Part 35

16K 507 83
                                    



Happy reading...






- Author POV -


Setelah selesai membersihkan badan, Jihan langsung mengenakan piyama. Ia berniat tidur lebih awal.

"Hari yang melelahkan..." gumamnya.

Saking lelahnya, sampai dia lupa kalau kamarnya masih terkunci. Dia juga lupa kalau Rio ada di luar kamar.

Beberapa menit kemudian, Jihan masih terjaga. Kisah antara Kak Kenzie dan Kak Marina masih berputar - putar di otaknya.

"Haah... Padahal udah ngantuk banget. Tapi kok gak merem - merem juga nih mata." katanya kesal.

Jihan-pun memaksa menutup matanya.

Tapi, sedetik kemudian matanya kembali terbuka karena terkejut mendengar benda terjatuh.

"Praanngg..."

Jihan segera bangkit dan menuju pintu.

"Kok gak bisa di buka ? Oh iya ! Tadi kan di kunci." katanya pada diri sendiri.

Jihan mengbil kunci kamar yang tergeletak di atas nakas.

Setelah pintu terbuka, Jihan mencari sumber suara.

"Masa iya maling ? Setahu gue, apartemen ini keamanannya ketat kok." pikirnya.

Jihan mengendap-endap sambil memegang gagang sapu ijuk untuk jaga - jaga.

"Akh...!!!"

Jihan mendengar suara orang teriak.

"Waduh. Itu kan suara Rio ? Jangan - jangan Rio di apa - apain sama maling itu ! Tadi suaranya kayaknya dari arah ruang tamu deh...".

Jihan meneruskan langkahnya menuju ruang tamu. Benar saja, suara tersebut makin jelas terdengar.

"Hah ? RIO !!!" pekik Jihan.

Ia langsung melempar sapu ijuknya ke sembarang tempat dan mendekati Rio.

"Aw..." Jihan mengernyit kesakitan karena tak sengaja menginjak pecahan kaca vas bunga yang tadi terjatuh.

Tapi ia tak mempedulikannya. Ia kembali menghampiri Rio.

"Rio... Rio... Lo kenapa ?" tanyanya sambil mengguncang-guncangkan badan Rio.

"Arghhh... Sakittt !!!" rintih Rio sambil menjambak rambutnya sendiri.

"Rio... Kepala lo sakit lagi ? Gue ambil obat dan air dulu ya. Bentar...".

Jihan bergegas mengambil obat yang biasa Rio minum saat sakit kepalanya kambuh.

Tak lama kemudian, Jihan kembali.

"Lho ? Kok dia gak teriak - teriak lagi ?" tanyanya karena tak mendengar Rio teriak kesakitan lagi.

"Astaghfirullah !!! Rio..." Jihan terkejut. Ternyata Rio pingsan.

"Yo... Bangun !!! Gue udah bawa obat buat lo ! Bangun... Yo..." kata Jihan.

Tak terasa air mata mengalir dari kedua matanya.

"Rio... Bangun. Yo... Hiks.. Bangun.. Hiks." Jihan terisak.

Kedua mata Rio tetap terpejam.


***



"Assalamualaikum. Jihan, ada apa malam - malam telpon, nak ?" tanya Lia.

High School Love Story ( You & I )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang