. Aku senang kamu udah ingat walau belum sepenuhnya. Jangan terlalu memaksakan diri. Aku ganti baju dulu." ujar Jihan sambil meninggalkan dapur.
"Iya, Pa. Walau dia belum ingat semuanya. Dia cuma ingat kalo aku itu istri dia." Jihan sedang menelpon mertuanya.
"....."
"Aamiin. Semoga Do'a kita semua cepat terkabul."
"....."
"Iya, nanti Jihan ajak Rio. Nanti papa kirim aja alamat gedungnya lewat BBM."
"...."
"Oke, Pa ! Assalamualaikum."
"Tuutttt.....".
"Jihan ! Makan siang sudah siap." seru Rio di iringi ketukan pintu.
"Eh ? Sudah ya ? Oke, 5 menit lagi aku turun." jawab Jihan dari kamar.
***
Meja makan...
"Wah... Kelihatannya enak ! Gal sabar buat cicipin." seru Jihan.
"Semoga rasanya tak mengecewakan. Mari berdoa dulu." kata Rio.
Setelah berdoa mereka pun makan siang.
"Enak sekali ! Ini nasi goreng seafood paling enak yang pernah kumakan." kata Jihan.
"Kalo begini, kamu jadi makin mirip Kak Nico." sambung Jihan.
"Kak Nico ? Siapa ?" Rio mengernyit bingung.
"Oh iya. Kamu belum ingat ya....".
Rio menggeleng.
"Dia kakak kamu. Ahmad Nicholas Santoso." jelas Jihan.
"Maaf.".
"It's Ok. Aku tau kamu udah berusaha semaksimal mungkin." Jihan menghibur Rio.
"Eh ? Baru ingat ! Kak Nico dan Nisa menikah minggu depan. Kamu mau datang kan ?".
"Pasti. Kata kamu Kak Nico itu kakakku. Aku pasti hadir di haru bahagianya." jawab Rio.
***
Satu minggu kemudian...
Rio dan Jihan sedang berada di resepsi pernikahan Nico dan Nisa.
"Hei, Rio ! Jihan ! Lama gak ketemu." sapa Aji dan Hani.
"Kamu.... Siapa ?" tanya Rio bingung.
"Huh ? Belum ingatnya ?" tanya Aji.
"Dia teman sekelasmu." kata Jihan.
"Gue teman lo. Dan ini Hani, tunangan gue yang dulunya mantan pacarmu.".
"Yang itu gak usah di ingatin kali !" bisik Hani sambil menyikut lengan Aji.
Sedang Aji hanya cengengesan.
"Btw, teman - teman yang lain pada gak datang ?" tanya Jihan.
"Iqbal & Oci lagi OTW. Sisanya entahlah..." jawab Hani.
"Kei dan Tio, lo tau kan mereka lagi pacaran. Mereka ke Jepang untuk menemui Ayah Kei yang penyakitnya kambuh sekalian Tio mau lamar Kei." jelas Aji.
"Kalo Kevin dan Myta... Gue denger kabar mereka juga kayaknya ada hubungan khusus. Tapi mungkin lagi ada masalah. Myta kabur dan Kevin lagi nyari dia. Semoga mereka baik - baik aja. Terus... Dimas. Dia lagi ke Padang sekeluarga buat ngelamar Anggi." lanjut Aji.
"Lagi musim nikah ya ?" tanya Hani bergurau.
"Itu Citra ! Sama siapa dia ke sini ? Gue gak tau kalo dia lagi dekat sama cowok." kata Hani sambil menunjuk Citra yang baru datang.
"Kayaknya gue kenal tuh Cowok. Itu Andhika. Kakaknya Iqbal kali gak salah." tebak Jihan.
Citra menghampiri mereka.
"Hai semua... Eh ? Ada Rio juga. Lo apa kabar ?" sapa Citra.
"Baik." jawab Rio singkat.
"Dia lagi proses terapi. Jadi... Belum terlalu ingat sama teman - temannya." jelas Jihan.
"Oh gitu. Semoga lekas ingat ya, Yo." kata Citra.
"Aamiin. Thanks, Cit." jawab Jihan.
"Lo bawa cowok ? Siapa tuh ?" tanya Hani.
"Kenalin, Andhika. Pacar gue.".
"Kenalin juga Kak, ini teman - teman gue. Aji, Hani, Rio dan Jihan." lanjut Citra.
***
Keesokkan harinya...
Jihan, Rio, Lia dan Rudi sedang mengantar Nisa dan Nico ke Bandara.
Mereka berencana untuk bulan madu ke Raja Ampat.
"Mau pada nitip oleh-oleh apa nih ?" tanya Nico.
"Mama sama Papa gak minta macam - macam. Cuma minta cucu, udah itu aja." jawab Lia.
"Itu sih pasti. Iya kan sayang ?" tanya Nico pada Nisa.
"I - iya..." jawab Nisa malu - malu.
"Yaudah. Kita pergi dulu, Assalamualaikum." kata Nico.
"Waalaikumsalam. Hati - hati.".
***
Bersambung ke Extra part selanjutnya...
Maaf klo pendek. Author kehabisan ide soalnya.
Maaf juga klo update lama. Karena kadang mood tidak mendukung.
Makasih bgt yg masih setia nunggu cerita ini.
Oya tentang special part yg author bilang kemarin2. Gak jadi yyy...
Karna kalian ngebet Rio dan Jihan. Hehehe...
Jgn lupa vomment.
Thx.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Love Story ( You & I )
Teen Fiction"seandainya,aku bukan anak semata wayang di keluarga ini,aku pasti akan menolak perjodohan ini..." - Jihan - . . . "ini kan zaman modern,masih saja ada yang namanya perjodohan...hufttt,pokoknya aku tidak mau di jodohkan dengan gadis yang tidak aku k...