PERKENALAN

37.5K 1.9K 213
                                    

Hai, panggil aku Aan. Awalnya, aku tidak tahu mengapa aku sangat berbeda dengan teman-temanku. Kemudian, aku mulai mencari tahu dan menemukan jati diriku, seorang anak indigo. Entahlah...

Semua berawal ketika aku masih kecil, entah berapa tahun yang lalu. Saat itu, aku melihat ada makhluk yang melemparkan tali kepadaku, tetapi aku merasa sangat takut. Wajahnya setengah hancur, abstrak, dan tak bisa dijelaskan. Setengah wajahnya tampak tua seperti bapak-bapak, padahal tubuhnya kecil seperti anak-anak (kerdil). Ia memiliki mata satu, tidak berkaki, tidak berambut, dan sangat mengerikan.

Aku menjerit ketakutan. Untung saja ibuku ada di sana. Ia mencoba mengusir makhluk itu dengan melantunkan ayat suci Al-Qur'an. Aku pun merasa tenang.

Saat kecil, aku sering diajak bepergian ke Bangka Belitung, Palembang, Jakarta, dan berbagai tempat di Sumatera, termasuk Lahat—masih di wilayah Palembang—karena mengikuti ayah yang sering keluar kota atau pulau untuk urusan pekerjaan.

Ketika kami pergi dari Palembang ke Lahat menggunakan kapal feri, aku melihat dari jendela ada tiga orang kecil (kerdil) dengan baju kusam, tampak seperti petani, dan menggendong cangkul di tangan kanan mereka. Mereka berdiri berhadapan seolah-olah sedang berkomunikasi. Suara mereka kecil dan terdengar asing di telingaku.

Anehnya, aku tidak merasa takut, malah merasa gemas karena mereka terlihat lucu, ditambah lagi dengan suara yang unik. Namun, sejak saat itu, setiap kali aku sakit, orang-orang kerdil itu selalu mengelilingiku, melompat-lompat di atas kasurku.

Dulu, aku menganggap makhluk-makhluk itu sebagai manusia biasa, tetapi sekarang aku tahu bahwa mereka adalah makhluk gaib.

Beberapa tahun berlalu, dan makhluk-makhluk itu menghilang. Entah karena aku sudah pindah ke Bangka atau karena aku tidak sering sakit lagi.

Masih teringat ketika pertama kali aku berada di Bangka. Aku dan kedua orang tuaku mengendarai motor di malam hari yang gelap. Aku melihat ke kanan dan kiri, hanya ada pepohonan di pinggir hutan.

Aku melihat banyak sekali makhluk di sana. Ada seorang wanita berambut panjang berbaju putih yang bergelantungan di cabang pohon, ada manusia raksasa berbulu dengan mata merah, dan kuku mereka sangat panjang.

Setelah beberapa minggu di Bangka, aku kembali ke Palembang. Di hari pertama, aku melihat ada lukisan wanita cantik yang sedang duduk. Lukisan itu diletakkan di dinding tangga, tepat di tengah-tengah tangga.

Lukisan itu aneh. Wanita di lukisan itu tersenyum, tetapi wajahnya terlihat sedih. Yang paling aneh lagi, matanya seolah-olah selalu melihat ke arahku. Jika aku ke atas, matanya seolah-olah melihat ke kanan atas, dan ketika aku ke bawah, matanya seolah-olah melihat ke kiri bawah. Entahlah... Mungkin hanya perasaanku saja.

Beberapa hari kemudian, ketika aku sedang duduk di teras atap rumah, aku melihat sesosok kabut hitam yang menggumpal sedang lewat di depan rumah menuju ke belakang rumah. Aku penasaran, langsung turun dan menuju ke belakang rumah. Kabut hitam itu masih ada, bahkan sekarang terlihat seperti bayangan seseorang.

Aku telusuri bayangan tersebut hingga menghilang di tengah-tengah gang sempit. Aneh. Lalu, ibuku memanggilku. Aku meninggalkan bayangan itu dan menghapus rasa penasaranku, lalu berlari ke pelukan ibuku.

Setelah melihat bayangan tersebut, aku menjadi sakit (demam tinggi). Ketika aku sakit, aku melihat semua orang, lukisan-lukisan, bahkan orang di TV, kepalanya tidak ada alias hilang. Hanya ibuku saja yang memiliki kepala, bahkan keluargaku pun tidak berkepala.

Menyeramkan. Sangat aneh dan menyeramkan. Aku memberitahu ibuku tentang apa yang telah aku lihat, dan katanya itu hanya khayalanku saja.

Oh, benar, mungkin itu hanya khayalanku saja. Aku juga tidak tahu. Lalu aku tidur, dan ketika bangun semuanya kembali normal. Ternyata benar, itu hanya khayalanku saja. Mungkin. Aku juga tidak tahu.

Di rumahku dulu memang banyak keganjilan, tetapi aku merasa nyaman-nyaman saja tinggal di rumah itu. Kata orang-orang sekitar, di atas atap rumah itu sering ada perempuan yang suka bergelantungan kakinya. Ternyata, di atas rumah itu ditanami bunga melati. Makhluk-makhluk seperti itu, terutama kuntilanak, suka dengan bau melati.

Kenapa?

Karena bau melati itu membangkitkan semangat mereka. Ini ada ceritanya...


*vote supaya penulisnya semangat nulisnya*

AKU INDIGO ???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang